Dia tidak nyata!!

24 4 0
                                    

Malam yang begitu dingin, Senja duduk di atas lantai dingin yang berada di kamarnya, dia menatap rembulan yang bersinar begitu indahnya lewat jendela kamar yang sengaja dia buka untuk menikmati suasana malam yang dingin ini.

Bayangannya masih teringat dengan kejadian siang tadi, dimana dia melihat dengan mata kepala sendiri tentang sosok pria yang begitu dia kagumi.

Samudra, lelaki yang penuh misteri membuatnya merasa terus penasaran dengannya, ada banyak hal yang tidak di ketahui olehnya.

"Tuan Samudra dari kecil selalu di banding banding kan sama sodaranya yang lain. Ada alasan kenapa Tuan Samudra selalu di bedakan, saya tidak akan memberitahu kan semuanya, kamu cukup tahu sampai sini saja, Nak Senja," ucap Madi, dia yang tengah membereskan kamar yang kosong dikagetkan dengan pertanyaan Senja yang baru saja turun dari lantai atas setelah menemui tuan mudanya.

"Jadi, apa Tuan Samudra hidup dalam kenangan?" tanya Senja, kedua tangannya saling meremas merasa gugup dengan pertanyaan nya.

"Bukan hanya kekangan, dia sering kali mendapatkan siksaan," jawab Madi dengan tersenyum tipis.

"Dulu pernah terjadi sesuatu yang membuat hidup Tuan Samudra seperti ini, antara dan dendam dan cinta saling berdampingan," lanjutnya.

Senja menghela nafasnya pelan, dia mengusap wajahnya seraya beristighfar karena terlalu keras berpikir.

Karena jujur, ucapan Madi tadi siang membuat dia harus berpikir, yang bisa dia simpulkan adalah kalau ternyata Sosok pria yang dia sukai itu, hidupnya tidak baik. Selain kekangan, dia juga tersiksa di antara dendam dan cinta.

Senja tidak tahu apa maksud semuanya.

"Ya Tuhan, Pak Grata sama Tuan Muda Samudra bertengkar lagi? "

Sontak Senja menoleh kearah luar pintunya, dia segera berdiri dan membuka pintu kamarnya, sebelum keluar dia menyempatkan diri terlebih dahulu untuk memakai cadar hitamnya.

"Ada apa Bi?" tanya Senja pada seorang pembantu yang kamarnya bersebelahan dengannya.

"Itu, Tuan besar sama Tuan Muda Samudra saling adu jotos," jawabnya.

Senja langsung melangkah keluar, dia menghampiri suara keributan yang tercipta di ruang tengah rumah besar itu.

Alangkah terkejutnya dia saat melihat Samudra yang sudah lemas di tangan ayahnya sendiri.

"Ya Allah, Kak Samudra," gumam Senja cemas.

"Madi, hentikan Pak Gatra, Madi," pinta Senja.

"Tidak bisa Nak, Tuan besar lagi marah besar," jawab Madi.

"Kenapa Pak Gatra lakuin ini? " tanya Senja.

"Tuan Samudra pulang bawa perempuan dalam keadaan mabuk. "

Nafas Senja tercekat mendengar itu. Perempuan dan mabuk? Samudra melakukan hal itu? Ya Tuhan ini tidak pernah dia bayangkan.

Sejauh dia mengenal Samudra, dia tidak pernah mendengar kalimat yang amat buruk itu.

"Perempuan itu pelacurkan? " tanya salah satu pembantu disana.

"Iya, Tuan Samudra kayaknya habis dari club malam, buktinya dia pulang dalam keadaan mabuk. Itu sebabnya tuan besar sangat marah besar," jawab Madi.

Senja menyentuh ujung cadar nya dengan cemas, tatapannya masih menatap sosok Samudra yang sudah sangat lemas dengan luka di wajahnya yang mulai mengeluarkan darah.

"Dimana wanita yang dibawa sama tuan?" tanya Senja pelan.

"Dia sudah di usir," jawab Madi.

Senja meneguk ludahnya kasar, lalu tanpa sadar dia melangkah mendekati pertengkaran itu terjadi.

"Senja, kamu mau kemana? " tanya Madi.

Senja tak menghiraukan ucapan Madi, dia terus melangkah, yang awalnya pelan kini langkahnya menjadi tergesa gesa saat dia melihat Pak Gatra hendak kembali memukul Samudra.

"Tuan besar," teriak Senja yang mengalihkan atensi Pak Gatra.

Pak Gatra menatap Senja dari ujung kaki sampai ujung kepala, lalu dia menurunkan tangannya yang melayang hendak memukul anaknya yang sudah lemas di lantai.

Dia menaikan satu alisnya menatap bingung pada sosok Senja.

"Kak Sam, sudah sangat lemah Pak, jangan pukuli dia lagi, " ucap Senja, jantungnya berdebar dengan cepat merasa gugup dengan tindakannya yang nekat.

"Pembantu baru?" tanya Pak Gatra dengan raut datarnya.

"Maaf Tuan besar, dia pembantu yang menggantikan ibunya disini untuk sementara," sahut Madi dengan menunduk hormat.

Senja menunduk menatap keadaan Samudra, hatinya begitu teriris melihat kondisi Samudra. Dia ingin membantu tapi dia tidak bisa menyentuh Samudra begitu saja, Tuhan nya bisa marah kalau dia melakukan hal ini.

Tanpa pikir panjang Pak Gatra langsung melangkah meninggalkan ruang tengah itu dengan nafas yang masih memburu karena amarah.

Melihat hal itu, Senja langsung meminta bantuan pada Madi untuk segera membawa Samudra kedalam kamarnya.

Sebelum melangkah menyusul Samudra, dia mencari kotak P3K untuk mengobati luka yang di alami oleh Samudra.

Sampai nya di kamar, dia melihat Samudra yang sudah di baring kan di tempat tidur mewahnya, dia ragu untuk masuk karena pembantu yang membawa Samudra sudah pergi.

Perlahan dia melebarkan pintu kamar Samudra, dan masuk dengan membiarkan pintu itu terbuka untuk menjauhi fitnah.

Dia menatap wajah penuh luka dari wajah tampan Samudra, lalu tanpa pikir panjang dia membuka kotak P3Knya, akan tetapi dia harus membersihkan luka lukanya itu supaya tidak infeksi.

Dengan lembut dia pun membersihkan luka itu, sesekali Samudra meringis dalam tidurnya kala merasakan sakit diwajahnya.

Perlahan mata itu mengerjap, dia membuka matanya yang terasa buram. Dia dapat melihat sosok Senja dalam keburaman.

Senja merasa gugup di tatap seperti itu, sesegera mungkin dia menyelesaikan kegiatannya yang mengobati luka Samudra.

"Mereka jahat bukan? " racaunya pelan.

Senja tertegun mendengar itu, dalam keadaan yang masih menunduk dia mendengarkan semua rasakan Samudra yang terdengar lirih.

"Dunia ini sangat tidak adil bukan? Itu sebabnya Tuhan itu gak ada! Tuhan itu gak nyata!" racaunya sekali lagi.

Lagi lagi Senja hanya bisa diam mendengar semuanya, dia sedikit kaget dengan ucapan Samudra yang menganggap Tuhan itu tidak ada.

"Tuhan itu tidak nyata! Dia tidak ada! "

"Kak Sam," panggil Senja lirih.

Dia meringis mendengar racauan aneh sekali gus tangisan yang begitu menyayat hatinya.

"TUHAN ITU GAK NYATA! DIA GAK NYATA BAJINGAN! " teriaknya sembari menangis histeris.

"Kak.... "

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Samudra dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang