08.

113 13 0
                                    

"Eonni, bisa bantu aku membaluri salep pada luka ku?" tanya Tzuyu pada Jihyo.

"Huh? Tumben"

"Tangan ku lagi sakit jadi tidak bisa menggapai bekas jahitan di pundak"

"Baiklah. Tunggu aku di kamar, aku akan selesaikan pekerjaan ku" ucap Jihyo sambil fokus mencuci piring.

"Baiklah" jawab Tzuyu namun tak pergi meninggalkan Jihyo.

"Kenapa kamu tak kembali ke kamar?"

"Aku menunggu mu, Eonni" jawab Tzuyu sambil memeluk Jihyo dari belakang.

"Eh?!" Jihyo tersentak kaget karena pelukan Tzuyu yang terkesan tiba-tiba itu. "Tu-tumben memeluk ku" ucap Jihyo dengan wajah memerah.

"Hanya ingin" jawab Tzuyu sambil menyandarkan kepalanya ke bahu Jihyo hingga hidungnya menempel di leher gadis Park itu.

Tubuh Jihyo menegang saat merasakan nafas Tzuyu di lehernya. Selama 5 bulan ini dia merawat Tzuyu layaknya seorang kekasih, baru kali ini Tzuyu berani mengambil tindakan terlebih dahulu.

"Kamu aneh sekali hari ini" ucap Jihyo dengan suara agak kecil.

Suara kekehan Tzuyu terdengar di telinga Jihyo. "Apa aku tidak boleh memeluk mu, Eonni?"

"Bo-boleh, hanya merasa aneh" gugup Jihyo tanpa sebab.

Tzuyu mematikan kran air setelah Jihyo membasuh bersih tangannya. "Apa para member akan pulang besok pagi?"

"Iya. Lokasi terlalu jauh untuk pulang hari ini" jawab Jihyo sambil mengeringkan tangannya.

Tzuyu mengecupi leher Jihyo dengan tiba-tiba. "Eung~" lenguh pelan Jihyo.

Tzuyu mengangat tubuh Jihyo dan berjalan masuk ke dalam kamarnya. "I want you" ucap Tzuyu dan mulai mencium lembut bibir Jihyo.

"Mph?" kaget Jihyo. Jihyo mendorong pelan pundak Tzuyu untuk melepas tautan keduanya.

"Huh?" bingung Tzuyu. "Apa Eonni tidak mau?"

"Bukan begitu, tapi..." Jihyo menjeda omongannya. "Bukankah awalnya kamu meminta ku untuk membaluri luka mu dengan salep?"

"Aku bisa menundanya nanti. Yang kuinginkan hanya Eonni" ucap Tzuyu sambil mencium kembali bibir Jihyo.

"Mph~" lenguh pelan Jihyo sambil meremat pelan rambut pendek Tzuyu.
.

Jihyo duduk di belakang Tzuyu sambil tangannya bergerak membaluri salep di punggung polos Tzuyu.

"Yang depan juga, Eonni" ucap Tzuyu sambil membalikkan badannya.

Seketika mata Jihyo membulat sempurna. Pemandangan Tzuyu polos di hadapannya membuat dirinya hampir mimisan.

"I-iya" gugup Jihyo dan mulai mengulurkan tangannya untuk mengolesi salep pada dada atas Tzuyu dan perut.

Pipi Jihyo memerah malu. Ia hanya menunduk untuk menghindari tatapan Tzuyu. Tzuyu yang melihat itu terkekeh pelan. Sebuah kecupan Tzuyu layangkan di atas kepala Jihyo.

"Huh" Jihyo mendongak kaget. Tzuyu yang gemas pun mengecup kilas bibir Jihyo.

"Kamu menggemaskan, Eonni" ucap Tzuyu yang semakin membuat pipi Jihyo memerah padam.

"Ja-jangan membual" gugup Jihyo sembari menutup tutup salep dan berdiri dari atas Kasur. "Cepat pakai baju mu, sebelum member lainnya datang"

"Eonni mau kemana?" tanya Tzuyu sambil memakai bajunya.

"Mau mencuci sprei tadi"

"Sprei?" bingung Tzuyu.

"Apa kamu tak merasa meninggalkan jejak di sprei tadi, hm?"

The Darkest DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang