eps. 8

1.1K 28 2
                                    

Astaga maaf gaes lupa

  *di bawah*
  Kadita sedang meng intropeksi paxley yang lain.

K: "jadi... Ada apa yang mau ngejelasin ke tante kenapa kalian bikin gusion jadi gitu?"

  Semua paxley yang disana terdiam, tidak tahu harus menjawab apa. Namun, setelah terjadi kesunyian yang canggung selama ±3 menit. Jovan angkat bicara.

J: "... Jadi... Gini.. Gusion kan kabur dari rumah, dan kita semua tahu kalau itu karena kita terlalu memaksakan kehendak kita ke dia. Tapi, tante juga tahu kita ngelakuin itu juga karena kita khawatir gusion bakal kena masalah...  Tapi nyatanya kita malah bikin kesalahpahaman... Kami tahu kami salah.. Kami juga nyesel.. Makanya kami... Ingin memulainya dari awal... Jadi ya... Gitu deh.."

Kadita sepertinya mengerti dari penjelasan dari Jovan yang panjang x lebar yang di setujui oleh Bianca dan Melissa dengan sebuah anggukan.

K: "tapi... Emng nya ga berlebihan?" Tanya kadita, tanpak ragu dengan pilihan mereka. "kalau gusion sampai kabur lagi karena ga tahan dengan perlakuan kalian ke dia gimana?..."

Para paxley saling bertukar pandang satu sama lain. Bertanya-tanya apakah mereka harus memberitahu kadita. Namun setelah nya mereka mengangguk dan Melissa yang bergantian menjelaskan sekarang.

M: "... Ada cara sih tan... Supaya gusion ga kabur... Tapi jangan marah ya...? Ya?"

K: "hmm... Ya oke deh, tante ga bakal marah. tapi ga bisa janji ya."

M: "oke... Jadi... Paxley Tech, kami... Kami sedang mengembangkan sebuah obat.. Namanya obat pelumpuh... Gunanya untuk melumpuhkan saraf dan otot tubuh... Tapi ga bakal menyerang saraf otak, jadi gausah khawatir tentang itu. Nah, kita... Gunain itu ke gusion untuk melumpuhkan nya-"

K: "tunggu, apa-? Kalian ngapain?! Nglumpuhin gusion? Otak kalian rusak ya?!"

M: Melissa menghela napas dengan dramatis "... Kami tahu ini kedengeran nya gila... Tapi.. Itu satu-satunya cara... Kalau kita ngiket dia semuanya ga bakal terperbaiki.. Malah akan tambah parah.. Gitu juga kalau kita motong atau matahin tulangnya-"

K: "kalian juga mikir buat matahin tulangnya?!!"

B: "..ya.. Tapi... Kan ga apa-apa kan tan? Yang penting dia sekarang udah bareng sama kita..."

J: "bener, yang penting dia udah pulang. Dan kita ga bakal biarin dia pergi lagi. Oh, dan untuk obatnya...  Itu paling hanya melemahkan beberapa saraf dan otot.. Tidak sepenuhnya lumpuh... Hanya dilemahkan..."

Mendengar penjelasan para paxley, wajah kadita nampak memucat. Nampaknya tidak percaya dengan tindakkan yang di lakukan mereka.

J: "jadi? Kalian udah ngasih itu ke Gusion?"

M: "udah sih... Tapi kita pake dosis yang lumayan... Jadi butuh beberapa kali pengonsumsian untuk sepenuhnya melemahkan saraf dan otot nya..."

K: "udah berapa kali kalian ngasih obat itu ke gusion..?"

J: "gusion sih balik 3 hari yang lalu... Sedari awal itu kami udah ngasih dia beberapa suntikan..."

M: "di awal kita bawa dia pulang... Jadi menyuntikan satu dosis sedang... Hari selanjutnya tiga kali dosis kecil... Tadi pagi satu dosis sedang..."

K: "jadi efek apa yang sudah terlihat...?"

B: "Untuk sekarang... Gusion bakal kesulitan berjalan, dia tidak bisa menahan kandung kemih nya... Kekuatan nya yang melemah.. Dan yang tante lihat sendiri tadi... Dagu dan kerongkongan gusion juga sudah memunculkan efeknya... Sepertinya dia sudah tidak bisa berbicara dengan benar mulai sekarang..."

K: "astaga.... Kalian ini memang gila ya... , jangan bilang ini ide si Valen."

B: "umm... Kami ga bisa bilang tidak... Tapi juga ga bisa bilang iya"

K: "..  Ya sudah... Kalau sudah terlanjur maka tante ga bisa menghalangi lagi..."

Aamon lalu datang sembari menggendong Gusion, dia bersandar di bahu abangnya, nampak lelah.

  Aamon menghampiri mereka yang sedang berbincang di sofa. Dan duduk di salah satu sofa-sofa yang ada di sana. Dan mendudukan gusion di pangkuannya.

 
Kadita dan paxley yang lain terangah melihat ke imutan gusion.

K: "astaga imutnya~, gusion. Kesini dong sayang, duduk di pangkuannya tante." kata nya sembari menepuk-nepuk pahanya mengisyaratkan untuk gusion duduk di pangkuannya.

Gusion yang ingin duduk di pangkuannya kadita, menoleh untuk menatap ke arah aamon untuk sebuah izin, yang di balas oleh sebuah anggukan oleh aamon.

Gusion yang menerima izin dari aamon, segera bangkit dari duduk nya hendak menhampiri kadita. Namun, dia malah terjatuh karena kakinya yang lemah.

TBC-

__________

Oke gaes segitu aja dulu karena otak saya lagi dull

Pampering (Confinement) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang