Park Jimin & Jung Hoseok
*****
Dalam ruangan yang tenang, tepatnya di kantor direktur perusahaan REN Grup, sedang berlangsung sebuah wawancara. Sang CEO tersebut tengah berhadapan dengan seorang wanita cantik yang duduk dengan anggun di depannya.
"Apa alasan kamu melamar kerja di perusahaan saya?" tanya Jimin sambil menatap calon sekretaris barunya.
"Alasan saya karena saya mau cari uang sendiri. Agar saya bisa mandiri enggak minta ke orang tua lagi," jawab Hoseok percaya diri dan sedikit senyum menatap sang CEO.
"Apakah ada alasan lain?" Jimin bertanya lagi.
"Saya ingin mengembangkan kemampuan yang saya miliki dan mencari pengalaman baru," jawab Hoseok.
"Masih ada alasan lain?" tanya Jimin dengan ekspresi serius.
"Tidak ada lagi, tuan bos. Itulah alasan utama saya melamar kerja di perusahaan anda," ucap Hoseok, berusaha tetap tenang meski sebenarnya dia merasa ragu dengan alasan yang dia berikan.
CEO tersebut menaruh berkas yang berisi biodata Hoseok di atas meja kerjanya, lalu bertanya, "Apakah ini adalah kali pertama kamu mengikuti wawancara kerja di sebuah perusahaan?"
Dengan mengangguk, Hoseok menjawab, "Ya, tuan bos. Ini adalah kali pertama saya,"
Hoseok merasa campuran antara gugup dan bersemangat. Meski ini adalah wawancara kerja pertamanya, dia berusaha untuk tetap tenang dan percaya diri. Namun, di balik semua itu, ada rasa takut dan keraguan yang muncul, terutama saat dia merasa tidak yakin dengan alasan tadi yang dia berikan. Meski begitu, dia tetap berusaha untuk menunjukkan yang terbaik.
"Kamu tahu tidak, alasan seperti itu sudah sering saya dengar dan membuat saya merasa jenuh. Untuk wawancara kerja berikutnya, coba pilih alasan yang lebih singkat," kata Jimin dengan nada santai.
"Lalu, saya harus menjawab bagaimana, tuan bos," tanya Hoseok, menatap direktur dengan ekspresi penasaran.
"Cukup jawab seperti ini. Saya ingin bekerja, taun. Singkat dan jelaskan jawabannya!" balas Jimin dengan nada datar namun penuh percaya diri. Mendengar itu, Hoseok tampak terkejut. Ini adalah pertemuan pertamanya dengan seorang bos yang begitu aneh.
Hoseok mencoba tersenyum, "Namun, jawaban itu kurang menarik, tuan bos," ujar Hoseok, berusaha tetap tenang meski dalam dirinya ingin menonjok muka datar calon bosnya.
"Menurut saya, jawaban itu sudah cukup baik dan singkat. Mungkin kamu saja yang bodoh," kata Jimin sambil menyilangkan tangannya di dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐫𝐚𝐳𝐲 𝐁𝐨𝐬𝐬 | 𝑱𝒊𝒉𝒐𝒑𝒆
FanfictionMenceritakan tentang kehidupan seorang CEO dan sekretaris barunya. "Ohh baru s1! Saya sudah lulus s3 di luar negeri lagi. Berarti lebih pintar saya dari pada kamu," ucap sang direktur dengan sombong. "Yah Tuhan Itu mulut apa cabe rawit pedas bange...