Dulu aku adalah anak yang sangat ceria dan periang senyum serta tawaku selalu ada padaku, akan tetapi disaat umurku yang akan menginjak 6 tahun, secara tiba-tiba aku harus merasakan hal yang sangat menyakitkan dengan kehilangan seseorang yang sangat berharga bagiku. Kenangan yang sangat menyakitkan pada hari itu terus menerus menghantuiku seakan akulah penyebab dari kematiannya yang terjadi tepat didepan mataku.
Pada saat itu aku sedang berjalan-jalan disekitar taman dipinggir kota tetapi suatu ketika aku mendengar suara pertarungan dari arah hutan, aku pun langsung pergi menghampiri sumber suara untuk melihat dan memastikan sesuatu.
Saat aku sampai ketempat sumber suara dengan sangat terkejut aku melihat ibuku yang sudah berlumuran dengan darah dan telah dipenuhi banyak luka sayatan pedang yang ibuku terima pada pertarungan yang sedang dihadapinya.
"Ibu..."
Aku yang hanya bisa berdiri kaku didepan perbatasan hutan tempat ibuku bertarung dengan sosok pria yang tidak ku kenal.
"Liora! mengapa kau ada disini? apa kau tidak mendengar perintah kakakmu ini untuk tidak mendekati hutan?" sentak kakakku.
Meski gemetar ku rasakan aku berusaha menunjuk kearah hutan untuk berusaha memberitahu kondisi ibu didalam hutan itu.
"Kakak...i-ibu" ucapku dengan perasaan yang campur aduk antara sedih dan juga takut.
Baik aku ataupun kakak berusaha untuk menolong ibu tetapi tidak bisa karena badan kami selalu terpental saat akan memasuki hutan, entah apa yang ada di hutan itu sehingga kami tidak bisa memasuki hutan seolah-olah ada penghalang yang melarang kami untuk masuk dan ikut campur.
"Kau baik-baik saja Liora?" tanya kakakku yang menanyakan kondisiku setelah terpental
"A-aku baik saja hanya lecet sedikit, ini tidak sakit... hanya sedikit perih" jawab ku sambil melihat luka yang kudapat.
Meski aku baik-baik saja kakakku menyuruhku untuk tetap diam dan dia yang akan berusaha menyelamatkan ibu dari pria jahat yang telah melukai ibu. Kakakku terus menerus berusaha memasuki hutan tetapi seakan-akan itu sia-sia disaat kami melihat ibu menghembuskan napas terakhirnya tepat setelah pria itu menancapkan pedangnya tepat di jantung ibu.
Setelah menancapkan pedangnya pria itu berbalik kearah kami dan tampaknya kakakku sedikit mengenali pria itu dan mengatakan bahwa kakakku akan membalaskan kematian ibu dengan tangannya sendiri.
"Ibu! Ibu! kakak! ibuuu,"
Bagaimana ini? aku harus melakukan apa demi menemui ibuku didalam hutan itu?
"Kakak? ayo kita temui ibu... setidaknya untuk terakhir kalinya dan mari kita rahasiakan penyebab kematian ibu dari Liona" ucapku.
Kakakku hanya menganggukkan kepala lalu mencoba kembali masuk kedalam hutan dan alangkah terkejutnya sekarang kami bisa memasuki hutan tanpa harus terpental kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Thirst || New Stage [PEROMBAKAN]
VampireSeorang gadis kembali ke desanya dan bergabung sebagai pejuang untuk membalas kematian ibunya setelah serangan vampir. Bersama rekannya, gadis itu memulai perjalanan balas dendam.