2. Insiden

38 9 1
                                    

Aku mencoba melupakanmu sekali saja dalam sehari. Tapi, aku tidak bisa. Jadi, apa yang harus kulakukan?
(Can't Stop by CNBLUE)

..........

Adlaar menepati janjinya sendiri. Ia benar-benar mengawal Keysa dengan baik. Keysa merasa sangat senang karena di sekolah ini masih ada orang yang berhati baik. Ia juga merasa memiliki teman baru.

Keysa keluar dari kamar mandi dan mendapati Adlaar menunggu didepan pintu. Adlaar menyadari kehadiran Keysa lalu mulai berbicara.

"Udah selesai dek?" tanya Adlaar.

"Udah kak. Sekali lagi makasih ya kak, btw nama kakak siapa ya?". Keysa bertanya balik karena sebelumnya ia belum pernah melihat laki-laki ini.

"Gue Adlaar dari kelas XII IPA 1" jawab Adlaar sambil mengulurkan tangan.

Keysa membalas uluran tangan itu sehingga mereka bersalaman, "Aku Keysa dari kelas X IPS 2"

Semenjak saat itu Keysa dan Adlaar terlihat sangat dekat. Mereka selalu bersama bahkan ke kantin bersama. Hal itu berlangsung selama 1 Minggu. Untuk saat ini tidak ada yang berani membully Keysa lagi.

Menyaksikan hal tersebut membuat para penggemar Adlaar meradang. Pasalnya selama ini Adlaar tidak pernah dekat dengan siapapun dan sangat sulit didekati. Mungkin sudah puluhan siswa yang bahkan secara terang-terangan mendekati Adlaar. Usaha mereka hanya sia-sia karena Adlaar menolak mereka.

Seperti yang terjadi pada hari ini, Keysa dan Adlaar makan bersama. Para siswa yang makan dikantin pun mengalihkan fokusnya kepada mereka berdua, tak terkecuali trio ini.

"Serius mereka pacaran?" Celetuk Leo tiba-tiba di sela makan-nya.

"Emang mungkin Adlaar pacaran sama cewek kayak gitu?" Malah sekarang Hardin yang balik bertanya.

"Kayak gitu gimana Din?" Tanya Gibran sambil berhenti makan.

"Ya kayak gitu. Biasa aja, maksud gue yang lebih cantik kan banyak." Jawab Hardin santai.

"Bener tuh..kalau dia emang niat cari pacar kenapa dia nolak semua cewe yang ngejar-ngejar dia. Kalau gue jadi Adlaar udah gue pacarin semua" ucap Leo sambil nyengir. Hardin langsung memukul kepala Leo pelan.

Mendengar ucapan dua temannya Gibran hanya diam dan tidak menanggapi apapun. Ia malah fokus melihat interaksi Keysa dan Adlaar.

Rumor Adlaar dan Keysa berpacaran cepat menyebar. Keith cs juga mendengar kabar itu. Setelah itu Keith mencoba menghasut para siswa untuk memberi pelajaran kepada Keysa. Para siswa yang terhasut berkumpul bersama untuk membuat rencana.

Saat itu Keysa sedang berjalan sendirian di koridor sekolah. Segerombolan siswa tiba-tiba menghampiri dengan membawa berbagai peralatan seperti telur, tepung dan air. Mengetahui hal tersebut Keysa langsung berlari kencang. Pada akhirnya Keysa dikepung karena jumlah mereka terlalu banyak

"Salah gue apa kak, kok kalian tega ngelakuin ini?" Tanya Keysa sambil menstabilkan nafas.

"Salah lo masuk ke sekolah ini"

"Salah lo karena deket sama kak Adlaar"

"Jangan centil jadi cewek"

Begitulah kira-kira jawaban mereka. Namun Keysa tidak mengerti. Ia merasa tidak melakukan hal aneh. Dekat dengan seseorang memang salah? Seseorang mulai menyerang Keysa. Karena tidak ada jalan lain akhirnya Keysa melompat dari lantai 3.

"Woi jangan"

BRUKKK

"Cewe gila"

"Anjir nekat banget"

"Lo gpp? Jangan pingsan dulu"

Keysa memejamkan matanya dan mendengar semua teriakan itu. Namun ia merasa baik-baik saja. Dan beberapa detik kemudian ia tersadar. Keysa membuka matanya dan dibawahnya ada seseorang. Rupanya saat ia terjatuh justru menimpa orang lain. Ia sangat terkejut dan menatap wajah laki-laki dibawahnya.

"Bego," umpatan kecil yang keluar dari mulut lelaki itu.

"Gib lo gpp? Minggir lo cewek gila." Leo langsung menarik badan Keysa agar bangun.

"Jangan mati bego hiks" celetuk Hardin sambil mewek.

Leo langsung memukul kepala Hardin, "Lo ga liat mata Gibran melek" ucapnya kesal.

"Berisik. Jangan angkat gue, panggil ambulans" ucap Gibran pelan.

Leo langsung memerintah salah satu temannya untuk menghubungi ambulans. Saat ini semua murid sedang mengerubungi Gibran untuk melihat kondisinya. Keysa hanya terdiam dan merasa bersalah. Apalagi saat ini banyak yang menatapnya tajam. Tiba-tiba Adlaar datang dan menarik tangan Keysa dari kerumunan itu.

Setelah ambulans tiba Gibran segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Leo dan Hardin ikut mengantar sampai rumah sakit. Dalam perjalanan ke rumah sakit Hardin mencoba mengabari keluarga Gibran.

Begitu sampai dirumah sakit dokter segera menangani Gibran. Leo menjadi wali sementara karena pihak keluarga belum datang.

Tidak lama kemudian adik Gibran yang bernama Alisa datang sambil menangis.

"Kak Leo kakakku kenapa hiks" tanyanya sambil menangis.

Dokter keluar dari ruangan Gibran dan memberi hasil pemeriksaan.

"Ada keretakan di sebelah bahu dan lengan bagian kiri, untuk sementara pasien harus dirawat dan tidak diperbolehkan menggunakan tangan kirinya untuk sementara waktu" jelas dokter.

Gibran langsung dipindahkan ke ruang rawat. Kondisinya saat ini dalam keadaan sadar dengan tangan kiri penuh perban dan memakai arm sling.

"Lo berdua pulang aja, thanks udah bawa gue kemari" ucap Gibran kepada dua temannya.

"Yaelah kayak sama siapa aja lo. Udah kawajiban kita nolongin lo gib" jawab Hardin dengan santai

"Bener, sebenernya gue ga tega sih ninggalin lo cuma berdua sama Alisa" sahut Leo.

"Emang aku kenapa kak? Aku kan bukan anak kecil lagi" ucap Lisa tidak terima.

"Yaudah deh si paling dewasa, kita pulang dulu jagain tuh kakak lo"
Setelah itu Leo dan Hardin pamit pulang. Sekarang hanya tersisa Lisa dan Gibran.

"Kakak kok bisa gini sih? Kejadiannya gimana?" Tanya Lisa penasaran sekaligus kasihan.

"Namanya juga musibah. Tadi kakak ga sengaja kejatohan orang" jawab Gibran sambil tertawa karena cukup aneh.

"Hahaha, kok bisa sih kayak kejatohan cicak aja. Terus orangnya kok ga nganterin kakak? Udah minta maaf belum?" Tanya Lisa dengan nada kesal.

"Mungkin besok, salah kakak juga tadi gak liat dulu" jawab Gibran.

Mereka diam untuk beberapa saat namun Gibran segera memulai pembicaraan.

"Kamu pulang aja dek" suruh Gibran.

"Ih kok pulang sih, terus kakak sama siapa dong" jawab Lisa kesal.

"Disini kan banyak dokter sama perawat, kamu besok sekolah. Lebih baik kamu pulang" bujuk Gibran lembut.

"Tapi kan mereka ga stand bye disini kak. Aku gamau pulang, aku mau disini jagain kakak. Besok aku gausah sekolah, kan ga ada kakak yang anterin" ucap Lisa sedih.

"Aku udah telfon papa, sekarang papa lagi terbang ke sini. Mungkin nyampe nanti malam" Gibran tak menjawab ucapan Lisa.

Selama ini Gibran hanya hidup dengan papa dan adiknya. Papanya sangat sibuk hingga sering dinas ke luar negeri. Namanya pak Erland, beliau termasuk pengusaha yang sangat sukses. Adiknya yang bernama Lisa tergolong masih sangat muda karena baru kelas 9 SMP. Makanya Gibran menyuruh Lisa untuk pulang karena tidak tega membebani adiknya.


tbc

Out Of Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang