Berkunjung ke Pesantren

58 4 0
                                    

"Cantiknya Abah sini nak, Abah sama ummah mau ngobrol sama kamu nih" Gibran memanggil keyzia yang tengah asyik menonton film kartun di televisinya.

"Iya bah sebentar" jawab keyzia sambil berjalan menuju ruang tamu rumahnya. Sesampainya di sana. Fatimah mempersilahkan Keyzia untuk duduk bersama.

"Duduk nak" pinta Fatimah kepada keyzia.

Keyzia menurut dan duduk di sebuah kursi yang ada di sana, lalu kembali bertanya

"Ada apa, mah,bah?"

"Nak apakah kamu suka kepada Sean?" tanya Gibran, to the poin. Hingga membuat keyzia tersedak air liurnya sendiri.

Jujur dia bingung harus menjawab apa. Kini muka nya pun sudah mulai kemerahan seperti tomat.

"Nggak kok bah, Jia lagi nggak suka sama siapa-siapa"

Keyzia berusaha berekspresi sedatar mungkin. Namun hal tersebut tak membuat Gibran berubah pikiran.

"Jangan bohong deh, Abah sama umah udah tau"

Fatimah mencubit pelan pipi putrinya itu. Keyzia tak dapat menghindar lagi lalu mencoba untuk jujur.

"Emm, Jia juga nggak tau bah, mah, kenapa rasa itu tiba-tiba ada, tapi nggak lebih kok bah" keyzia tertunduk karena takut kedua orangtuanya akan marah.

"Lebih pun nggak apa-apa kok nak ummah sama Abah setuju, dan Abah sudah meminta Sean untuk melamar kamu, mau ya?" jawaban dari Fatimah membuat mata keyzia membulat sempurna.

Jantung berdebar dan perasaannya sekarang sudah tidak bisa digambarkan dengan apapun.

"Kalau mas Sean nya nggak mau sama aku gimana, kalau dia punya pacar gimana?" tanya keyzia beruntun, karena dia takut Sean tidak mempunyai rasa suka kepadanya.

"Sean pernah curhat sama Abah kalau dia tidak memiliki seorang pacar jadi kamu tenang aja ya, dan abah mohon untuk kali ini jangan menolak ya nak."

Gibran sangat berharap keyzia tidak menolak permintaan nya. Keyzia yang tak tega kepada ummah dan abahnya lalu mengangguk.

"Tapi bah izinkan keyzia membicarakan hal ini kepada mas Sean"

"Baiklah nak besok siang Abah akan menyuruh Sean untuk bertemu dengan kamu." Gibran dan Fatimah memperbolehkan keyzia untuk berbicara dulu dengan Sean.

°°°°°

"Tumben lu pulang ngaji kusut banget kayak benang layangan" ledek kafi pada Sean yang baru saja balik dari pesantren.

Mendengar ledekan kafi Sean menatapnya dengan tatapan malas. Dia benar-benar kesal dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh sahabatnya itu.

"Sembarangan lu, udah deh lu ga usah ngomong kepala gua pusing ni"

Sean betul-betul galau akan permintaan Gibran. Di satu sisi dia sangat senang namun di sisi lain dia merasa tak pantas untuk memenuhi permintaan itu.

"Dih ngegas, heh lu nggak inget kalau rasulullah mengajarkan kita untuk selalu bersikap sabar" seketika laki-laki itu tersadar akan peringatan yang diberikan oleh Kafi.

"Astaghfirullah maafin gua fi, tapi gua lagi pusing banget" Sean mengacak ngacak rambutnya sendiri karena terlalu bingung.

"Cerita dong " kafi menyuruh Sean untuk bercerita kepadanya agar Sean menjadi lebih tenang.

"Tapi Lo janji jangan Cepu ke
siapa-siapa dulu ya" Sean tidak mau kabar ini didengar oleh orang yang tidak terlalu dekat dengan nya.

"Sejak kapan gua Cepu" kafi memutar bola matanya malas.

Syukron Ya Habibati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang