|4| Purple

995 124 4
                                    

 
Italic buat flashback sama broken english ku kek biasa yaa
Btw kalian dapet ceritaku dari mana sii? Aku kepo bgt
.
.
.
.
.
______________

Resan masih terbayang kejadian semalam yang lagi-lagi mengejutkan. Semua fakta tentang Wiya, apa yang dia lakukan selama ini, hingga apa yang terjadi. Bahkan Resan sekarang tau siapa pacar yang disebut-sebut Wiya kemarin.

"Dia tidak pernah kehilangan satu moment pun dalam pertumbuhan Rain selama tiga tahun awal. Penjagaan Rain sangat ketat tapi Wiya selalu punya cara untuk melihat anaknya dari dekat." Ujar Rigard, kakek  Wiya yang baru diketahui namanya oleh Resan dan sekarang lagi nunjukin foto-foto Rain yang lagi main di teras, sekolah, atau lagi di taman.

"Wiya selalu merayakan ulang tahun Rain. Jadi waktu awal dia berkunjung tanpa melihat ada satupun pesta, dia menangis saat kembali ke rumah. Membujuk saya agar memperbolehkannya kembali. Atau setidaknya mengucapkan secara langsung bahwa anaknya sudah bertambah usia," Lanjutnya.

Resan jadi teringat. Waktu ulang tahun pertama Rain, dia masih dalam pecarian Wiya dan ngelupain hal itu. Bener kata Harsa, Wiya kecewa berat sama dia.

"Wiya memang terikat perjanjian dengan saya dan keinginan dirinya sendiri yang masih ragu untuk kembali setelah semua hal yang terjadi. Tolong jangan marah dengan keputusannya. Saya tau perjuangan kamu selama ini. Tapi Wiya pantas mendapat ketenangan hatinya terlebih dulu."

Resan senyum tipis. Marah? Sama Wiya? Walaupun kaget dan cukup gak terima kalau selama ini ternyata Wiya ada disekitarnya, Resan gak bakal marah ke Wiya. Tugasnya sekarang cuma membuat Wiya kembali ngenalin dia sebagai rumahnya.

"Dan alasan utama saya kesini, saya mau mengingatkan untuk tidak memancing ingatan masa lalu Wiya. Dia sudah cukup sembuh sekarang. Keceriaan yang hilang selama empat tahun saya rasa sudah cukup. Dia kembali kesini bukan untuk kembali disakiti."

Setelah itu Kakek Wiya beranjak pamit. Resan mengucapkan terimakasih dengan tulus karena udah ngebolehin Wiya kembali kedalam pantauannya yang cuma dibales putaran bola mata.

Dan sebelum bener-bener keluar, sang Kakek memberikan buku bersampul ungu dengan taburan gliter. Tidak ada corak, hanya polos namun isinya terlihat banyak selipan foto.

Resan bangkit dari tempat tidur, mengambil dengan tergesa buku yang dia tinggalkan di meja rias kamarnya. Pas ngeliat sekilas semalam, buku ini isinya foto dia dan beberapa tulisan Wiya.

'Purple with my beloved purple'

tulisan di halaman pertamanya.

Lama membolak balik halaman, air mata Resan menetes. Resan kira, Wiya gak bener bener sayang sama dia karena gak mau balik ke dia. Resan kira alasan Wiya menetap selama ini cuma Rain. Tapi buku ini nunjukin betapa besar rasa sayangnya Wiya ke dia. Resan coba baca dengan jelas beberapa halaman.

'Advaska Girain Abimawa. Namanya bagus banget, San. Makasih udah kasih sematan haknya Rain di namanya'

'Kangen:( kamu dimana? Kenapa gak pernah kelihatan setiap aku mantau Rain? Kamu gak peduli sama anak kita lagi atau gimana?'

Resan tersenyum kecut. Jadi ketika Resan nyari Wiya, Wiya juga nyari-nyari dia tapi diem-diem.

'Ini ultahnya Rain. Kamu dimana sebenernya Resan? Gampang banget lupain janji kita? Liat aja kalau aku balik, pertama kali kalu kita debat aku bakal ngungkit ini'

Resan bisa rasain marahnya sampai sekarang dari tulisan itu. Alamat Resan kena jewer nanti kalau Wiya ingatannya udah balik.

'Kamu kenapa berhenti? Gara gara aku ya? Maaf sayang, aku minta maaf banget.'

Stepping With U (IDS2)||SanwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang