meskipun wajahku terlihat dingin
tapi hatiku tidak begitu
(Every End Of The Day by IU)..........
Hari ini adalah hari pertama Keysa masuk sekolah setelah libur panjang. Ia tampak senang karena telah diterima di sekolah bergengsi. SMA Cendrawana. Terlebih Ia masuk lewat jalur beasiswa menjadi suatu kebanggaan baginya.
SMA Cendrawana merupakan sekolah favorit yang berada di Jakarta Selatan. Umumnya siswa disini adalah golongan orang kaya atau anak konglomerat. Tetapi sekolah ini masih mau membuka program beasiswa untuk siswa tidak mampu yang ingin bersekolah disini.
Keysa begitu terpukau saat pertama kali memasuki gerbang sekolah. Sangat mewah dan idaman semua siswa. Ia terus berjalan sambil melihat kanan kiri siapa tau ada cowok ganteng hehe.BRUKK
Tiba-tiba seseorang menabraknya. Dan minuman yang dibawa orang itu menumpahi sepatunya sendiri.
"OMG Keith, sepatu lo kan limited edition tapi sekarang malah kotor gini," ujar cewe cantik berambut pendek bernama Nadine.
"Woy kalau jalan pake mata dong." Keith menatap tajam Keysa.
"Maaf kak, tapi kan lo yang nabrak gue," ujar Keysa membela diri.
"Gausah banyak alesan, mending lo bersihin sepatunya Keith," ucap cewe bernama Naomi sambil melempar tisu ke arah Keysa.
"Dih ogah, emang gue babu lo." Setelah mengatakan itu Keysa berlari menghindar ke 3 cewe itu.
Keith menahan amarahnya, selama ini tidak ada yang berani melawan Keith disekolah ini.
"Liat aja pembalasan gue." Keith tersenyum licik memandang Keysa dari jauh.
Keith, Nadine dan Naomi adalah anak kelas 11. Mereka dikenal suka membully siapa saja yang berani dengan mereka. Walaupun sudah banyak korban namun tidak ada satu pun siswa yang berani melapor kepada pihak sekolah. Mungkin karena mereka takut dengan Keith, soalnya keluarga Keith itu orang kaya dan ayahnya seorang Hakim Ketua. Walaupun suka membully anehnya banyak sekali yang membela Keith.
.........
Genap seminggu sudah Keysa bersekolah disini. Walaupun tidak ada yang mengganggunya namun ia merasa dikucilkan karena hanya siswa beasiswa. Bahkan ia tidak memiliki teman sampai saat ini. Keysa tidak ambil pusing karena ia pun terbiasa sendiri.
Awalnya Keysa mengira tidak ada yang mengganggunya tapi ternyata ia salah. Hari ini ketika ia pergi ke kamar mandi tiba-tiba ada yang menyiramkan seember air dari atas.
BYURR
"Siapa nih yang nyiram gue!" teriak Keysa.
Keysa keluar dari kamar mandi ternyata pelakunya adalah Keith dan teman-temannya.
"Ini balasan buat lo karena udah kurang ajar sama gue." Keith mengacungkan jari telunjuknya ke arah Keysa.
"Tapi kan gue ga salah kak. Yaudah gue minta maaf deh," mohon Keysa kepada Keith berharap setelah ini Keith tidak mengganggunya lagi.
Bukannya menjawab Keith malah memberi isyarat kepada Nadine dan Naomi untuk melempari Keysa yang basah dengan tepung.
Keysa yang tanggap langsung berlari keluar kamar mandi. Keith dan teman-temannya masih mengejarnya. Mereka kejar-kejaran di koridor sekolah sampai akhirnya sampai di lobi sekolah. Keysa tertangkap dan Keith langsung melemparinya dengan tepung sampai puas. Keysa tidak bisa melawan dan hampir menangis.
Siswa yang lain hanya menonton dan tidak ada niatan membantu sama sekali. Ada yang bersikap tidak peduli, ada yang membuat video bahkan ada yang menertawakannya dan menganggap itu hal yang seru. Keysa merasa miris, bahkan ia menjadi bahan tontonan dari lantai 2.
"Keributan apa lagi ini," ujar cowo yang sedang menonton dari lantai 2.
"Biasalah Gib, itu si Keith dapet mangsa," jawab Leo cowo yang berdiri disamping kanan Gibran.
"Kok gue gak pernah liat cewe itu ya, anak baru?" tanya Hardin berharap ada yang menjawab.
Itu Gibran, Leo dan Hardin. Mereka mendapat julukan 'berlian' disekolahnya. Anak konglomerat dengan ketampanannya:v
"Dengar-dengar sih anak kelas 10 dan dia siswa beasiswa, tau sendiri Keith benci orang miskin hahaha," jawab Leo sambil tertawa.
"Gitu ya kalau jadi anak donatur, merasa paling berkuasa," kesal Hardin
"Din, lo lupa gue juga anak donatur tapi gue ga gitu," sahut Gibran yang merasa tersindir.
"Nah iya kok lo ga begitu ya Gib, padahal lo bisa memanfaatkan kekuasaan lo tuh buat ngontrol si Keith terus nanti satu sekolah bakal hormat sama lo," ujar Leo memberikan ide cemerlang.
"Astaghfirullah Leo, kok lo ngajarin Gibran yang jelek-jelek sih," sahut Hardin yang tiba-tiba alim mode on.
"Biar apa gue begitu? Ga berguna banget. Selama Keith ga ngerugiin gue ya bodo amat," jawab Gibran ketus.
"Tapi kasian ya tuh cewek," ucap Hardin sambil menatap kebawah.
Seketika Gibran langsung tertegun dengan ucapan Hardin. Ia memperhatikan wajah Keysa dari atas dan ada rasa sedikit kasian. Sedikit.
"Halah sok lu-" ucapan Leo terputus karena ada yang berteriak.
"STOP!!!"
Tiba tiba ada cowok tinggi yang menghentikan aksi pembullyan itu. Namanya Adlaar. Salah satu cowok idaman sekolah.
"Kalian ini apa-apaan sih, terutama lo Keith. Mau sampai kapan lo nyari korban begini?" teriak Adlaar.
Nyali Keith langsung menciut dan tidak berani menjawab pertanyaan Adlaar.
"Kalian semua bubar!" perintah Adlaar.
Seketika para siswa yang tadinya menonton berhamburan. Begitu juga Keith dan teman-temannya yang langsung pergi meninggalkan lobi.
Kini hanya tersisa Gibran, Leo, dan Hardin yang menonton dari atas."Wah duta sekolah dateng," ucap Leo dengan nada remeh.
"Biasalah caper wkwkwk," sahut Gibran.
"Astaghfirullah kalian ga boleh gitu-
Gibran dan Leo menatap Hardin secara bersamaan.
"-maksudnya ngomongnya jangan pelan-pelan teriak aja biar semua orang denger, hehe gue belum selesai ngomong"
Leo yang tadinya ingin memukul wajah Hardin akhirnya ia urungkan.
Mereka beralih menatap ke bawah yang hanya tersisa Adlaar dan Keysa.
"Lo gpp dek?" tanya Adlaar sambil mengulurkan tangan kenapa Keysa.
"Gpp kok kak, cuma seragam aku kotor aja," jawab Keysa sambil menerima uluran tangan Adlaar.
"Lo bawa seragam dobel gak?"
"Bawa kok kak."
"Mending lo bersihin diri terus ganti seragam deh. Tenang aja gue jagain kok biar gada yang ganggu," ucap Adlaar karena ia merasa Keysa masih takut.
"Iya deh, makasih ya kak udah nolongin aku. Aku gatau kalau gak ada kakak aku bakal jadi apa," kata Keysa dengan nada sedih.
"Iya sama-sama, ini udah jadi kewajiban gue kok" jawab adlaar tersenyum.
"Yaudah ayok," ajak Adlaar sambil menarik tangan Keysa.
Melihat tangan Keysa digandeng oleh Adlaar dengan erat Gibran dapat melihat ekspresi malu-malu Keysa. Jangan lupa rona merah muda yang ada di pipinya.
"Menarik," ucap Gibran pelan sebelum akhirnya mereka bertiga pergi dari tempat itu menuju kelas.
-tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of Love
Teen FictionJoangga Gibran, seorang pria yang diam-diam menyukai pacar musuhnya. Sebuah kejadian tak terduga membuatnya terpaksa harus merebut gadis itu dari musuhnya. Akankah ia berhasil?