End. Bonus

3K 132 16
                                    

Ada 🔞 plus nya. Sorry kalau biasa aja..

Dann semoga sukaa hehehe

...

Deon tersenyum setiap kali lihat Aidan yang semakin hari semakin berisi, apalagi pipinya yang semakin tembam itu ingin Deon gigit karena terlampau gemas lihatnya.

"Aii.. kamu kok makin gemesin sih?" Tanya Deon, ia elus pelan pipi Aidan yang saat ini tengah menonton di kamar mereka.

"Aiii.. gemesin banget!" Deon curi satu ciuman pada pipi sebelah kanan Aidan.

"Udah ah.. risih akunya kalo kamu cium terus!"

"Habisnya gemes, punya siapa sih ini? Gemes banget!" Deon peluk Aidan sambil ia ciumi pipi pemuda itu, malam hari ini sedang hujan dan buat suhu jadi lebih dingin dari biasanya.

"Ini lagi gemes banget pelut bulet na!" Deon gemas, sambil tunjuk-tunjuk perut Aidan yang tersingkap, perlihatkan baby bump nya yang sudah berusia 8 bulan.

Aidan tak respon apa-apa atas perlakuan yang suaminya ini berikan, hanya lirik sekilas lalu lanjutkan menonton tv kembali.

"Gak kerasa ya, ai. Ternyata kita udah nikah aja terus udah mau punya anak lagi."

Aidan lirik Deon sekilas, lalu mengangguk. Biarkan suaminya itu tidurkan diri di pahanya, Deon ciumi perut Aidan sambil ia usap pelan juga.

"Ya, meskipun kita nikahnya karena aku hamilin kamu di luar nikah sih, tapi kan namanya jodoh gak ada yang tahu, berarti kita jodohnya lewat hal kayak gini."

Aidan terkekeh, lembar Deon menggunakan bantal kecil yang berada di sampingnya.

"Mana ada gitu!"

Deon terkekeh, "tapi sumpah, ai. Kenapa ya mama gak bilang dari awal gitu kalo keluarga mama lebih besar pengaruhnya daripada keluarga papa, tau gitu gak perlu aku hamilin kamu, ai. Eh tapi kalo gak gitu kita gak nikah terus gak bisa bobo berdua begini, ai."

Aidan lagi-lagi terkekeh mendengarnya, "gila kamu!"

"Ya bener dong, tapi aku bersyukur banget waktu itu mama nanya aku kenapa kamu gak dateng ke rumah lagi, mungkin juga pusing dia liat aku kayak bangkai bernyawa gitu, apa tuh istilahnya hidup segan mati tak mau. Nah waktu itu aku gitu tau, ai."

"Terus kenapa gak jujur langsung ke mama?"

"Takut ai, bukan ke mama nya sih. Lebih tepatnya kalo misal mama nyuruh tanggung jawab dan ternyata keluarga papa tau, pasti nanti kamu yang di celakain, makanya aku tahan sampe mama nyeletuk kalau opa bisa tangani semuanya. Aduh, nyesel juga kurang deket ke keluarga mama." Deon kecup lagi perut Deon setelah selesai ucapkan kata- katanya.

"Ternyata keluarga mama baik, ya?"

Deon mengangguk, "baik banget! Lihat sendiri kamu, semua nerima kamu dengan tangan terbuka, gak ada satupun yang julid, keluarga kamu juga gitu, ai. Aku harus banyak belajar dari keluarga mama juga ayah, kebaikan mereka, kelapangan hati mereka buat hidup jadi jauh lebih indah. Aku pengen nanti keluarga kita kayak gitu, ai. Dilingkupi dengan semua yang baik-baik." Deon kini sudah mendudukan diri, ia tersenyum tatap Aidan yang menyandar pada kepala ranjang.

"Gemes banget, gak kuat!" Deon majukan diri untuk kecupi seluruh permukaan wajah Aidan, sedang Aidan hanya tersenyum menyambutnya. Dalam hati juga aminkan apa yang suaminya katakan tadi, semoga ya.. Deon. Keluarga kecil kita ini selalu di lingkupi sama kebahagiaan juga kesejahteraan nantinya.

Deon sudahi kegiatannya, tapi wajahnya tak menjauh, hanya berjarak beberapa senti saja dari Aidan. Matanya kini tertuju pada bibir berisi milik suami tercintanya ini. Satu kecupan Deon berikan, dua kecupan lagi, lalu setelahnya Deon lumat bibir itu dengan penuh rasa cinta, lumatan lembut yang mampu buat Aidan terbuai dibuat nya, sampai ia tak menyadari bahwa Deon sudah jatuhkan Aidan dengan perlahan.

"Enghh.. Yon." Desah Aidan, ia dongakkan kepala dan biarkan Deon menginvasi lehernya.

"Kangen, ai." Kata Deon, lalu lanjutkan kembali kegiatannya. Ia cumbui setiap inci permukaan kulit leher Aidan, lalu kemudian turun hingga ke tulang selangka, turun kembali dan ketika wajah Deon sudah berada di dada Aidan, ia singkap baju yang Aidan gunakan, tanpa ragu melahap puting tersebut sehingga buat Aidan mendesah kegelian. Lidah Deon dengan lihai bermain disana, sesekali juga Deon emut puting tersebut menambah sensasi tersendiri bagi Aidan.

---

Deon kini sudah sandarkan tubuhnya pada punggung kasur, mulutnya terbuka sedikit, nikmati pergerakan yang Aidan buat di atasnya kini. Meski Aidan gerakan tubuhnya pelan, tapi Deon masih bisa rasakan sensasi nikmat yang kejantanannya rasakan ketika di remas habis oleh lubang milik sang suami.

Tangannya yang ia tempatkan pada pinggul Aidan juga buat Deon gila rasanya, Aidan saat ini seksi sekali!

"Sayang.." panggil Deon, Aidan menunduk pindahkan tangannya yang semula berada di dashboard ranjang kini ke pundak Deon.

"Capek?"

Aidan gelengkan kepala, peluh kini sudah basahi keningnya. "Kalo capek bilang ya, biar aku yang gerak."

Aidan mengangguk saja, lalu fokuskan kembali pada gerakannya. Maju mundur sesuai tempo yang Aidan buat, makin lama gerakan yang Aidan buat semakin cepat hingga buat Deon kini pejamkan matanya, mulutnya terbuka keluarkan desahan halus karena nikmat yang dirasa.

"Aii.. ehmm" Deon tahan napasnya setelah ucapkan kata tersebut, ia sudah hendak sampai.

"Enghh Deon.. ahh..ahh, uhmptt." Aidan kalungkan tangannya sambil satukan bibir keduanya. Lalu setelahnya posisi keduanya Deon balikkan agar perut Aidan tak tertekan.

Selanjutnya Deon gerakan pinggulnya dengan hati-hati, tapi sungguh buat Aidan gila rasanya. Bibir keduanya masih melumat sampai tubuh Aidan membusung karena pelepasan yang ia dapatkan, setelahnya ciuman keduanya terlepas dan Deon juga menjauhkan diri, kocok cepat kejantanannya, Deon dongakkan kepala lalu tak lama ikut mendapatkan pelepasannya juga.

Aidan berkedip, usap pelan sperma Deon yang mengenai wajahnya, tersadar dari lamunan karena melihat suaminya yang begitu seksi ketika mengejar pelepasannya sendiri. Ah, tangan berurat itu mengocok batang penisnya dengan cepat, wajah yang memerah serta urat leher yang menonjol buat Aidan terpana, satu lagi bagaimana mata Deon yang terpejam juga kepalanya yang mendongak buat darah Aidan berdesir kembali.

Suaminya ini hot sekali ternyata.

"Ai, kenapa?"

Aidan gelengkan kepala, "nanti lagi ya?"

Deon yang saat ini tengah bersihkan tubuh Aidan yang terkena sperma menggunakan tisu basah menatap Aidan tak percaya.

Tumbenan sekali, biasanya selalu Deon yang meminta jatah lagi, ini kenapa jadi Aidan yang mau lagi?

===

[END]

[END] Dipaksa Dewasa | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang