O5. Jangan tinggalkan aku

25 0 0
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kastara menangis dengan sesegukan di pelukan Neneknya, dia tak rela untuk kehilangan seseorang yang dia sayang. Perlahan tangan paruh baya itu melepaskan pelukan, Kastara yang tadinya memegang kuat tangan sang Nenek agar tidak pergi perlahan melemah.

Nenek Kastara berjalan perlahan meninggalkan Kastara yang masih menangis dengan wajah memerah. Air mata yang terus turun membasahi pipi, tubuhnya yang sudah mulai melemah karena terus menyalurkan tenaga di sebuah tangisan.

"Nek... kumohon... aku yakin aku bisa melakukan tugas ini tanpa bantuan Nenek... aku yakin...."

Senyuman manis dari wanita paruh baya yang telah membesarkannya menghilang, Nenek Kastara sudah masuk ke dalam goa tempat dia bertapa. Kastara terjatuh berlutut, dia mengusap wajah frustasi dan mencoba menetralisir napasnya yang memburu.

"Nek... Kastara akan membuat Nenek bangga... dan Kastara akan menjemput Nenek saat Kastara sudah melawan Iblis itu tanpa bantuan jiwa lebih dari Nenek..."ucap Kastara pada dirinya sendiri

Kastara bangkit dari berlutut nya, dia beranjak pergi dari pemakaman kedua orang tuanya dan meninggalkan tempat yang sudah ia tinggali bersama sang Nenek.

Kastara mengamati dalam rumah Neneknya dengan seksama, perhatikan setiap celah agar rumah Neneknya tetap aman walaupun dia pindah. Kastara tak ingin membawa barang yang dipunya oleh Neneknya, karena itu salah satu barang yang tidak mungkin untuk disimpan Kastara.

Kastara melakukan perjalanan menuju apartemen yang akan dia tinggali untuk sementara, di perjalanan Kastara masih memikirkan tentang apa yang ada dalam mimpi nya, perkataan Neneknya tadi, dan bagaimana bisa botol berisikan iblis itu menghilang. Itu masih menjadi misteri, beberapa pertanyaan muncul di benak Kastara yang membuatnya sempat menghela napas panjang.

Kastara duduk di sebuah halte bus menunggu sebuah bus datang ke halte tersebut. Sembari menunggu kedatangan bus Kastara sibuk melafalkan doa, entah kenapa perasaan nya setelah bermimpi buruk tersebut jauh lebih menjadi waspada.

Ia takut apa yang terjadi di mimpinya menjadi kenyataan, tapi mungkin akan terjadi? netra matanya sekarang sedang menatap Yudha dari kejauhan yang sibuk dengan sesuatu di kakinya. Kastara tak lihat dengan jelas, di bahkan sampai memicingkan matanya untuk melihat dengan jelas.

"Ngapain Yudha disana? bukannya dia harus bantu orang tuanya?" batin Kastara dalam hati

Setelah beberapa menit berlalu bus telah datang, dan para penumpang masuk semua ke dalam bus. Bus kembali berjalan dan meninggalkan tempat pemberhentiannya tadi. Kastara melihat Yudha telah luput dari penglihatan nya, membuat nya memalingkan wajah. Ternyata yang diperhatikan sejak tadi sedang menatap balik sang empu di dalam bus dengan cukup sinis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Mystery Behind The Riddles?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang