lelah

6 2 0
                                    

Bagaimana hati yang sudah teramat tersakiti bisa hidup dengan rasa seperti baik-baik saja? ~alin

~~~

"Assalamu'alaikum Abi, ini Alin lagi turun kebawah." Kata Alin kepada Ridwan melalui sambungan telepon.

"..."

"Baik Abi, assalamu'alaikum." Setelah mematikan telepon, Alin bergegas turun kebawah untuk bertemu dengan keluarganya.

~~~

Alin melihat ke segala penjuru parkiran untuk mencari mobil milik Ridwan. Setelah menemukan mobil Ridwan terparkir tidak jauh dari tempatnya berdiri, Alin segera menghampiri mobil tersebut.

Ridwan yang melihat putrinya berlari menghampiri mereka segera membuka kaca mobil miliknya.

"Jangan lari nduk," ucap Ridwan dengan tegas.

Sementara yang ditegur memamerkan gigi gingsulnya sambil terus berlari ke arah mobilnya.

"Hehe maaf Abi, panas banget soalnya." Kata Alin seraya mengambil tangan kanan Ridwan untuk menyalaminya.

Setelah menyalami Ridwan, Alin membuka pintu mobil. Alin terpaku saat melihat Aisyah dan juga Layla duduk di kursi penumpang sambil tetap berpegang tangan.

"Maaf Ning, biar saya saja yang ke belakang." Ucap Layla dibarengi dengan turunnya dia dari dalam mobil tersebut.

"Iya, silahkan." Ridwan yang mengamati putrinya dari kaca spion tertegun sejenak mendengar jawaban Alin kepada Layla.

Pasalnya, selama ini Alin selalu mengutamakan yang lebih tua dibandingkan dirinya sendiri. Tiba-tiba mengutamakan gelarnya sebagai "Ning" sebuah pesantren.

Setelah Layla duduk di kursi belakang, Aisyah memandang Alin dengan tajam saat Alin akan duduk di sampingnya.

"Sudah nduk?." Tanya Tata setelah melihat Alin masuk ke mobil.

"Alhamdulillah sudah umi," ucap Alin sambil terse nyum.

'bismillah' ucap mereka saat Ridwan mulai menjalankan mobilnya menuju Bandarlampung.

Selama di perjalanan tidak banyak terjadi obrolan satu sama lain, Alin malah tertidur dari setengah jam perjalanan hingga hampir tiba di Bandarlampung.

~~~

"Mbak, mbak Alin, sudah sampai ini mbak." Aisyah mencoba membangunkan Alin, tapi yang dibangunkan tetap saja tidur.

"Ish, mbak Alin bangun loh. Ini sudah sampai." Pada akhirnya Alin terbangun sebab badannya terus di goyangkan Aisyah.

Mata Alin mengerjap beberapa kali untuk menerima cahaya setelah matanya terpejam sedikit lama.

"Ayo nduk turun." Ajak Tata kepada anak-anaknya.

Alin segera keluar dari mobil disusul Aisyah dan juga Layla. Gadis itu berjalan sedikit terburu karena merasa ada yang ingin keluar dari kandung kemihnya.

"Alin ke kamar mandi Abi." Teriak Alin sambil terus berlari. Ridwan yang melihat itu hanya tertawa kecil.

Sementara Alin ke kamar mandi, yang lain berjalan masuk ke dalam rumah makan.

~~~

Saat kembali dari kamar mandi, Alin tidak sengaja melihat seorang wanita sedang terduduk lemas di samping kamar mandi.

Alin berjalan menghampiri wanita itu, "ibu, ibu tidak apa-apa?." Tanya Alin setelah sampai di samping wanita itu.

"Iya mbak, saya tidak kenapa-kenapa. Saya hanya lemas tadi, terimakasih mbak." Ucap wanita itu setelah diberi air minum oleh Alin.

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang