04

127 15 0
                                    

Saat dini hari, tanpa para member TWICE ketahui, Tzuyu membuka matanya perlahan dan meremat lemah tangan Jihyo.

"Jihyo Eonni..." lirih pelan Tzuyu bahkan suaranya hampir tak terdengar. Selang beberapa detik kemudian, Tzuyu mulai memejamkan mata.
.

3 hari berlalu, selang ventilator yang sebelumnya terhubung di leher Tzuyu pun di lepas dan berganti menjadi kanul oksigen. Jam masih menunjuk dini hari, para member TWICE masih tertidur nyenyak dan Jihyo setia tertidur di sisi Tzuyu.

Tiba-tiba tangan Tzuyu terasa bergerak. "Eonni..." lirih Tzuyu dengan mata perlahan terbuka.

Jihyo yang tidurnya tak terlalu nyenyak pun merasakan pergerakkan dari tangan Tzuyu. Dia duduk tegap dan melihat Tzuyu yang sudah bangun dan tersenyum tipis padanya.

"TZU-" hampir saja Jihyo berteriak jika saja Tzuyu tidak memberinya isyarat,untuk diam. "A-apa ada yang sakit? Mau ku panggilkan dokter?" tanya beruntun Jihyo.

"Tak perlu, Eonni duduklah" Jihyo menuruti ucapan Tzuyu. Tangan Tzuyu bergerak perlahan ke pipi Jihyo. "Apa aku membuatmu jarang tidur?" tanya pelan Tzuyu karena rasa sakit di lehernya.

"Tidak sayang" jawab Jihyo sambil mengusap lembut punggung tangan Tzuyu. "Aku senang kamu sudah siuman. Jangan buat aku kehilangan akal untuk kedua kalinya, sayang ku"

"Maafkan aku" lirih Tzuyu.

"It's okay" balas Jihyo sambil tersenyum hangat. "Istirahatlah, aku akan menemani mu"

"Aku tidak mau tidur lagi. Aku takut"

"Tidak ada yang perlu kamu takutkan"

"Aku takut. Di dalam mimpi ku, kalian pergi menjauh" ucap Tzuyu dengan mata yang memancarkan rasa ketakutan.

"Kita tidak akan meninggalkan mu, kami di sini untuk mu dan bersama mu" Tzuyu tersenyum tipis mendengarnya.

"I think... mereka sudah bangun" ucap Tzuyu membuat Jihyo menoleh ke belakang.

"Tzuyu!!"
.

Tzuyu terkekeh pelan melihat para Eonni nya tertawa walau kantong mata sangat terlihat jelas. "Apa kamu butuh sesuatu, sayang?" tanya Jihyo membuat Tzuyu terkejut.

"Huh?! Sa-sayang?!!" kaget Tzuyu. "Eo-eonni..." lirih Tzuyu dengan pipi memerah malu.

Jihyo terkekeh pelan. "Butuh air?" Tzuyu dengan kikuk mengangguk pelan. Jihyo mengambil gelas berisikan air dan memberikannya kepada Tzuyu. "Are u okay?"

"I'm okay, Eonni. Aku merasa sedikit lebih baik" Jihyo pun bernafas lega.

"Katakan pada kami jika butuh sesuatu, mengerti?" ucap Nayeon mengalihkan atensi Tzuyu dari Jihyo.

"Te-tentu"

2 minggu berlalu, para Eonni selalu berada di sisi Tzuyu. Tak pernah sedetikpun mereka meninggalkan Tzuyu sendirian. Kini Tzuyu sudah kembali ke dorm. Saat semua member sedang tidur, tiba-tiba Tzuyu menggigil kedinginan.

"Eonni..." lirih Tzuyu yang mampu mengusik Jihyo yang tidur di sebelahnya. Jihyo membalik tubuhnya dan melihat tubuh Tzuyu sudah mengigil gemetar.

Dengan panik Jihyo bangun dari tidurnya dan segera keluar kamar untuk membangunkan para member.

Seketika kamar Tzuyu penuh dengan para member. "Aku akan siapkan mobil" ucap Jeongyeon sambil berlari cepat menuju garasi.

"Dahyun dan Momo Eonni bantu aku angkat Tzuyu" ucap Jihyo karena tubuh Tzuyu yang tinggi itu.

Setelah semua terkoordinasi dengan baik, mereka membawa Tzuyu ke rumah sakit.
.

Para member berharap-harap cemas menunggu Tzuyu yang sedang diperiksa di ruang UGD itu.

Tak lama sang dokter keluar dari ruang UGD. "Pasien baik-baik saja. Demam yang terjadi di sebabkan oleh infeksi pada bekas operasi. Pasien harus di rawat inap setidaknya 3 hari"

"Baiklah. Saya akan urus administrasinya"

The Darkest DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang