[Adjective. etérea f. feminine singular of etéreo].
Translated to English : Ethereal (e·the·re·al)
n. extremely delicate and light in a way that seems too perfect for this world.***
Aira terbangun dari tidurnya, dia mengerang pelan, perlahan membuka kedua matanya. Sepasang iris itu segera menangkap keadaan di sekelilingnya, meski dengan kepalanya yang terasa begitu berat dan berputar seolah dia baru saja dihantam sebuah bola baja raksasa, Aira tidak menunggu lama untuk bangun terduduk.
Semalam, dia minum terlalu banyak. David juga tidak lebih baik—kekasihnya itu justru terus menambah isi gelasnya hingga dia jatuh mabuk dan sepertinya tidak sadarkan diri. Sekarang, yang harus Aira rasakan adalah kepalanya yang begitu berat dan mungkin hangover parah seharian ini.
"Kau sudah bangun?"
Suara itu segera membuat kewaspadaan Aira kembali. Dengan kedua netranya yang melebar horror, wanita itu segera mengangkat pandangannya pada suara asing yang memenuhi telinganya. Wajah Aira semakin memucat saat dia menangkap figur seorang pria yang kini ada di pintu masuk kamarnya.
Itu bukan David..
"K—kau.. apa yang kau lakukan.. disini.." Aira refleks menggenggam erat selimut yang menutupi tubuhnya, wajahnya yang memucat dengan panik dan penuh rasa takut menatap lamat-lamat figur pria yang sama yang masih berdiri bersandar di kusen pintu dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya.
"Aira, aku sudah mengingatkan berulang kali David bukanlah pria yang baik untukmu." Pria itu justru berucap, melangkah lebih dekat pada Aira yang mulai panik bergerak mundur di tempat tidurnya.
Bagaimana mungkin? Ini adalah kamar hotelnya.. ini adalah kamar hotelnya bersama David. Bagaimana mungkin.. dia bisa masuk kesini?
David. Dimana dia? Kenapa dia tidak ada disini?
"A—apa yang kau lakukan disini? Keluar! Keluar! David!" Kedua sudut mata besar Aira basah oleh air mata, dengan panik, dia mencoba mencari dimana keberadaan kekasihnya itu saat ini. Bagaimana mungkin dia justru berada di kamar ini bersama pria ini saat ini? Dimana David? Seharusnya David melindunginya!
"Aira," saat suara pria itu kembali terdengar, begitu lembut seolah tidak ingin menakutinya, Aira menghentikan teriakannya. Seluruh tubuhnya tremor dan dia semakin berusaha untuk membuat tubuhnya sekecil mungkin dalam usahanya melindungi diri sendiri. Meski dengan air mata yang sudah menuruni pipinya, wajahnya telah basah, Aira mencoba untuk kembali menatap pria itu kembali. Dia sudah berhenti tepat di tengah ruangan. Tatapannya pada Aira semakin melembut, dan dia kembali melanjutkan kalimatnya.
"David kalah taruhan denganku semalam," pria itu berucap,menghela nafas perlahan, dia kembali melanjutkan pada Aira yang masih kebingungan, kalut, dan takut menjadi satu. "Dan dia memberikanmu sebagai hadiah padaku."
Bibir Aira terbuka, kedua matanya semakin melebar. Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja pria itu ucapkan padanya.
Tidak, tidak mungkin David melakukan hal seperti itu padanya. David mencintainya, Aira tahu itu. Mereka sudah menjalin hubungan selama lebih dari delapan tahun, demi Tuhan. Tidak mungkin—
"Kalau kau masih tidak percaya, Aira, kau bisa memeriksa lemarinya. Lihat apakah masih ada pakaiannya, atau dia benar-benar meninggalkanmu bersamaku disini dan melarikan diri?"
Setelah ruangan itu menjadi senyap selama beberapa saat, hal selanjutnya yang terdengar nyaring adalah tangisan pilu dari bibir Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Etérea
RomanceWarning : 18+ contents. Be wise. *** Pada usianya yang tepat ke tiga puluh tahun, Airani Kalandra Witte, putri sulung dari keluarga Wijaya akhirnya mau menerima perjodohan yang diatur oleh keluarganya tepat setelah dia pulang dari liburannya di Veni...