happy reading :D
Sore itu, suara hujan yang begitu indah ditambah suasana langit yang mulai kelabu. Hujan begitu menenangkan bagi sebagian orang, tapi juga begitu menyedihkan.
Dari hujan kita belajar bahasa air bagaimana berkali-kali jatuh tanpa sedikitpun mengeluh pada takdir.
"Ayo." vio yang sedang menikmati indahnya hujan sembari merenung pun melihat ke arah sumber suara. Ia terkejut karena tiba tiba saja calvin muncul disampingnya dengan sebuah payung. "Ayo apa?" perasaan vio mulai tak karuan, jantungnya berdetak lebih cepat- yatuhan apa calvin mau ngajak pulang bareng?
Apa yang dipikirkan oleh vio pun benar. Calvin mengajaknya.. pulang bersama.
- CALVIO -
Setibanya dirumah, vio langsung mandi dan berganti pakaian. Setelah itu, vio pun langsung berbaring di tempat tidurnya sambil tersenyum tipis mengingat kejadian tadi.
"Nah dah sampe, sana masuk." kata calvin "Iya iya! ini juga mau masuk. Makasih ya cal udah nganterin, tumben tumbenan lo, ada maunya ya? pasti minta traktir." vio berkata sambil menatap sinis pada calvin
Calvin menyentil pelan dahi vio, "pikiran lo ke gue negatif mulu perasaan, ngga ada, gue lagi pengen nganterin lo aja, kan dibilang tadi gue takut lo diculik om om." ucapnya sambil tersenyum menyebalkan. "Yayaya, yaudah sana pulang udah mau malem." pasrah vio.
Secara tiba tiba, vio merasa agak susah bernafas karena dengan kurang ajarnya calvin mengacak pelan rambutnya- apa dia ga mikirin kesehatan jantung gue? mamaa tolongin vioooo
Setelah melakukan itu, calvin hanya tersenyum menyebalkan lagi sembari melambaikan tangan kemudian berlalu dari hadapan vio. Vio merasa.. hujan semakin menyenangkan dan vio semakin menyukai hujan.
___________________________
Vio terbangun pukul delapan malam, shit! pake ketiduran segala lagi. Vio buru-buru bangun dan terdiam sebentar, masih hujan ternyata? ucapnya dalam hati ketika melihat keluar jendela. Vio pun memutuskan untuk kembali berbaring dan mengobrol bersama teman temannya di ponsel miliknya.
Ada alasan kenapa vio begitu sangat menyukai hujan. Yang pertama, hujan itu punya cuaca yang nyaman saat kita berada di dalam ruangan. Bahkan hujan juga bisa menjadi inspirasi bagi yang menyukai kalimat puitis.
Yang kedua, hujan juga sangat mempengaruhi mood. Ketika hujan turun, hati bisa tiba-tiba merasa sedih karena terkena kenangan sedih di masa lalu. Namun hujan juga bisa memberikan suasana romantis yang mengharukan.
Menurut vio, hujan bukan sekedar air yang jatuh dari langit lalu muncul pelangi. Baginya, hujan adalah keheningan yang dia inginkan. Ia bisa melampiaskan segala emosinya dengan menarik nafas dalam-dalam menghirup aroma khas rerumputan dan tanah basah.
Kita bisa belajar dari hujan, meski turun berulang kali namun tak henti-hentinya memberikan ketenangan dan kesuburan bagi bumi meski kita tahu terjatuh itu sangat menyakitkan.
Vio tertawa sesekali sambil membaca pesan pesan lucu dan ga masuk akal dari teman temannya itu. Vio menghela nafas, untuk saat ini- mungkin teman temannya adalah sumber kebahagian utama bagi dirinya. Mama? entah, vio pun bingung. Semenjak kepergian papa, mama berubah 180 derajat. Vio pun tak tahu kesalahannya dimana, padahal dulu mamanya sangat menyayangi vio lebih dari apapun, bahkan dirinya sendiri. Tapi sekarang, mamanya menjadi acuh tak acuh kepada vio. Ketika ditanya "kenapa ma?" ia hanya diam, dan berlalu begitu saja seolah tidak ada vio.
Saking serunya ngelamun, vio sampai ngga sadar kalau dia belum makan apa apa daritadi. Perutnya pun sepertinya akan berbunyi sebentar lagi. Akhirnya vio memutuskan untuk turun kebawah mengambil beberapa cemilan di kulkas dan dibawa ke kamar, karena udah malam vio merasa malas makan makanan berat.
Sesampainya di lantai bawah, tepatnya di dapur ia melihat mamanya sedang duduk di ruang makan sembari menonton tv.
"Ma? ngga tidur? udah malem nanti mama sakit." walaupun vio terkadang kecewa dengan mamanya, tetapi vio tetap sangat menyayangi sang mama dan selamanya akan begitu, tak peduli seburuk apa sifat orangtua nya.Sesuai dugaan, mamanya langsung mematikan tv dan pergi menuju kamar. Vio menghela nafas berat, lagi dan lagi tak ada jawaban. Ia sangat bingung dan terheran heran, kenapa sih mamanya menjadi seperti ini? Vio kangen mamanya yang dulu. Mamanya yang selalu ada, selalu memperhatikan, selalu memprioritaskan dirinya. Soal keluarga, vio ngga terlalu dekat dengan saudara-saudara ataupun anggota keluarganya yang lain diluar keluarga inti. Kadang vio merasa kesepian, karena ia merupakan anak tunggal. Tapi di satu sisi, ia senang karena sebenarnya vio menyukai kesendirian itu. Daripada harus bersama orang lain yang malah membuat keadaan semakin buruk dan rumit.
Vio sudah kembali ke kamarnya, sambil memakan cemilan yang tadi dibawa, vio membuka salah satu pesan suara dari lakeya, "Eh eh besok jalan bareng yuk! kan libur tuh. Reksa bilang temen temennya ngajakin kita nonton bareng." vio terdiam sejenak, sebelum akhirnya tersenyum tipis. Duh, rasanya vio ga siap ketemu calvin besok. Laki laki itu aneh sejak tadi sore, entah kerasukan apa. Intinya vio malu, grogi, pokoknya malu kalo nginget kejadian tadi sore.
Tak terasa, sekarang sudah pukul sepuluh malam. Vio rasa hujan diluar juga sudah berhenti, padahal ia harap hujan bisa berlangsung selama 24 jam setiap harinya, supaya dia bisa menikmati damainya suasana hujan. Ia pun meletakan ponselnya di nakas dan berniat untuk tidur, karena sepertinya matanya sudah mulai mengantuk, walaupun tadi sempat ketiduran tapi tetap saja matanya ini cepat sekali lelah. Akhirnya, vio pun tertidur. Ia harap esok hari adalah hari yang baik.
dan alasan kedua hujan turun ke bumi adalah untuk mengembuskan rasa rindu di hati para manusia.
![](https://img.wattpad.com/cover/353131913-288-k945407.jpg)
YOU ARE READING
CALVIO | Ephemeral
Teen Fiction"Sebenernya kita ini apa sih?" tertulis oleh anbelove, 2023.