PROLOG

537 44 14
                                    

Selamat membacaaa :) 

 ---------------------------------



---------------

"Maee.. nanti kalau keluar ajak echil sekalian, kasian anaknya dari tadi ngerenungin celengan ayamnya terus" Tennie menoleh ke arah suaminya yang sibuk menyeduh kopi dengan laptop dihadapanya.

Mae adalah sebutan ibu dalam bahasa thailand, dan Tennie menerapkannya dalam rumah tangganya karna ia merupakan wanita yang murni berdarah thailand.

"Sekarang dimana anaknya?" Sahut Tennie sembari mencuci tangannya, dia baru saja selesai membersihkan dapurnya.

"Mojok di depan aquarium tuh"Jawab Johnny-suami Tennie dengan menunjuk menggunakan dagunya..

"Pa.."

"Iyaa sayang?"

"Kok dibiarin sendiri anaknya.. kan kasian pa"

"Di ajak omong aja ga nyaut, malah sibuk sendiri"

"Kamu tuh yaa..."

Johnny menoleh ke istrinya dengan memasang senyum lebar.

Tennie menghampiri anaknya kemudian mendapati anaknya sedang berjongkok di depan aquarium besar yang berada di bawah tangga dengan sebuah celengan ayam berasal dari tanah liat berada di dekapannya.

Tennie berhenti disamping anaknya dan berjongkok untuk menyesuaikan tinggi anaknya "echann..." Panggil Tennie dengan nada halus.

"Mae dosa gak kalau echan bunuh jojon buat beli ayam?" Ungkapnya sembari menoleh kearah ibunya dengan wajah menggemaskan yang terlihat bimbang.

Seo Haechan adalah putra tunggal dari sepasang kekasih bernama Johnny dan Tennie, memiliki mata yang indah dan menawan, Haechan kerap dipanggil sekitarnya dengan nama echil yang berarti echan bocil karena tingkah lakunya sangat sesuai dengan julukan Bocil Kematian.

"Echan pengen makan ayam?" Tanya Tennie yang masih belum mengerti dengan maksud anaknya.

Haechan menggeleng dengan cepat "Bukan dimakan ayamnya maee".

"Echan pengen beli anak ayam yang buanyakk" Haechan berdiri di hadapan ibunya dengan memperagakan tangannya seolah anak ayam itu bisa memenuhi isi rumahnya "Yang warna warni itu loh mae.." Sambungnya.

Tennie terkekeh kemudian mengusap kedua lengan anaknya "Emang buat apa ayamnya sayang?"

"Ga buat apa apa, mau echan taruh di kamar echan biar rame, terus nanti echan pasangin lampu di badan ayamnya biar kalo malem kamar echan banyak lampu warna warni yang bisa jalan" Jelasnya

Tennie menghela nafas panjang dan bergeleng-geleng kecil.

"Echan tega bunuh ayam jagonya? ini hadiah yang dikasih papa waktu echan pertama kali menang lomba 17-an kan, terus echan kasih nama jojon biar sama kaya nama papa, gimana kalo papa sedih hadiahnya malah dihancurin sama echan?" Sebenarnya Tennie tidak mempermasalahkan soal celengan itu, dia hanya tidak bisa membayangkan bagaimana rusuhnya nanti.

Mendapati anaknya yang masih terdiam dan tak memberikan tanggapan sama sekali, Tennie pun berusaha mengalihkan pikiran anaknya.

"Oh iya, mae mau pergi echan mau ikut?"Haechan menatap ibunya dengan penuh tanda tanya.

"Tempatnya seru, banyak mainannya, serba warna warni, banyak bocil-bocil kaya echan" Tennie mengetuk lembut hidung anaknya

Haechan pun tersenyum lalu mengangguk menyetujui ajakan ibunya.

--o0o--

Haechan terpaku saat turun dari mobil dan melihat sekitarnya, benar yang diatakan ibunya tempatnya ramai anak anak yang asik bermain, hingga matanya tertuju pada tulisan di papan, dia membacanya dengan sedikit mengeja "PAN-TI A-SU-HAN" Haechan pun langsung menoleh ke ibunya.

"Mae mau buang echan ke panti asuhan?" Tanya Haechan dengan kerut cemas diwajahnya.

"Engga echill.. mae ada urusan sama yang punya panti, ayo masuk" Tennie berjalan memasuki panti dan diikuti Haechan dibelakangnya yang membawa tas beruang sembari menoleh ke kanan kiri melihat sekitarnya.

"Echill.." Tennie berhenti dan berbalik badan menghadap Haechan.

Haechan mendongak melihat ibunya "iyaa mae?"

"Mae mau nemuin yang punya panti, kamu disini dulu boleh main tapi jangan jauh jauh, jangan sampai keluar panti" Tutur Tennie, Haechan pun mengangguk menyetujuinya.

Tennie memasuki ruangan dan menghilang dibalik pintu, sekarang apa yang akan dilakukan Haechan di tempat asing ini, dia mengedarkan pandangannya mencari sesuatu yang menarik.

Pengelihatan Haechan mengarah ke sudut ruangan, dan menemukan sosok kecil sebayanya sedang sendirian sembari menggambar di buku gambar, Haechan menghampiri anak tersebut dan berhenti di hadapannya.

Anak itu mendongakan kepalanya menatap heran pada Haechan, dia tidak pernah melihat Haechan di panti asuhan ini.

Haechan mengulurkan tangannya dan tersenyum manis "Haechan" Ucapnya mengajak berkenalan anak dihadapannya.

"Renjun" anak itu berdiri mengulurkan tangannya juga walau sedikit tidak mengerti, Haechan menjabat tangan renjun dan mengangguk.

Renjun kembali duduk dan menggambar, tidak memperdulikan kehadiran haechan, Haechan beralih ke sebelah renjun dan duduk di kursi sebelah renjun, memperhatikan renjun yang sedang menggambar, hingga matanya melihat ke gambaran renun dan dia menyadari sesuatu.

"JOJONN!!" Serunya sembari menunjuk gambaran renjun, renjun sedikit tersentak kemudian menoleh ke haechan dengan raut yang terlihat tidak paham dengan ucapan Haechan.

"Inii.. mirip jojon celengan ayam yang dikasih papa" Jelasnya dengan telunjuk yang masih mengarah pada gambar renjun.

Renjun mendengarkan penjelasan Haechan dan melihat ke gambarnya "Ini dinosaurus bukan ayam" Bantah renjun yang tidak terima gambarannya disangka gambaran ayam.

"Ini ayam, mirip banget sama jojon" Haechan seolah tak mau kalah dari renjun.

"Ini dinosaurus!!"

"Ini ayamm njunn.."

"DINOSAURUSS!"

"Yaudah bebek"

"Orang dinosaurus kok malah bebek!!"


BERSAMBUNGG..


Mohon dibantu koreksi jika ada kekurangan :)

Jangan lupa untuk tinggalkan jejak, TERIMAKASIH <3

see you!!

NORMA (HYUCKREN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang