Setelah nya aku pun tidak bisa hanya kecewa karena sebuah hubungan satu malam itu. Beberapa kali aku juga mulai menggunakan aplikasi kencan itu untuk berburu pria yang jauh diatas ku untuk bisa ku nikmati. Aku tergila gila akhirnya untuk memuaskan dan mendapatkan kepuasan dari pria pria itu.
.
.
.
Setelah lebih setengah tahun aku tinggal di negara ini, sebuah pandemi datang hingga menyebabkan seluruh sektor harus tutup termasuk penerbangan. Awal nya aku bingung karena aku yang hanya tinggal sendiri di negara ini tidak bisa pulang meskipun kampus memberlakukan pembelajaran jarak jauh.
Pekerjaan ku di restoran mau tidak mau juga berhenti dan sedih nya tidak ada yang bisa diharapkan lagi karena restoran lainnya juga ikut berhenti. Memang aku memiliki pendapatan pasif dari beasiswa dan asuransi, tapi itu lebih terpakai dengan kebutuhan kuliah ku juga kehidupan sehari hari. Untuk tempat tinggal aku sedikit cukup kewalahan kecuali mau memutuskan untuk hidup di asrama dan berbagi kamar dengan yang lainnya. Tapi aku memilih untuk tidak mengambil itu karena privasi adalah hal yang mutlak untuk ku.
.
.
.
bulan pertama pandemi adalah hal yang sangat berat bagi kami yang berkuliah disini. Tentu saja dengan kesulitan akses kemanapun, hanya bisa berdiam diri dirumah, dan penghasilan pas-pasan membuat semua nya merasakan dampak nya. Tapi aku merasa ini bukan sesuatu yang perlu di takutkan. Aku pernah dalam posisi yang jauh lebih kelam dari ini, yaitu ditinggalkan kedua orang tuaku. Meskipun dengan tabungan yang menipis, penghasilan yang tidak ada, juga kebutuhan yang malah meningkat karena semua harus dikerjakan dari rumah. Tapi cerita luar biasa ku dimulai dari sini.
...
Ini saat nya aku belanja mingguan untuk stock makanan ku selama di flat yang ku tinggali. Tidak begitu banyak karena biasanya aku juga melakukan belanja bulanan untuk beberapa keperluan penting yang bisa tahan lama.
Dengan pakaian santai hanya berupa jogging pants pendek sedikit diatas lutut, sweater, juga masker aku mengunjungi supermarket yang tidak jauh dari tempat tinggal ku. Aku biasanya melakukan belanja mingguan setiap Jumat sore. Begitu masuk kesana, area yang menjadi fokus ku adalah rak dengan berbagai makanan instan dan bahan makanan yang cukup tahan lama. Tidak terlalu banyak yang kubeli karena aku tahu takaran yang kubutuhkan untuk satu minggu. Juga dalam kondisi yang sedang menghemat.
Begitu aku selesai, rasanya ingin sekali buang air kecil. Untung nya disamping supermarket ini ada gas station atau pom bensin dan terdapat toilet umum. Aku langsung menuju urinoir. Begitu aku kencing, seorang pria dengan badan yang lebih besar daripada ku (lebih tegap dan berisi) dan terlihat jauh lebih tua juga ikut kencing tepat disamping ku. Karena bentuk urinior nya tidak bersekat membuat sebuah pemandangan yang baru pertama kali kulihat selama aku tinggal disini. Pria disamping ku dengan santai nya mengeluarkan penis nya yang jauh lebih besar dari milikku. Bahkan tidak pernah ada yang sebesar ini dari pria yang pernah tidur dengan ku. Tentu saja dengan tidak sadar mataku terpaku melihat nya hingga terasa dengan sengaja pria yang disamping ku selesai kencing terus menarik narik dan sedikit memainkan penis nya yang jumbo itu.
Aku tersadar dan mencoba membuang pandangan ku dari penis nya yang memukau itu.
"Kamu suka?" (Dalam bahasa Inggris)
Aku diam saja. Tapi mendengar itu malah membuat ku melihat kearah nya sekarang. Tampang nya benar benar jantan sekali dan mungkin jika ku lihat dia memiliki perawakan yang sangat cocok dianggap seperti bapak-bapak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku 26 - Daging Besar Pensiunan - Dipake dan Berbagi
FantasyAdalah kisah Rendi yang akhirnya bisa memulai hidup sesuai yang diinginkan yaitu berpetualang mengejar mimpi dan keinginan nya yang selama ini belum bisa didapatkan.