|14| Gak Sendiri

874 116 23
                                    

Halloww kangen tau aku:(
Semoga suka part ini yaa^^

.
.
.
.
.

_________________

"Ini dua-duanya daftar periksa ya? aduh pasangan muda jadi sakit pun berdua ya." Celetuk dokter perempuan yang mau meriksa Resan sama Wiya. Wiya sama Resan cuma bales pakai senyum kecut aja.

 Mereka sengaja ke dokter umum yang jaraknya gak terlalu jauh dari tempat Wiya nitipin Rain tadi. Biar nanti Rain gak terlalu lama nunggunya. Biasanya juga Resan kalau apa-apa ya ke rumah sakit Cakra atau kliniknya. Awalnya juga mau kesana sekalian bawa Wiya buat ketemu Cakra sesuai janjinya. Tapi Wiya nolak dengan alasan Rain. 

Padahal Resan yang gak tau kalau Wiya sama Cakra udah ketemu.

"Ayo silahkan mas yang lemes banget duluan periksa." Kata dokternya yang memaksudkan kalimatnya buat Resan. 

Resan naik keatas brankar buat diperiksa biasa terus di tes tekanan darahnya dibantu sama perawat yang ada disana. Dokternya nulis beberapa kata di kertas pemeriksaan pasien punya Resan. Itu juga diketik ulang sama dokternya di komputer. Wiya ngintip dikit dan ngeliat obat yang dicatat sama dokternya dan semuanya normal.

Artinya pemikiran Wiya soal...Resan yang hamil cuma pemikiran rancu doang. Iya, Wiya mikir sampai kesana walaupun agak gak mungkin soalnya Resan gak pernah cerita kalau dia spesial sama kayak Wiya. Semoga Resan gak bakal pernah tau kalau Wiya mikir gitu.

"Ayo, mas yang ini cek dulu ya." Wiya nurut naik dibantu Resan. Emang lagi ngambek gitu love language nya gak bisa lepas. Padahal Wiya dari tadi sengaja diam aja karena sadar keadaan mereka yang masih canggung.

Selesai meriksa detak jantung dan tekanan darah, Wiya juga disuruh buat nimbang berat badan sama dokternya. Dia udah panik banget takut dokternya sadar dia gendutan belakangan ini.

 'tapi perasaan gak separah itu deh? Kan gue mau sehat berisi aja.' Wiya overthinking sendiri.

Setelah mereka dipersilahkan duduk lagi, dokternya nulis sebentar sebelum ngomong.

"Buat mas yang ini, mas Resan ya? Ini kayaknya sakit biasa, sudah saya resepkan obat nanti diambil ke bagian pengambilan obat ya. Dan kalau emang pemeriksaannya benar, memang ada pemicu sakitnya, mas. Mas pasti sayang banget sama suaminya ya."

Perkataan dokternya bikin Resan sama Wiya cengo gak paham sama maksud dari sang dokter.  Mereka sama-sama nunggu Dokter perempuan itu ngelanjutin perkataannya.

"Kalau buat mas Wiya, mas Wiya juga gak papa kok. Tapi sebelumnya apa ada riwayat hipertensi? Lalu makannya belakangan meningkat atau normal?"

Wiya coba inget-inget sama riwayat sakitnya dan setau Wiya dia gak punya sakit yang parah banget atau kronis. 

"Enggak dok. Saya gak punya hipertensi dari pemeriksaan saya sebelumnya. Kalau nafsu makan...iya dok hehe. Emang belakangan kalau pengen sesuatu, saya suka masak aja apart. Apalagi kalau kepengennya malem-malem."

Resan ngeliatin Wiya dibagian pipi sama lengannya dari samping. Dia baru sadar Wiya belakangan makin chubby apalagi seminggu terakhir. Jadi lucu kalau mereka jalan berdua, Resannya makin kurus karena mual terus males makan, Wiya malah makin chubby gemesin. Ingetin Resan buat pelukin Wiya sampe lemes pas mereka udah baikan.

"Sus, jadwal poli kandungan masih ada sampai jam berapa?" Bukannya ngelanjutin penjelasannya, Dokter itu malah bikin Wiya sama Resan makin bingung.

"Kenapa dok ke poli kan—dungan?" Diakhir kalimat tanyanya Wiya baru sadar sesuatu.

Stepping With U (IDS2)||SanwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang