-Madelyn's Point of View-
Aku merasa seperti ada yang memperhatikan, tapi siapa ya? Apakah Matt? Oh I wish. Dengan rasa penasaran aku menoleh ke belakang, melihat kearah Matt, tapi yang ku lihat adalah Matt sedang menaruh kepalanya diatas meja. Aku mencoba mencari lagi siapa yang sedang memperhatikanku. Bukan maksudku ke GR-an, tapi, perasaanku memang mengatakan bahwa ada seseorang yang sedang melihat ke arahku.
Aku menoleh ke belakang kelas, dan yang ku lihat adalah anak baru itu, siapa namanya? Uumm Nash ya? Ah terserahlah. Dia sedang melihat kearahku, dan setelah aku menoleh, aku lihat wajahnya berubah menjadi sedikit agak kaget mungkin? Tapi kenapa dia kaget? Apa karena tiba-tiba aku menoleh ke arahnya? Tapi itu terdengar tidak mungkin. Tapi aku rasa dia sedang memikirkan sesuatu. Tapi apa ya? Ah sudahlah, itu bukan urusanku.
"Manda, kapan pelajaran ini akan berakhir?" aku merasa bosan dan ya juga sedikit mengantuk.
"pelajaran ini akan berakhir dalam waktu lima menit lagi Mad. Santai saja." Dia enak saja berkata untuk santai, jelas karena Manda menyukai pelajaran matematika. Sedangkan aku? Waktu lima menit itu terasa lama karena pelajaran ini sangat tidak aku suka.
Aku hanya berdoa pelajaran ini akan segera berakhir. Lagi pula aku juga sudah tidak sabar untuk segera mengikuti pelajaran seni. Entahlah aku sangat suka menggambar dan menyanyi. Jadi aku suka dengan pelajaran seni. Aku tiba-tiba teringat dengan mimpi semalam. Mimpi itu sangat um menyebalkan dan memalukan mungkin. Apa kalian penasaran? Baiklah, akan aku beritahu.
Flashback On
Aku berjalan di area koridor sekolah sendirian, mataku terus mencari seseorang yang aku sangat sukai. Tapi ada satu yang membuatku heran, mengapa sekolah ini sepi sekali? Kemana semua orang? Dimana Manda? Apa dia tidak masuk? Sudahlah, mungkin dia sudah ada didalam kelas.
Itu dia, itu Matt, dia sedang sendiri didepan kelas, berdiri dengan kerennya sambil bersender di kusen pintu tersebut, mungkin ini adalah kesempatanku untuk menegurnya agar kami saling kenal. Dengan perasaan gugup aku menghampiri Matt. Badannya yang lebih tinggi dari diriku membelakangi tubuhku. Tangan kanannya ia masukkan kedalam saku celananya, oh Tuhan, bahkan dia sangat keren hanya dari belakang. Dengan keberanian yang sudah aku kumpulkan. Kucoba untuk menegurnya.
"um, he.. hei.. Ma... Matt." Ucapku dengan gugup, dan mencoba memberi senyuman yang termanis yang pernah kupunya. Matt menoleh, matanya memperhatikanku dengan seksama, mulutnya mulai membuka akan mengucapkan sesuatu. Oh! Kuharap sapaan balik yang hangat.
"ada apa dengan dirimu jelek? Berani sekali kamu menyapaku." Jawabnya dingin dengan pandangan yang mengintimidasi. Jantungku berdegup kencang dan lidahku kelu bingung mau berkata apa. Tapi aku mencoba untuk mengatakan sesuatu.
"a... ak.. aku hanya ing.. ingin menegurmu Matt sebagai teman sekelas." Jawabku susah payah.
"aku tidak butuh di tegur olehmu. Ngaca sedikit kalau mau menegurku. Apa kamu pantas menegurku atau tidak."
Flashback Off
Kring... kring... kring....
Untung saja bel pergantian pelajaran menyadariku, tapi memang sih walaupun bel itu tidak bunyin juga aku hanya mengingat segitu saja tentang mimpi buruk itu. Ok, sekarang aku jadi badmood karena mengingat mimpi itu. Matt jahat sekali di mimpi itu bukan?

KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Of Love [Hiatus]
Fantasy"Mimpi itu menyeramkan. Sangat menyeramkan. Bagaimana mungkin aku di takdirkan tidak memiliki jodoh? Bodoh, mimpi itu terdengar sangat bodoh. Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak memiliki jodoh." -Madelyn Bell "Aku di kutuk, di kutuk dan di asi...