Chapter 20

2.3K 91 16
                                    

Alasan aku unpublish, karena mau mengedit ulang, karena ada permintaan untuk mengganti nama cast. Jadi aku rombak lagi dengan nama penokohan. Jadi setelah aku selesai mengedit, baru dipublish ulang. Terima kasih. 

Chapter 20

Fourth memang takut kebutaannya menjadi beban bagi orang-orang yang dicintainya, senyuman ayah Fourth pun bertambah lebar. "Itu kan katamu.", ujarnya, menyusupkan cukup rasa tak percaya ke dalam suaranya untuk terus mendorong Gemini.

"Itu benar! Aku mencintai pemuda itu sepenuh hati." Ayah Fourth menanggapinya dengan dengusan sarkastik.

"Caramu menunjukkan rasa cintamu aneh sekali. Berkat dirimu, sekarang putraku kelihatan seperti orang pesakitan. Berat badannya turun banyak, aku sampai ketakutan."

"Oh Tuhan." bisik Gemini serak. Ayah Fourth meneruskan tanpa ampun.

"Aku sangat cemas, bukan hanya masalah kesehatannya, tapi juga bayinya." Itu sepenuhnya benar. "Sekarang, tiba-tiba saja, kau menelepon kemari dan berharap bisa membangun kembali komunikasi? Jangan berharap."

"Baik, aku paham posisimu. Sekarang cobalah pahami posisiku. Dengan segala hormat, pho, Fourth suamiku. Aku akan datang menjemputnya besok. Kalau anda ingin menghentikanku, sebaiknya anda berdiri di beranda dengan senapan terisi penuh dan bersiap-siap untuk menggunakannya."

"Memanggil polisi jauh lebih mudah."

"Lakukan saja apa yang harus anda lakukan, menginap semalam di penjara tidak masalah buatku. Pahamilah satu hal, aku mencintai putramu, dan dia mencintaiku. Berapa malam pun aku dipenjara, cepat atau lambat, aku akan membawanya pulang. Saat hari itu tiba, bukankah akan lebih baik jika kau berdamai dengan menantumu?" Ayah Fourth kagum dengan keberanian anak muda ini. Kekuatan memancar dari dirinya, bahkan dari seberang telepon, dan Gemini Norawit jelas-jelas bukan orang yang mudah digertak. Pria inilah yang dibutuhkan Fourth dari seorang suami, seseorang yang akan selalu mendampingi Fourth dalam suka dan duka. "Benar juga."

"Tadinya aku berharap akan mendapatkan restumu sebelum aku...." kalimat Gemini terhenti, kekosongannya terisi pertanyaan, "Maaf?"

"Kubilang benar juga. Tentu saja aku ingin berdamai dengan suami putraku dan ayah dari cucuku. Jam berapa kau akan datang besok?"

"Menjelang siang," jawab Gemini, suaranya terdengar waswas dan ragu. "Ehm... sebenarnya ada hal yang ingin ku diskusikan dengan anda."

"Ya?"

"Aku memutuskan meminta anda juga ikut tinggal bersama dengan kami di rumah. Aku sudah membangun sebuah pondok mungil untuk anda, dan kupikir Fourth akan jauh lebih aman jika anda ikut bersama dengannya pulang ke rumah kami. Rumah kami dan pondok Pho letakknya berdampingan, dan jika sewaktu-waktu Fourth membutuhkan atau merindukan anda, Fourth hanya tinggal berjalan lima langkah untuk mengunjungi pondok anda. Dan akan jauh lebih mudah, jika anda ikut pindah bersama kami di rumah, setidaknya anda bisa membantu Fourth jika dia membutuhkan bantuan selagi aku sedang sibuk mengurus perusahaan."

"Maksudmu, aku akan tinggal di rumah bersama dengan kalian? Dan kamu sudah menyediakan sebuah pondok mungil untukku?"

"Ya.... Dan kalian bisa bertemu kapanpun kalian inginkan dan aku akan jauh lebih tenang, jika Fourth lebih sering menghabiskan waktunya di pondok anda selagi aku sedang sibuk bekerja, pho..... Itu akan membuat perumahan kami jauh lebih aman bagi Fourth jika anda ada didekatnya."

"Hmm.... aku mengerti." Ayah Fourth berdehem pelan.

"Ehm, apa ada yang aku lewatkan?"

Akhirnya Ayah Fourth mengizinkan dirinya tergelak, "Tidak, nak. Kurasa akan lebih tepat mengatakan kalau aku yang telah mengabaikan beberapa hal. Waktu Fourth tiba di sini tiga minggu yang lalu, matanya merah karena menangis, aku sampai tidak bisa berpikir jernih karena marah. Suatu saat nanti, kau akan mengerti maksudku. Aku tidak berpikir.... hanya bereaksi. Putra kesayanganku terluka, dan di benakku kau yang bertanggung jawab."

[completed] Between Me & You | GeminiFourthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang