11| Maskapai Favorit

281 29 5
                                    

▪︎▪︎▪︎

Usai meluruskan persiteruannya semalam dengan Lisa, keduanya memutuskan benar-benar berdamai. Mungkin, keduanya jua lelah jika harus perang dingin dan meninggikan ego terus-menerus. Lisa merindu, Jennie mengukuh. Sesudah ini, yang Jennie harapkan hanya satu, segalanya akan nampak baik-baik saja. Terlebih hubungannya dengan Taehyung, yang perlu Jennie selesaikan lebih cepat sebelum segalanya memburuk.

Hampir dari separuh yang hilang dalam bayangannya, semalam Jennie bisa temukan kembali wajah ekspresif Lisa ketika bercerita. Dia yang mengerut-ngerut saat menceritakan bagaimana anak-anak gadis di kantornya kerap memberi makanan atau oleh-oleh. Lalu, akan berubah menjadi tertawa-tawa saat menggamblangkan kepribadian Lucas dalam menyikapi Diana. Atau saat-saat Lisa mumet di antara pikirannya yang penuh karena dateline dan rindu karena dirinya.

Dia itu tipikal kekasih yang bawel. Seumur-umur Jennie menjomblo, dia hampir saja terkena serangan jika mengingat keras bagaimana slebornya Lisa ketika berusaha memperjuangkannya. Hari-hari yang biasa Jennie lalui dengan Jisoo, tiba-tiba saja didatangkan cinta. Kalau boleh Jennie bilang, dia tidak pernah terpikirkan mencari pasangan hati. Baginya, keluarga dan kerabat dekatnya sudah cukup ramai untuk membuatnya berkesan.

Namun, kehadiran wanita itu tak urungnya memberi warna yang belum pernah ia temukan sebelumnya. Perdulinya membuat Jennie yakin, hidup ke depan bukanlah suatu yang menakutkan jika bergandengan. Seriusnya membuat Jennie percaya, selama Lisa berada di sisinya, dia tidak takut akan kebohongan. Cintanya membuat Jennie tergugah, bahwa perasaan itu tak mampu ia sangkal begitu saja.

Dia adalah telinga. Sementara Lisa adalah mulut. Jennie akan selalu bersedia mendengar semua kesusahan dan kesenangan yang dia dapati. Memeluknya ketika dunia terlalu jahat pada punggung itu. Menemaninya ketika orang-orang terlalu sibuk untuk mengejar harta. Apapun yang ada dalam dirinya, Jennie senang menerimanya.

Jennie sadar, malam itu, ada banyak cerita yang belum pernah dia dengar sebelumnya. Hal-hal yang menimpa kekasihnya selama di kantor, kesulitan-kesulitan memecahkan masalah, sebuah rindu pada keluarganya di seberang, atau hal mengejutkan yang Lisa ungkapkan bahwa dia bertemu mantan kekasih saat remajanya. Seulas pertanyaan "bagaimana hari ini?" Mereka lupakan hanya karena gengsi satu sama lain. Tapi akhirnya Jennie merasa lega karena bisa melihat Lisa tertidur dengan senyum damai.

Eunbi... Eunbi... Jennie berusaha menyimpan nama itu ke dalam lemari benaknya. Mengingatnya agar tidak lari lagi.

Hari itu langit, Juni di langit Jakarta kelihatan tetap terik. Namun, entah mendung bagian mana yang merundung hatinya saat dia berusaha untuk tak menaruh cemburu pada sosok mantan bernama Eunbi itu. Jennie bukan tak terima mengapa Lisa harus bertemu lagi dengan mantannya. Hanya, seandainya Jennie menjadi Eunbi, dia mungkin bisa membahagiakan Lisa lebih dari dia membahagiakan dirinya sendiri.

Selarap mata Jennie kini mengabsen deretan jadwal di sebuah buku catatan Fajri. Dia melihat list akhir tahun seperti rantai kereta api, memanjang tanpa bisa direm. Ini mungkin gila, banyak sekali pertemuan-pertemuan brand, persetujuan kontrak film, atau meeting-meeting dengan para petinggi perusahaan. Kening Jennie rasanya berat mendadak. Seperti dia bisa membayangkan bagaimana rancunya otak dia berpergian ke banyak tempat.

Jennie meraih bolpoin yang terpampang di sudut dekat meja, menariknya lebar kemudian mencoret jadwal acara yang berada di paling akhir, yaitu perayaan akhir tahun dengan pihak perusahaan jasa nasional. Lalu naik ke atas, dia membatalkan kontrak cameo dengan Rans Ent. Berlanjut pada brand kosmetik lokal dan sepatu adidas. Jennie jua mencoret pertemuannya dengan IS Jewerly. Yang kini hanya satu, meeting besar atas penunjukan naiknya jabatan. Butuh waktu cukup lama Jennie membaca ulang acara tersebut. Dan butuh helaan napas sabar, sebelum akhirnya impian itu kembali terkubur oleh tangannya. Yang berakhir suara coretan tinta terdengar bersama patahan hatinya.

What If | Jenlisa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang