Chapter 6

37 31 11
                                    

Setelah beberapa menit kemudian akhirnya Rea legah, Dia benar-benar membuang unek-uneknya. Setelah dia membersihkan nya Rea langsung menuju ke luar. Tapi! Disaat itu dia tak melihat Aurell bahkan dia melihat Aurell sudah berada di bawah bersama teman yang lainnya.

"Aurell ini, Bukannya di tunggu malah di tinggalin." Setelah mengatakan itu Rea ingin menuju ke bawah, Tapi! Dia seperti melihat ada seseorang yang mengintai mereka dan dia berada di balik pohon.

"Itu siapa? Hey?" Upss sontak rea menutup mulutnya, Jika dia berteriak mungkin orang itu akan pergi, Dengan sedikit keberanian dia mencoba untuk mengerjanya sendiri.

"Gue kesana aja, untuk maatiinya, Mereka semua pasti gak percaya sama gue, Dan mereka pasti ngomongin gue penakut"

Dengan hati-hati dia turun kebawah dan mencoba menemui orang misterius itu, Tapi saat dia sudah berada di tempat itu orang itu tiba-tiba hilang. Dia yakin pasti dia tidak salah lihat orang itu benar-benar ada, walaupun dia sedikit takut dia mencoba untuk memasuki hutan dengan penarangan seadanya handphone milik Luna yang masih dia pegang.

Rea terus berjalan menyusuri hutan Tampa ia sadari jika dia sudah jauh dari tempat teman-temannya berada, Dia yang penakut mencoba untuk memberanikan diri masuk ke hutan.

Dia berhenti ketika melihat sosok yang berada di belakang pohon
"Hallo? Hallo?"

"Pak? Hallo?"

Sosok itu pun menoleh ke arah nya, Tapi dia tetap saja mendekatinya karna wajah nya tidak terlihat. Dia mencoba mendekatkan diri ke sosok itu saat sudah dekat di terkejut ternyata sosok di depan nya memakai sebuah topeng yang menutupi wajahnya.

"Hallo pak! Apa bapak warga sini, Kami ingin meminta bantuan?"

"Tunggu kenapa bapak memakai topeng?"

Langkah demi langkah dia berjalan menuju ke arah sosok bertopeng itu, Dan dia sangat terkejut bapak itu sedang memegang sebuah cangkul yang sudah ada bercak darah pada cangkul itu, Sosok itu pun menggesekkan cangkul itu ke bawah sehingga menimbulkan sebuah suara.

Srekkkk-srekkk-srekkk

Membuat Rea yang berada di depannya ketakutan, Rea mencoba untuk mundur ke belakang saat sosok itu mendekatinya tapi naasnya dia malah terjatuh, Sehingga dia tepat di hadapan sosok itu, Lalu.!

"Aaaaaaaaaaaaaa"

_/\__/\__/\_

Beralih ke Aurel,bian dan yang lainnya.

"Eh kalian ada yang denger sesuatu?"
Azuhra mendengar suara teriakan yang menggema di kupingnya.

"Gak ada, Lo dengar apa?" Tungkas Erlan yang memang merasa tidak mendengar apa-apa.

"Lo salah denger kali" Bahkan bukan Erlan saja temannya yang lain juga tidak mendengarnya yang berarti hanya Azuhra yang mendengarnya.

"Eh bentar kok Rea gak keliatan yah dari tadi?" Luna merasa bingung karna Rea dari tadi tidak kelihatan batang hidungnya

"Eh iya, Tadi bukannya sama Lo yah rell?" Erlan pun menoleh ke arah Aurell

"Iya tadi gue yang ngajak Aurell ke sini!" Jawab Rayen

Mereka pun merasakan ada hal yang tidak beres hingga Azuhra menawarkan dirinya untuk mencari Aurell yang masih berada di rumah itu. "Gue aja cari dia."

Azuhra yang sendirian mencoba untuk masuk ke dalam rumah, Dan memanggil-manggil nama Rea tapi tidak ada jawaban apapun dari Rea yang membuat Azuhra cemas. Langsung mengatakan ke pada teman-temannya kalau Rea tidak ada di dalam rumah itu.

"Gays Rea nya gak ada di dalam.!"

Mendengar perkataan Azuhra membuat mereka yang berada di bawah sontak berdiri dan kaget.

"Lo nyari lagi, Mungkin aja sembunyi." Teriak Gaga ke Rea tapi percuma saja Rea memang tidak ada di dalam rumah itu.

"Gue udah cari, Tapi beneran gak ada." Azuhra pun turun menemui teman-temannya, Mereka sangat cemas dengan kebaradaan Rea sekarang yang entah pergi ke mana Tampa sepengetahuan mereka.

Bian pun mengusulkan ke teman-temannya jika mereka akan ke dalam hutan untuk mencari Rea.
"Kita coba cari Rea ke dalam hutan."

"Bener kata bian."

Sebelum mereka pergi untuk mencari Rea di dalam hutan Gaga sempat mengatakan jika para perempuan tidak usah ikut mencari, Cukup mereka menunggu di rumah itu sampai para lelaki kembali.

"Rell Lo di sini aja, Azuhra sama Luna juga kalian disini biar gue, Bian,Erlan dan Rayen yang nyari Rea."
Gaga pun sempat menggenggam tangan Aurel di depan yang lain.

"Iya kalian di sini aja, Sebelum kita sampai kalian jangan ada yang ke mana-mana." Sahut Rayen

Aurell hanya mengangguk di barengi dengan Azuhra dan Luna.

"Yaudah kita pergi dulu!"

Sebelum mereka pergi bian mendekati Aurell yang berdiri diam.
"Kamu tenang aja, Kita akan mencoba cari Rea, Kamu jaga diri jangan ada yang mencoba untuk pergi ke hutan sebelum kita kembali, Azuhra dan Luna juga?"

Setelah mengatakan itu bian mengusap rambutnya Aurell itu juga di lihat oleh Gaga, Gaga seperti tidak menyukainya terlihat tatapan Gaga dan senyumannya yang sinis.

"Ayo bian, Lo nunggu apa lagi?" Teriakan Erlan membuyarkan lamunan mereka.

Bian,Gaga,Erlan dan Rayen tetap menyusuri ke dalam hutan, Mereka mencoba untuk meneriaki nama Rea tapi tidak ada sahutan dari suara Rea.

"Reaaaa?"

"Reee di mana Lo?"

"Nyusahin amat ni bocah!" Cetus Erlan yang mulai kesal karna sudah lelah mencari Rea yang entah kemana mereka masih belum menemukannya.

"Apa mungkin dia pulang?" Satu-persatu Erlan mengarah ke temannya.

Gaga pun mengernyitkan alisnya. "Mana mungkin dia kan penakut, Lagi pula dia mau pulang naik apa?"

Rayen menggangguk dan menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Iya Di sini juga gak ada sinyal kalau dia mencoba untuk menelfon orang."

Mereka melanjutkan pencarian dengan cepat karna hari sudah semakin gelap di tambah suasana yang mencekam membuat hutan itu menjadi horor, Bulu kuduk mereka pun terangkat Sangkin horornya hutan itu.

"Kita pulang dulu aja, Cari Rea nya besok lagi, Kasian kan Aurell,Azuhra sama Luna nungguin kita?"

Bian pun setuju dengan perkataan Erlan, mereka juga tidak mungkin harus terus mencari Rea di hutan yang sangat gelap apa lagi dengan penerangan handphone milik Gaga dan Rayen yang sebentar lagi mati, Karna! Baterai yang sudah tinggal sedikit.

"Ray?" Gaga memegang pundak rayen yang tengah melamun, Membuat Rayen tersadar agar lamunannya.

"Iya."

"Lo kenapa diam aja, Entar Lo kesambet lagi" Tungkas Gaga.

"Iya jangan buat takut ajee Lo, Suasana yang sudah mencekam gini di tambah lo yang kek kesurupan, Cocok jadinya hutan horor" Jawab Erlan.

"Bisa ajee Lo?" Gaga dengan sengaja menggeplak palak Erlan membuat wajah Erlan memerah karna kemarahannya.

Dengan santainya Gaga menjawab. "Cieee muka Lo merah ni."

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN YAH ;)

Mexico Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang