3. A Help

835 105 11
                                        

"ap.. apa?" uh, ok, aku terlalu blak-blakan menyebutkan nama Matthew itu. dan dia terlihat sangat bingung. Apa yang harus aku jawab huh?

"um ya.. aku tau jika kamu suka dengan Matt, yang nama lengkapnya Matthew Lee Espinosa bukan?" kulihat ekspresi mukanya yang berubah. Sedikit kaget dan malu mungkin? Entahlah, aku tidak pandai membaca ekspresi wajah seseorang. Tapi detik ini ku lihat bola mata kehijauannya yang berbinar.

 "aku mau!" jawabnya bersemangat. Sangat bersemangat malah. Ku kembangkan senyumku, merasa akan berhasil untuk membantu Madi.

 "tapi, bagaimana caranya? Dan bagaimana kamu tau aku suka dengan Matt?" aduh mampus. Bagaimana ini? Bagaimana cara menjawabnya coba?

 "bahkan kita baru bertemu, dan kamu juga anak baru di tempatku." Aduh, kenapa Madi menjadi bawel seperti ini?

 "mau ke rumahku Mad?" aku tau jawabanku ini sangat sangat dan sangat mengalihkan topic pembicaraan, tapi mungkin menjelaskan dan berkata jujur dirumah akan terdengar lebih nyaman saja.

 "rumahmu? Untuk apa? Dan jangan coba mengalihkan topic pembicaraan kita ini Nash."

 "untuk menceritakan sesuatu kepadamu."

Madi hanya mengangguk dan tersenyum menerima ajakanku. Dan, sebaiknya aku jujur dan menceritakan semuanya kepada Madi. Maksudku ya agar dia percaya kepadaku dan tidak menganggap tawaranku untuk menolongnya adalah kebohongan belaka. Tapi, satu yang aku takutkan, dia tidak percaya kepadaku, sebenarnya yang lebih terburuk adalah, jika dia percaya dan membongkar identitas asliku kepada orang banyak. Tapi, aku yakin itu tidak akan terjadi.

 Aku dan Madi berjalan santai ke rumahku. Sekolah kami tidak terlalu jauh dari rumah, jadi kalau di tempuh dengan berjalan kaki pun tidak akan membuat pegal.

 "biasanya, aku pulang naik bus sekolah." Ucap Madi akhirnya.

 "uh benarkah? Jarak dari sekolah kan tidak lumayan jauh, kenapa naik bus sekolah?" dia sedikit manja ternyata.

 "aku tidak ada teman saat bejalan kaki soalnya, jadi aku lebih memilih naik bus sekolah. Tapi kan sekarang aku sudah ada teman untuk berjalan kaki."

"benarkah? Siapa?"

"benarkah kamu tidak tau Nash?"

"um ya, aku tidak tau jika kamu sekarang memiliki teman berjalan." Jawabku seraya menganggukkan kepala.

"teman jalanku untuk berangkat dan pulang sekolah itu kamu Nash. Kamu kan sekarang temanku." Jawab Madi dengan nada gemasnya. Astaga, bahkan aku baru sadar kalau aku dan Madi sudah berteman.

"oh iya ya heheh." Aku hanya terkekeh kecil menyadari kebodohanku.

Akhirnya aku dan Madi sampai didepan rumahku. Madi izin pulang dulu untuk mengganti pakaiannya, dan aku hanya mengiyakan saja, lagipula rumahku dan rumah Madi itu sebelahan, jadi aku yakin Madi akan kembali dalam waktu lima belas menit kurang lebih.

Aku juga masuk kedalam rumahku, mengganti pakaianku dengan baju rumahan. Setelah mengganti baju aku turun menuju dapur dan mengambil gelas, menuangkan air dingin yang tadi sudah ku ambil sebelumnya dari dalam kulkas. Disaat sedang minum aku mendengar suara ketukan pintu. Ah, itu pasti Madi. Aku bergegas berjalan menuju pintu dan membukanya.

"Hei Nash!" sapanya dengan sangat ceria ketika aku membuka pintu.

"Hei Madi! Ayo masuk." Aku menyuruhnya masuk dan berjalan ke arah ruang tv yang berada dirumah ini. Dia mengikutiku dari belakang.

"wah Nash, rumah ini sangat besar hanya untuk di tinggali dirimu sendiri." Komentarnya.

"bahkan ukuran rumah kita sama Mad."

Miracle Of Love [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang