Kekuatan • Lyanna Rosaline

34 3 0
                                    

...

Bunyi gerbong asap menemani sedikit keheningan di malam hari yang semakin larut. Hembusan angin dingin menelusuri setiap sudut ruangan dalam kereta.

Menempuh perjalanan panjang demi tujuannya untuk pulang. Sosok wanita yang edok duduk di ujung belakang kereta, sendirian.

Sudah biasa bagi dirinya untuk memilih jalan pulang dengan kendaraan ini. Tak ada alasan bagi dirinya pergi menempuh jauh dari tempat ke tempat.

Sejenak dirinya memikirkan, rindu dalam berbagai hal indah yang telah ia lewati.

Larut dalam lamunannya, tak ia sadari bahunya di tepuk pelan. Wanita itu mendongakkan kepalanya, menghadap sembari memberi tatapan seolah menanyakan,

"Ada apa?"

Sosok itu merupakan bapak-bapak yang selalu berada di dalam kereta ini. Entahlah, ia beranggapan bahwa bapak itu bekerja sebagai penjaga di sini.

"Mbok. Tadi sebelum berangkat ada yang berpesan kepada saya, untuk memberikan surat ini bila menemui mbok-nya," ucap bapak itu ramah sembari menunjukkan surat yang dimaksud nya.

"Oh? Bukan untuk saya sepertinya, pak. Saya tidak memiliki kenalan orang-orang di dekat sini," tolaknya dengan halus. Ia merasa bahwa benar jika dirinya tidak memiliki teman atau orang yang dikenalnya di daerah itu.

"Loh, bukannya mbok yang namanya mbok Lyanna?" tanya si bapak memastikan.

Lyanna selaku pemilik nama mengiyakan dan mengambil surat dari bapaknya, tak lupakan senyuman manis dan ucapan terimakasih.

Lyanna menatap lama surat digenggaman nya. Coretan nama miliknya tertera di surat itu. Penasaran akan surat itu maka Lyanna membukanya.

Berisikan secarik kertas dengan kalimat atau bahkan cerita yang sangat panjang, pikir Lyanna akan membacanya setelah sampai nanti atau besok hari.

Niatnya tadi tidak jadi terlaksana karena dirinya tak sengaja menjatuhkan satu bungkusan plastik tipis yang keluar dari surat itu.

Plastik bening itu yang menjadi pusat penasaran Lyanna untuk membukanya. Isinya merupakan foto-foto yang sudah lusuh.

Awalnya Lyanna menganggap biasa saja. Setelah diperhatikan baik-baik, foto itu memiliki potret dirinya di masa lalu. Di masa ia masih menjadi seorang gadis.

Ah...

Lyanna tahu betul siapa yang memberikan surat ini kepadanya. Dan Lyanna tahu alasan dari orang yang memberikan surat ini.

Buru-buru ia membenarkan posisi duduknya agar nyaman dan sedikit mengeluarkan helaan nafas dari mulutnya. Lyanna berniat membaca lembaran kertas berisikan kata-kata yang sangat panjang ini selama menempuh perjalanan pulangnya.

Surat itu ia pegang baik-baik.

Lyanna berpikir sesaat, momen momen kenangan dulunya melintas.

Ia sangat merindukannya,

sungguh.

...

Kenangan Dakara (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang