chapter 19

15 14 2
                                    

Mereka semua menelusuri rumah-rumah Yang ada di sana, aurell dan jevandra juga memasuki salah satu rumah. Saat mereka masuk mereka berdua melihat nama yang ada di papan bertuliskan nama. "Maxs dan Louis?" Jevandra mengarah ke arah aurell. "Siapa Louis?" Tanya jevandra.

"Louis adalah sahabat maxs." Sahut aurell dengan senyuman tipis di bibirnya. Walaupun dia tidak tahu banyak tentang maxs dan Louis, tapi! Menurut Aurel jika mereka dulunya seorang sahabat.

"Lalu kenapa maxs ini tega membunuh louis-sahabatnya?" Tanya lagi jevandra.

"Itu karna sebuah kesalahpahaman hingga menjadi tragedi seperti ini." Jawab aurell, walaupun begitu jevandra masih bingung kenapa maxs tega membunuh sahabatnya sendiri bahkan orang-orang yang tak bersalah.

Mereka masih melihat gambar-gambar yang terpampang disana, bahkan nama maxs dan Louis begitu banyak di papan dinding itu. Saat mereka sedang melihat-lihat mereka tertuju dengan angka 13,1,20,9. Setelah mereka melihat itu, mereka saling menatap satu sama lain. "Apa maksudnya?" Sahut jevandra dan hanya mendapatkan gelengan kepala oleh aurell. Aurell juga tidak tahu apa maksudnya itu.

Aurell dan jevandra masih melihat angka itu dan menerka-nerka nya lagi hingga mereka mengatakan hal yang sama. "MATI?"

Yah angka dari 13 adalah huruf M sedangkan angka 1 itu A dan 20 itu T lalu 9 itu I. Tapi! Kenapa dia menulisnya begitu? Berarti maxs juga anak yang pintar tidak seperti yang Louis katakan.

Mungkin karna sebuah dendam dia membunuh semua warga dan menjadikannya sebagai target. Dia ingin mereka semua mati. Setelah itu mereka seperti mendengar suara dari arah luar, saat mereka keluar mereka tak melihat orang di sana. Mungkin saja semua polisi masih menelusuri tempat-tempat di desa ini.

Hingga aurell melihat ke satu arah, dia melihat ada seseorang yang sedang tersenyum padanya dari arah kejauhan. Dia mencoba untuk mengejarnya di barengi dengan jevandra yang berada di belakang mengikutinya. "Aurelll kamu lihat apa?" Tanya jevandra.

"Aku tadi seperti melihat...." Perkataannya terhenti. "Maxs?" Aurell melanjutkan perkataannya lagi.

"Maxs? Apa dia masih disini dan dia belum pergi dari desa ini?" Sahut jevandra dan dibarengi dengan anggukan aurell.

Berarti mereka harus tetap berhati-hati walaupun banyak polisi di sini, tapi tetap saja maxs adalah seorang pesikopat dan mudah bagi dia mencari korbannya. saat mereka menoleh ke arah belakang, mereka berdua terkejut dengan apa yang mereka lihat jika maxs sudah berada di belakang mereka dan tengah memegangi kepala polisi. Maxs hanya tersenyum ke arah jevan dan aurell, lalu!

Srekkkkkkkk

"Tidakkkk?"

Polisi itu dibunuh oleh maxs dengan cara menggores di bagian lehernya, hingga cairan kental berwarna merah terus mengalir dari leher polisi itu. Bahkan seperti tidak ada rasa penyesalan dalam diri maxs, dia hanya menunjukan ekspresi senyuman ke arah jevan dan aurell. Mungkin sebenarnya target maxs adalah aurell, karna aurell satu-satunya yang tersisa dari semua teman-temannya dan aurell juga mengetahui tentang maxs dari Louis.

Aurell menangis melihat kejadian di depannya, jevan mencoba untuk memeluk Aurel dan menenangkannya, Lalu! semua polisi bahkan papah aurell datang menghampiri mereka.

"Aurel sayang? Kenapa kamu sayang?" Papah aurell sangat cemas dengan keadaan aurell yang sedang menangis, tangannya menunjukan ke arah polisi yang sudah terbunuh. Mereka semua bergegas menghampiri polisi yang sudah mati tak berdaya karna kehabisan darah.

"Kamu yang tenang yah sayang, papah akan jaga kamu dan juga polisi-polisi yang ada di sini."

Entah mengapa polisi masih bisa lengah dari maxs, bahkan sudah ada beberapa polisi yang menghilang. 
"Dia mengingkanku pah!" Jawab aurell yang masih berada di pelukan papahnya.

"Apa maksudmu sayang?" Tanya papahnya membuat semua orang yang ada disana juga bingung dengan perkataan aurell. Mereka semua ada yang berpencar mencari keberadaan maxs bahkan ada juga yang tetap berada di sisi aurell untuk menjaganya.

Mereka sangat sulit mencari keberadaan maxs, yang entah dimana maxs bersembunyi. Mereka juga tidak ada yang tahu tempat ini kecuali Jack. Tapi! Jack tetap saja diam tampa memberi tahu apapun ke mereka semua.

Hari pun sudah sore, sudah berapa lama mereka mencari tetap saja tidak menemukan maxs. Sudah banyak polisi dikerahkan tapi! Tetap saja tidak menemukan maxs. mereka semua berhenti untuk beristirahat sebentar sebelum mencari keberadaan maxs lagi.

Aurell baru ingat apa yang dikatakan oleh Louis, jika dia harus mencari tubuh kekasih Louis dan memakamkan Louis bersama kekasihnya di tempat yang sama. Tapi! Mereka tidak menemukan jasad Louis. Bagaimana bisa memakannya?

"Pak apakah bapak menemukan jasad tubuh seorang wanita? Em tubuh yang sudah terpisah dengan kepalanya?" Aurell menanyakan ke pada salah satu polisi yang ada di sana.

"Tidak kami tidak menemukannya, kemungkinan tubuhnya sudah menjadi tulang-berulang." Jawab lagi pak polisi itu.

Aurell menghela nafasnya pelan. " Maaf Louis aku tidak bisa menepati janjiku dan aku juga tidak tahu jasadmu berada." Batin aurell.

"nak? Apakah maxs benar-benar membunuh semua orang?" Tanya seorang polisi tidak heran jika dia bertanya, karna sudah seharian mereka tidak menemukan keberadaan orang yang bernama maxs yang telah di katakan oleh aurell.

Aurell tahu apa yang di katakan oleh polisi itu, mereka berfikir jika aurell berbohong mengenai maxs. Bahwasannya mereka tidak menemukan maxs dari tadi.

"Aurell sudah mengatakannya pak! Dan kalian lihat sendiri jika ada polisi yang terbunuh bahkan beberapa polisi menghilang, siapa lagi kalau bukan ulah maxs?" Jawab jevandra dia tidak asal berbicara karna dia melihatnya sendiri saat polisi terbunuh di depan matanya sendiri.

Dan akhirnya mereka Terpaksa untuk bermalam di tempat ini karna hari sudah gelap, dan untuk menangkap maxs juga agar tidak membunuh orang lagi.

GIMANA NIH MENURUT KALIAN DENGAN CERITANYA, DAN DIMANA TEMPAT PERSEMBUNYIAN MAXS KITA SAKSiKAN SAJA CERITANYA HANYA Di MEXICO.

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN YAH, TERIMA KASIH:).

Mexico Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang