Chapter 18 : "Icy belum terbiasa, Ella!"

72 5 0
                                    

Jangan lupa divote, enjoy the story ~

----

Seperti biasa pagi ini Ella datang ke rumah kekasihnya untuk mengajaknya berangkat ke sekolah bersama-sama, namun ada suatu keanehan yang Ella rasakan.

"Ala, ayo berangkat ke sekolah!" ujar Ella dengan antusias dan penuh semangat dihadapan pintu rumah Ala selayaknya seperti seorang anak kecil yang sedang mengajak temannya untuk pergi bermain.

Pintu pun terbuka, namun bukan Ala, kekasihnya yang membukakan pintu. Melainkan mamanya, Kanara. Ella merasa heran, tumben sekali bukan Ala yang membukakan pintu untuknya.

"Eh ada Ella, mau ngajak Ala buat berangkat ke sekolah bareng ya? Tapi tadi Ala udah berangkat duluan ke sekolah sendirian," ucap Kanara dengan lembut. Ia sudah menganggap Ella seperti anak kandungnya sendiri saking seringnya Ella bermain ke rumah Ala.

Namun Kanara tidak tahu jika Ella sebenarnya ialah kekasih dari putrinya sendiri, Ala. Ala dan Ella sebelumnya sepakat akan merahasiakan hubungan mereka dari keluarga mereka masing-masing.

"Oh gitu ya tan? Oke deh kalau gitu Ella berangkat sekolah dulu ya, dadah tante," sahut Ella dengan sopan sembari menyalimi tangan Kanara. Kanara hanya mengangguk dan tersenyum seraya mengelus pelan rambut gadis remaja dihadapannya itu.

"Iya, hati-hati ya Ella." jawab Kanara seraya melambaikan tangannya pada Ella yang telah berada didalam mobilnya.

----

Saat ini Ala tengah terburu-buru berjalan ke kelasnya karena ia sedang tidak ingin bertemu dengan Ella. Ia masih marah perihal semalam, bagaimana bisa Ella membohonginya sampai bermesraan dengan gadis lain seperti itu? Ala benar-benar tidak terima, Ala cemburu dan Ala sangat kecewa pada Ella.

Namun sepertinya dewi keberuntungan sedang tidak berpihak pada Ala sekarang, sebab nyatanya ia malah berpapasan dengan Ella di lorong sekolah. Dengan cepat ia segera berlari menjauhi Ella. Ella yang mendapati sikap berbeda dari kekasihnya pun reflek mengejarnya.

Hingga akhirnya Ella berhasil mencekal pelan tangan kekasihnya itu agar Ala mau berhenti berlari, dan Ala pun terpaksa harus menghentikan aksi berlarinya.

"Apasih ngejar-ngejar aku," ujar Ala dengan ketus, ia membuang muka ke arah lain. Ala tak ingin menatap wajah Ella. Jika menatap wajah Ella, sudah pasti emosinya akan semakin memuncak karena memori foto yang dikirimkan oleh nomor tak dikenal itu terus terputar diotaknya.

"Kamu kenapa sayang? Kok menghindar dari aku sampai lari kaya gitu?" tanya Ella dengan lembut. Ala segera menepis tangan Ella yang masih setia mencekal tangannya.

"Pikir aja sendiri, aku ga mau ngomong sama kamu lagi," sahut Ala dengan cuek dan segera berlalu menuju kelasnya.

Ella akhirnya memilih untuk tidak mengejar kekasihnya itu, Ella tahu jika ia mengejarnya sudah pasti Ala akan semakin marah. Ia mulai berpikir dan mencari dimana letak kesalahannya yang membuat kekasihnya terlihat sangat marah padanya.

Namun nihil, ia tidak tahu apa kesalahan yang ia telah perbuat sampai Ala sebegitu marah padanya. Karena tidak tahu harus apa, ia memilih pergi ke taman untuk merokok.

----

Disinilah Ella sekarang, ia sedang merokok dengan tenang. Entah sudah berapa batang rokok ia habiskan, ia hanya perlu menenangkan pikirannya sekarang. Namun ia merasakan ada seseorang yang duduk disebelahnya. Ella pun seketika menoleh ke arah samping dan mendapati Daisy yang tengah duduk manis disisinya.

"Ngapain lo duduk disini?" tanya Ella. Daisy mengerucutkan bibirnya sembari menghentakkan kakinya pelan.

"Kok pakai gue-lo sih? Kamu sama Ala aja pakainya aku-kamu, kok ke aku engga gitu juga," tanya Daisy balik dengan ekspresi cemberut, ia tidak menjawab pertanyaan Ella yang sebelumnya.

Sorai (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang