-still Madelyn's Point of View-
Aku mengikuti perintah yang Nash katakan. Aku mulai memperhatikan dan memegang bola kristal itu sambil memikirkan wajah dan nama Matt. Seketika bola itu bercahaya lagi, menampakan wajah Matt dan sebuah tulisan.
Takdir : Aktris
Apa maksud takdir di atas? Apa aku akan menjadi aktris? Atau aku akan menjadi sesuatu yang ber-Oh tidak! Rasa ngantuk ini sangat berlebihan. Lama-lama semuanya gelap tak ada yang terlihat selain kegelapan. Dalam sekejap warna gelap ini berubah menjadi warna putih yang sangat terang. Terangnya itu berlebihan sehingga membuat pusing kepala. Tapi lama-lama suasana putih ini berubah lagi. Dan kali ini, aku juga melihat dia yang sedang berdiri membelakangiku.
Aku kerjapkan mataku, untuk melihat lebih jelas ada dimana aku sekarang, dan mengapa terasa begitu ramai sekali disini? Ku lihat, sekarang aku dan Matt ada di sebuah pantai. Dan... Hei tunggu, apa yang terjadi? kenapa aku pakai baju berwarna hijau sekarang? Dan, uh aku butuh kaca, sepertinya aku memakai sesuatu di bibirku. Aku mencoba mencari ruangan yang ada kacanya.
Wow, ku rasa, wanita yang ada di pantulan kaca ini bukanlah diriku. Lihat saja dia, terlalu cantik. Aku melihat pantulan diriku di cermin yang terlihat seperti bukan diriku. Aku memperhatikan wajahku yang di lapisi oleh make up yang sangat rapih. Ah, ternyata aku tidak jelek-jelek banget ya. Oh astaga, aku mulai berlebihan sepeti Manda.
"Nona Bell? Anda sedang apa disini?" Ku tolehkan kepalaku karena merasa ada yang memanggil diriku. Aku bisa melihat seorang wanita cantik berkisar umur tiga puluh tahun sedang berdiri di hadapanku.
"Sedang mengaca. Memang ada apa?" jawabanku membuatnya tertawa kecil.
"Kamu tidak perlu ngaca lagi. Penampilanmu sudah sempurna. Sebaiknya kamu cepat ke pantai itu dan memulai shooting-nya, atau kau mau ku seret kesana eh?" dia berkata sambil tertawa kecil. Ya, aku tau kok dia hanya bercanda soal penyeretan. Tapi, tadi apa dia bilang? Shooting? Jadi ini takdirku disini? Menjadi seorang Aktris yang akan menjadi lawan Matt? Astaga aku senang sekali!
Dengan cepat dan senang aku berjalan ke arah pantai yang sempat ku tinggalkan karena mencari sebuah kaca. Aku melihat Matt yang memperhatikanku dengan senyum yang sangat manis. Yang sangat dia jarang tampilkan. Astaga aku merasa sangat beruntung bisa melihat senyum manis Matt itu. Pasalnya, Matt jarang sekali tersenyum di depam umum. Matt menghampiriku.
"Hei, ayo kita mulai pengambilan gambarnya." Ucapnya ketika sampai tepat di hadapanku. Aku hanya mengangguk untuk menjawabnya. Dia menarik tanganku ke tempat yang sudah di siapkan.
"Persiapkan diri kalian Mad dan Matt!" Ucap seorang laki-laki tinggi yang kemungkinan adalah sang sutradara. "Ingat! adegan kalian ini sebagai sepasang kekasih yang harus putus!" tambahnya. Eh? Apa? Sepasang kekasih yang putus? Ya Tuhan, tidakkah ada yang lebih baik? Aku dan Matt hanya mengangguk saja sebagai jawaban.
"Wajahmu mirip dengan seseorang yang aku tau di sekolah. Tapi siapa ya?" Ucap Matt sebelum pengambilan gambar ini dimulai.
"Benarkah?" Oh well, setidaknya Matt tau jika aku ada, walaupun dia tidak tau namaku.
"Ya! Kau mirip seperti seseorang. Tapi aku lupa dan tidak tau nama dia siapa."
"Coba ingatlah siap---"
"Ayo kita mulai sekarang! Camera Roll Action!" Ucap seseorang yang membuatku gagal meneruskan kata-kataku. Dasar laki-laki jelek.
Aku dan Matt berjalan menyusuri pantai yang cukup indah ini, kakiku yang tidak memakai alas kaki menginjak pasir pantai yang sedikit kasar. Matt menggenggam tanganku dan menoleh ke arahku lalu tersenyum dengan manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle Of Love [Hiatus]
Fantasi"Mimpi itu menyeramkan. Sangat menyeramkan. Bagaimana mungkin aku di takdirkan tidak memiliki jodoh? Bodoh, mimpi itu terdengar sangat bodoh. Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak memiliki jodoh." -Madelyn Bell "Aku di kutuk, di kutuk dan di asi...