Bab. 5 : Rapat

276 28 12
                                    

Aku meraih robot merah itu, lalu mengangkatnya setinggi bahu. Bentuknya yang bulat dan sedikit rusak, jadi mengingatkan diriku dengan Ochobot yang pernah dihancurkan oleh Borara dulu.

"Hei, apa yang kau lakukan? Cepat kembalikan power sphera itu!" perintah Laksamana Tarung.

Bukannya menaruh kembali, aku justru bertanya balik padanya.

"Power sphera? Bukannya ini robot?"

"Apa? Robot kau bilang? Ini power sphera lah. Kau lihat ini benda canggih? Lihat kan?"

"Errr... lihat Laksamana."

Daripada menambah masalah, lebih baik aku iyakan dahulu. Tapi, tetap saja. Kenyataan bahwa aku mengenal power sphera ini tidak berubah.

"Hmm... karena kau sudah di sini, kenapa tidak ikut rapatnya saja sekalian?" ujar Maksmana memberikan tawaran.

"Tapi, Laksmana. Boboiboy baru saja sembuh, mana boleh ikut rapat," ucap Gopal yang khawatir dengan kondisiku.

"Tidak apalah Gopal, ini hanya sebentar. Kan laksmana?" Aku berusaha meyakinkan Gopal.

Lagipula aku juga tidak terlalu suka, berada di ruang yang penuh obatan itu. Jadi, tak ada salahnya bagiku mengikuti rapat ini.

"Iya. Lagian kau juga sudah seharusnya mengetahui hal ini," balas Maksmana.

Mendengar jawabannya, aku justru jadi heran dengan maksud ucapannya. Lalu Maksmana bejalan memutari meja bundar itu, berusaha mendekati diriku.

"Kalian juga masuklah," ucap Kapten Kaizo kepada para elemen, sebelum memulai rapat.

Mau tak mau, mereka berlima harus melangkahkan kakinya ke dalam untuk menyusulku. Lalu pintu besar itu tertutup rapat, meninggalkan kesunyian di antara diriku dan Maksmana.

"Maksudnya?"

Maksmana terdiam sejenak, lalu berkata "Sebenarnya kami sedang membicarakan tentang dirimu dan musuh yang kau lawan beberapa hari yang lalu."

Ia menoleh ke arah Komandan Kokoci, yang ditatap hanya menganggukkan kepala. Lalu tangannya mulai memainkan tablet yang ada di genggamannya. Sebuah hologram dengan data mengenai musuh, muncul di atas meja bundar.

Terdapat beberapa foto hologram mengenai musuh beberapa hari yang lalu. Ciri-cirinya sama persis dengan yang menyerang kami. Terlihat sosok dirinya yang berusaha menyerang warga sipil, lalu mengalirkan energi asing ke dalam diri mereka.

Bahkan ada video yang berisi rekaman aksi musuh, yang berusaha menyerang salah satu reporter dan melakukan hal yang sama pada warga sipil di foto sebelumnya. Sosok hitam itu selalu menancapkan pedang ke arah jantung, lalu tak lama kemudian pedang itu berubah menjadi asap dan merasuki tubuh reporter tadi.

Setelah asap itu menghilang, orang tersebut mendadak menjerit kesakitan dan mulai menyerang apapun yang ada disekitarnya. Seringai kejam menghiasi wajahnya, tak lama kemudian kamera yang merekam aksinya mati.

Seketika tubuhku mematung, terkejut dengan apa yang baru saja kusaksikan. "A-apa itu tadi?"

"Tadi adalah salah satu bukti video tentang penyerangan makhluk hitam. Bernama Vades, seorang pangeran kegelapan yang menguasai planet Gerhana. Dan tadi adalah semua bukti penyerangannya, kebetulan ada satu video yang mirip dengan kasusmu. Jadi, kami semua memutuskan untuk meneliti video tadi," jelas Maksmana.

Ochobot perlahan melayang ke arahku, lalu memelukku erat.

"Boboiboy.... aku takut kau akan jadi seperti itu," ujarnya berbisik.

Terlihat mata LED biru itu menatapku dengan tatapan sendu, tak ingin kehilanganku. Kedua tangan ini sedang memegang benda bulat, sehingga membuatku kesulitan untuk membalas pelukannya. Aku hanya membalas pelukan itu dengan senyuman tipis, berharap semuanya tak masalah.

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang