"Fi, gua mau ngomong sesuatu tapi jangan bilang bilang dulu ke papa sama mama gua dulu ya, kali ini gua mohon" ujar lelaki dengan kemeja hijau mint itu.
"lu kenapa lagi, emang nya Lu ada masalah?" kafi melempar sebuah tatapan serius kepada Sean.
Jujur Kafi merasa bingung dengan kepribadian Sean akhir-akhir ini. Banyak hal-hal yang janggal dari diri laki-laki itu.
Mendengar pertanyaan Kafi, Sean yang sedang memainkan sebuah pulpen pun menjawab.
"Gua tertarik dengan Islam" setelah empat kata itu keluar dari mulut seorang Sean anak dari Arthur Estevan, kafi terkejut setengah mati.
"Apa? lu tertarik dengan Islam" kafi bertanya dengan kondisi mata yang terbelalak.
Kafi juga sempat mengebrak meja Sean sangking terkejutnya. Melihat respon Kafi Sean sedikit menatap malas karena dia sempat terkejut saat Kafi mengebrak meja kerja miliknya.
"Iya gua pengen mengenal Islam lebih dalam karena hanya Al Qur'an, azan, dan sholawat yang dapat menenangkan hati gua, gua udah capek hidup dengan kondisi hati yang nggak tenang"
"Tapi lu mau belajar dari siapa? kalau gua nggak bisa ngajarin lu, gua memang muslim tapi gua nggak terlalu banyak pengetahuan tentang agama"
"Gua bakal coba nanyain hal ini sama Adnan teman gua semasa SMP, karena dia berasal dari keluarga yang agamis, tadi gua ketemu dia di masjid dan sempat bertukar nomor handphone" jelasnya.
"Oke coba deh lu hubungi dia, apa lu mau gua temenin besok ketemu dia?"
"Boleh, banget" Sean menyetujui tawaran kafi.
"Sekarang yuk pulang" ajak Sean.
Sesampainya di rumah Sean langsung mengklik nomor telpon Adnan. Dia benar-benar ingin segera mengenali Islam dengan lebih mendalam.
"Halo nan ini gua Sean," ucap Sean pada Adnan di balik telepon sana.
"Oh iya sen ada apa nih Lo nelpon gua?ada yang bisa gua bantu"
"Nan lu ada waktu nggak untuk ketemu gua?" Sean bertanya dengan ragu.
"Ada kok emang nya lu mau ngapain?"
"Gua pengen cerita dikit bareng lu boleh nggak?"
"Boleh kok besok setelah sholat Dzuhur lu datang ke masjid yang kemarin lagi ya"
kafi dengan senang hati menerima ajakan Sean.
"Siap nan, makasih ya kalau gitu sudah dulu, selamat malam."
setelah itu Sean pun menutup telponnya.
°°°°°
Mentari pagi menyapa setelah selesai sarapan, keyzia langsung mengerjakan perintah dari ummah dan abahnya semalam yaitu untuk mengetes hafalan para santriwati.
"Assalamualaikum" ucap keyzia saat ia masuk ke dalam kelas yang akan di tes hafalannya.
"Wa Alaikum salam mbak" jawab para santriwati secara bersamaan.
Seperti yang telah dijelaskan di awal Keyzia di panggil mbak oleh para santriwati karena dia yang meminta, ia tidak ingin di panggil dengan sebutan ustadzah. Sebenarnya para santriwati mereka tak sopan apabila memanggil keyzia dengan sebutan mbak. Tetapi keyzia akan tak suka bila di panggil dengan sebutan lain.
"Baik, kalau begitu mari kita berdoa lalu di lanjutkan dengan setoran hafalan" ujar perempuan dengan abaya abu-abu itu.
"baik mbak."
Setelah membaca doa, kegiatan hafalan pun di mulai. Satu persatu santriwati mulai menyetor kan hafalan masing-masing. Tak terasa waktu Dzuhur segera menyapa, Kegiatan setoran hafalan di sudahi.
"Baiklah kita sudahi kegiatan kita hari ini dan di tutup dengan doa."
Setelah sesi berdoa selesai, semua santriwati berpamitan pada keyzia lalu mereka balik ke asrama untuk bersiap-siap sholat Dzuhur berjamaah. Begitu juga dengan keyzia yang langsung pulang ke ndalem.
°°°°°
Sean dan kafi sedang bersiap-siap untuk pergi ke masjid. Kafi ingin sholat dan Sean ingin bertemu dengan Adnan sesuai permintaannya kemarin. Mereka pun berangkat ke masjid kemarin bersama-sama.
Setelah sampai kafi langsung ambil wudhu lalu ikut sholat berjamaah sedangkan Sean duduk di teras masjid tempat dimana ia menunggu kemarin. Setelah beberapa saat Sholat Dzuhur pun usai, Sean langsung menemui Adnan, namun tak bersama kafi, karena tiba-tiba kafi harus mengurus sedikit urusan di kantor milik Sean.
"Sean kita ngobrol di rumah gua aja yuk, nggak jauh kok,itu rumah gua di samping masjid" Adnan menunjuk ke sebuah rumah yang persis berada di samping masjid.
"Sekarang Lo tinggal disini nan?" Tanya Sean.
"Iya, gua di amanahin untuk ngejaga masjid ini makanya gua tinggal di sini" Adnan pun menjelaskan alasannya mengapa sekarang ia tinggal di rumah tersebut.
"oh begitu."
Setelah sampai di rumah yang jaraknya hanya beberapa langkah dari masjid Sean di persilahkan untuk masuk oleh Adnan.
"Mari masuk sen" Adnan mempersilahkan temannya tersebut untuk masuk ke dalam rumahnya.
"eh iya, makasih nan" Kafi menyediakan air dan beberapa Snack untuk Sean
"yah gua jadi ngerepotin nih" Sean tak enak hati melihat Adnan yang sibuk mempersiapkan jamuan untuknya.
"Nggak apa-apa sen ini udah kewajiban seorang pemilik rumah, oh iya lu pengen ngomongin apa ni?" Tanya Lelaki dengan setelan Koko dan sarung itu.
"Nan gua tertarik dengan Islam" jawab Sean to the poin pada Adnan.Sama dengan reaksi kafi kemarin, Adnan pun terkejut atas apa yang dikatakan oleh Sean tadi. Karena dia tau keluarga Estevan ada keluarga yang sangat religius.
"Lu yakin bro? orang tua Lo kan orang yang religius, tapi kenapa lu lebih tertarik pada Islam?"
"ya gua yakin, karena hanya Islam yang dapat nenangin hati gua, dan ketika gua beribadah sesuai dengan Agama yang gua anut, hati gua nggak pernah ngerasain ketenangan." Sean menjelaskan terhadap apa yang telah dirasakannya sejak lama.
"Baiklah sen, apa yang ingin lo ketahui?"
"Coba kasih tau gua satu ayat saja dalam Alquran yang membahas tentang Allah SWT" saat menyebutkan "Allah SWT" Sean tak kuasa menahan air matanya karena baginya nama itu sangat menyentuh hatinya.
"Baiklah dalam surah Thoha:
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي . إِنَّ السَّاعَةَ آَتِيَةٌ أَكَادُ أُخْفِيهَا لِتُجْزَى كُلُّ نَفْسٍ بِمَا تَسْعَى
"Sesungguhnya Akulah Allah. Tidak ada tuhan melainkan Aku. Maka hendaknya hanya kepada-Ku lah kamu menyembah. Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. Sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang, yang sengaja waktunya tidak kami beritahukan kepada kamu semua, untuk kami balas segala setiap orang, tentang apa saja yang telah mereka lakukan dalam kehidupan dunia ini"
Setelah mendengarkan ayat yang di bacakan oleh Adnan tadi air mata Sean semakin mengalir deras. Setelah dirinya sedikit tenang iapun kembali bertanya.
"apakah gua masih diterima nan?" tanya lelaki itu dengan suara yang bergetar karena menangis.
"Justru lu akan sangat di terima oleh Allah, karena sebuah hidayah itu adalah bentuk cinta Allah kepada para hamba-hambanya"
kalimat itu sukses membuat hati Sean menjadi tenang karena sebelumnya dia menyangka bahwa ia tak akan diterima.
Setelah sedikit tenang Sean pun berkata "baiklah berikan gua waktu 3 hari dan sebutkan lah apa saja persyaratan nya" ujarnya dengan yakin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syukron Ya Habibati
Spiritualبِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Sean adalah seorang anak yang terlahir dari keluarga yang religius. Namun ia tak pernah merasakan keindahan dari agama yang di turunkan oleh keluarganya itu. Hanya hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam ya...