eps. 9

846 20 1
                                    


  Gusion merasa kesal karena terjatuh saat mencoba menghampiri Kadita. Dia menoleh menatap kakak-kakaknya dan memberikan tatapan kesal sekaligus kebingungan.

G: "ko awu ga bisya jaawan..?" Ucapnya, terdengar mulai cadel dan tidak jelas.

M: "kan emng ga bisa~" jawab Melissa secara blak-blakan dan dengan terang-terangan mengejek Gusion yang kini tidak bisa berjalan.

G: "awu bisya ko! Kawian afhain awu?!"

J: "eh~? Kita ga ngapa-ngapain kok..? Kan emng kamu belum bisa jalan Sion~" timpa Jovan dengan nada mengejek, jelas senang melihat adiknya itu marah-marah dengan wajah imutnya.

G: "engaa.. Sion bisya jawan.. kawian yang pawti aneh-aneh ke Sion..!"
Ucap Sion, pipinya menggembung imut, bergerak naik-turun saat dia berbicara.

K: "udah, udah, sini baby.."

Kadita lalu mengangkat Gusion ke pangkuan nya, menepuk-nepuk pelan perut kecilnya. Lalu secara tiba-tiba Bianca menyodokkan sebotol susu besar ke mulut Gusion dan memaksakannya untuk meminumnya. "Minum." Tegas Bianca, sedangkan Gusion hanya pasrah dan perlahan meminum susu itu.

Yang lainnya pun hanya menonton ketika si bungsu meminum susu spesial nya, susu di botol itu perlahan-lahan berkurang dan habis beberapa menit kemudian. Kasian lalu menepuk-nepuk punggung Gusion, mencoba membuat nya bersendawa. "Brupp" Sion bersendawa pelan menarik kekehan kakak-kakak nya.

J: "Mel, renang yuk, mumpung lagi panas-panasnya..!"
Ajak Jovan yang tentunya di balas anggukan oleh Melissa.
M: "gasskuen..! Kak Bianca ikut yuk, biar makin seru!"
Bianca tersenyum dan mengangguk setuju dengan ide itu.
B: "aku ganti baju dulu."
M&J: "okey!"

G: "kaa... Sion maw ikyut..." Ucap Sion menatap kakaknya dengan tatapan memelas yang akan meleleh kan hati semua orang, namun, sayangnya itu tidak lagi mempan pada kakak-kakak nya itu.

A: "tidak, tidak boleh, di luar sangat panas, kulit mu bisa terbakar, kamu disini saja bersama Abang dan Tante." Ucap Aamon dengan tegas, tidak menerima penolakan apapun. Gusion pun hanya mengalah menatap tiga kakaknya yang pergi ke pantai tanpanya.



Beberapa menit berlalu, kini Kadita, Aamon dan Gusion hanya menonton televisi, sebelum terdengar suara dari perut Gusion.

"Kaaa... Peyut Sion akitw.." ucap Gusion, menarik-narik lengan Aamon untuk mendapat perhatian nya.

"Hm? Kenapa? Kamu mau pup?" Tanya Aamon yang sekarang memperhatikan Gusion, wajahnya terlihat sedikit khawatir meski dia tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Sion hanya mengangguk-ngangguk, lalu tiba-tiba terdengar suara dari popoknya saat popoknya itu mulai terisi dan berubah warna kecoklatan.

'Brooott..pprttt..' Gusion melenguh pelan, dia benar-benar merasa malu saat ini.

Melihat Gusion yang malu-malu pun hanya mengundang kekehan dari Aamon, dia lalu mencondongkan tubuhnya ke depan dan mencium pipi Gusion dengan sayang.

"Udah enakan belum?" Tanya Aamon, yang di jawab gelengan dari Gusion. "B..beyum.. macih Atit..."

Aamon pun hanya menghela nafas dan mengangkat tangan nya untuk mengelus perut Gusion, menunggu Gusion untuk selesai pup.

Setelah Gusion selesai, Aamon' pun mulai membersihkan popok kotor Gusion, menaruh perlak di bawah Gusion dan mulai mengganti popoknya, dia mulai dengan melepas popok Gusion dan lalu membersihkan area private Gusion dengan tisu basah, dan lalu mengoleskan krim anti ruam dan membedakinya sebelum memakaikan popok baru.

"Selesai." Aamon pun berdiri, akan membuang popok kotor Gusion ke tong sampah di kamar mandi.

Aamon' pun kembali ke ruang tamu dimana Gusion berada, dia lalu mengangkat Gusion kembali ke gendongan nya, tidak bisa membiarkan adik bayinya itu sendirian.

"Kita jalan-jalan ke pesisir pantai mau?" Tawar Aamon' yang tentunya di angguki oleh Gusion. Mereka pun mulai berjalan keluar dan menuju ke pesisir pantai.

-TBC

Balik guys hehe

Pampering (Confinement) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang