1

5K 66 0
                                    

Namaku Rendi, sering dipanggil Ren. Seorang hanya lulusan SMA disebuah kota besar di negara ini yang berencana akan pindah ke luar untuk memulai hidup baru. Itu dulu impian ku dan sekarang terjadi.

Kenapa semua bisa terjadi? Semua akan ku ceritakan dari sini dan semua bahasa akan kubuat tanpa bahasa Inggris hingga kamu yang membaca dapat mencerna ceritaku dengan baik.

Aku berasal dari keluarga yang bisa dibilang cukup. Cukup disini dalam arti tidak dalam kategori kaya, tapi juga tidak dalam kategori yang sangat kekurangan.
Kenapa aku bisa mengatakan seperti itu? Ayah ku bekerja sebagai arsitek, sedangkan ibu seorang guru les bahasa Inggris. Aku anak tunggal. Kehidupan ku bisa dibilang cukup sempurna kala itu hingga sebuah peristiwa terjadi. Peristiwa yang tidak pernah kubayangkan sebelumnya. Ayah dan ibu mengalami kemalangan hebat saat mereka pergi mengunjungi kerabat nya di luar pulau. Aku sedang sekolah saat itu. Semua terjadi begitu cepat. Nyawa mereka terenggut dalam kejadian itu hingga akhirnya yang tersisa hanya aku seorang.
Kejadian itu terjadi saat aku kelas 2 SMA, dimana umur ku kebetulan sudah mencapai 17 tahun. Dan mungkin entah ini bisa disebut persiapan yang matang yang dilakukan mereka, aku ditinggal dengan sebuah peninggalan yang cukup. Bisa dibilang lebih dari cukup untuk ku. Bahkan biaya sekolah ku ditanggung oleh sebuah asuransi hingga tunjangan pendidikan untukku hingga kuliah nanti. Dan lebih hebat lagi, Ayah dan Ibu tidak terbiasa mencampuri segala urusan keluarga besar mereka, dan begitu juga sebaliknya. Sehingga dengan umur yang sudah dikatakan dewasa, aku mendapatkan hak penuh dan tidak dikekang oleh mereka. Mereka memberikan segala support untukku. Hanya sebatas itu. Tidak membatas batasi.
Hingga kelas 3 SMA aku belajar tekun, dengan tinggal sendiri di rumah yang kami tinggali bersama sama. Rumah ini bisa dibilang minimalis. Aku yang dari awal juga sudah memiliki dasar dasar mengurus urusan rumah tidak terlalu kaget harus mengerjakan semua nya sendiri. Dan menurutku mengerjakan itu tanpa ada pengawasan dari orang lain juga lebih mudah.
Secara akademik aku juga bagus. Dengan keturunan pribumi yang bercampur dengan darah khas asia, postur badan ku menjadi cukup tinggi, 170 cm, rambut lurus, kulit putih juga postur badan yang tegap cenderung montok. Banyak wanita yang berkali kali mendekati ku. Tapi yang menjadi pembeda disini adalah, aku sudah menyadari ketertarikan ku tidak dengan wanita. Tapi dengan pria. Hal itu sudah kusadari sejak aku berumur 10 tahun.
Meskipun begitu, aku tidak seperti temanku yang lainnya yang terlihat cenderung bergaya feminim. Aku menyembunyikan ini dengan sangat baik. Bukan karena aku yang merasa ini sebuah kesalahan, tapi karena lingkungan yang rasanya akan membahayakan ku jika identitas yang selama ini ku simpan rapat diketahui semua orang.

Buku 26 - Daging Besar Pensiunan - Dipake dan BerbagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang