chapter 15

21 16 2
                                    

Setiap hari maxs hanya menerima kesunyian di dalam sana bahkan mentalnya terganggu. Itu bukan kesalahannya tapi kenapa dia yang harus menerima hukuman. Yang dulu ayahnya sangat menyayanginya dan sekarang ayahnya begitu membencinya. Mungkin ayahnya dulu mengira jika maxs hanya anak kecil yang tak tahu apa-apa, tapi! Berjalannya waktu ayahnya menyadari jika maxs akan berbahaya bagi mereka dan dirinya.

terkadang ayahnya mencoba untuk membunuhnya dengan sebuah racun yang ditaruh di makanan maxs, maxs menyadari itu jika ayahnya ingin membunuhnya. Dia mencoba membuang semua makanan yang di bawa ayahnya untuknya.

Hingga dia menaruh dendam kesemua orang bahkan ayahnya, saat maxs berumur lima belas tahun dia seperti mempunyai sebuah nyali untuk membunuh semua orang yang di awali dengan membunuh ayahnya. Saat ayahnya tidur dia mengambil sebuah golok dan menebaskannya tepat di leher ayahnya hingga kepala ayahnya terputus dari badannya. Dan ayahnya mati secara tragis.

Dia mencoba untuk memotong bagian badan ayahnya untuk dia masak dan memakannya sedangkan di bagian ke¶ala dia mencoba untuk membakarnya menggunakan obor saat di malam hari itupun dia membakarnya di hutan tampa ada orang yang melihatnya.

Tak ada rasa bersalah dari wajahnya dia hanya menampilkan senyuman tipis dibibirnya, setelah membakarnya dia kembali ke rumah dan memakan-makanan bagian tubuh ayahnya. Tak hanya itu di setiap malam dia mencoba untuk memasuki rumah warga satu-persatu dan membunuh mereka dengan cara yang sama. termasuk kepala desa bahkan dia membunuh orang dengan cara dibakar hidup-hidup, di potong menggunakan gergaji atau benda lainnya. Bahkan ada juga yang di gantung. itu semua seperti kebiaasaan baginya dia hanya tahu caranya membunuh dengan itu dia merasa sangat bahagia.

*******

"Ray?" Gue kesana Lo kesana?" Gaga mengarahkan ke arah tujuan yang berbeda, mereka mencoba untuk berpencar agar bisa menemukan Luna,azuhra,bian dan aurell. "Okee." Mereka pun berpencar Gaga berjalan ke arah kanan sedangkan rayen berjalan ke arah kiri.

saat tengah berjalan rayen mencoba untuk menghentikan langkahnya dan pandangannya mengarah ke sebuah rumah yang tadi, saat sosok bertopeng itu membawa kekasih erlan-levenia keluar dari rumah kosong itu. Bahkan dia melihat jika sosok bertopeng itu masuk kedalam rumah itu. Dan Dia mencoba untuk mengikutinya. Saat sudah menampakan kaki di dalam rumah itu dia terkejut dengan penampakan rumah yang begitu menyeramkan. Rayen pun tertuju ke arah azuhra yang tengah berbaring di sebuah papan dengan kedua kaki dan tangannya yang sudah diikat. Saat rayen ingin melangkah tiba-tiba langkahnya terhenti setelah mendengar azuhra menyebutkan sebuah nama yaitu maxs.

"Maxss? Gue tau apa yang Lo rasakan, Lo tidak sendiri maxs setiap orang pasti merasakan kesedihan, Lo bisa ceritain ke semua orang termasuk gue." Dan ternyata rayen baru mengetahui nama sosok bertopeng itu adalah maxs.

Rayen mendengar sangat jelas apa yang di katakan oleh azuhra dia hanya mendengarkan dari balik dinding yang ada di sana. Dan saat dia melihat jika maxs-sosok bertopeng itu ingin melukai azuhra dengan belatinya rayen segera keluar dari persembunyiannya dan mencoba untuk menolong azuhra, tapi! Erlan bukan tandingannya. Erlan terhempas hingga pingsan karna ulah maxs.

Setelah rayen pingsan, maxs mengikatkannya ke batang kayu yang menjulang ke atas. tangan dan kaki rayen diikat menggunakan tali rotan dengan cukup kuat, saat maxs ingin melukai rayen dia terhenti karna mendengar suara teriakan dari azuhra.

"Jangan sampai Lo ngelukai dia? Lepasin dia jika Lo mau gue, Lo bunuh gue aja, gak usah bunuh dia! Lo denger?"

Takkkk-takkkk-takkkkk

Maxs mengambil sebuah golok dan menancapkan nya ke arah kayu yang ada di sana. suaranya terdengar begitu keras di telinga azuhra.
Azuhra hanya memohon ke maxs agar melepaskan dia dan erlan. Tapi! Maxs sudah seperti pscyo yang tak tahu arti permohonan dan hanya tahu arti pembunuhan. Setelah beberapa menit erlan pun tersadar dari pingsannya.

"Erlannn?"

"A-azuhra?. Rayen mecoba untuk membuka matanya secara perlahan.

Saat maxs tengah memegang tangan azuhra tiba-tiba dia dihentikan dengan maxs yang terus berteriak di belakangnya.

"Gue mohon sama Lo, jangan lukai dia, kalo Lo mau bunuh gue! bunuh aja gue! Jangan dia?." Terlihat sangat jelas dari tatapan rayen kalau dia takut jika maxs akan melukai azuhra, bahkan sampai membunuhnya. ternyata rayen menyukai azuhra sejak awal mereka masuk sekolah georgino school tapi dia tidak bisa mengatakannya karna dia hanyalah seorang introvet.

"Rayen?"

"Gue suka Lo azuhra." Rayen pun mengeluarkan apa yang ada di hatinya membuat dia lega jika dia mati karna dibunuh maxs, tapi! azuhra sudah tau kalo dia menyukainya.

Berbeda dengan maxs dia tidak mengeluarkan ekspresi apapun, dia mencoba untuk menggores tangan rayen, dan itu sangat menyakitkan baginya. azuhra hanya bisa melihat tampa menolong rayen, bagaimana bisa tangan dan kakinya saja diikat.

Maxs mencoba menyeyet kulit rayen hingga terlihat sangat jelas daging yang ada di tubuh rayen, cairan merah terus keluar dari tubuh rayen dan dibarengi dengan teriakan yang begitu menyakitkan terdengar sangat jelas di telinga azuhra.

"Aaaaaaaa."

"Rayen?" Azuhra hanya bisa menangis melihat rayen dibunuh dengan cara yang tragis. Dia tak menyangka jika maxs akan membunuh mereka seperti ini. Dan itu pun bukan kesalahan mereka.

Sebelum mati rayen hanya memberikan senyuman ke azuhra tampa berkata apa pun. Menurut rayen jika dia mengorbankan dirinya azuhra akan terlepas dari genggaman maxs tapi itu tidak akan terjadi. Setelah rayen mungkin saja maxs akan membunuh azuhra juga.

Mexico Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang