5. Bakso Pembawa Berkah

14 3 0
                                    


HAPPY READING

Jangan lupa tinggalkan jejak sebelum membaca. Terimakasih.

Tiga hari berlalu sejak percakapan kecil dengan bakso bakar di lapangan tenis waktu itu.

Kini sekolah tengah heboh dengan Chika yang sedang bagi-bagi bakso bakar gratis ke seluruh siswa tanpa kecuali. Termasuk guru dan penjaga kantin serta staff sekolah lainnya.

Masing-masing orang kebagian 10 tusuk. Sengaja dibagikan saat hampir selesai istirahat makan siang. Tujuannya biar orang-orang tetap jajan ke kantin. Masa gara-gara bakso gratis hari ini kantin malah sepi?

Tenang, baksonya masih dalam keadaan hangat kok. Karena baru saja diantar oleh ayah Chika ke sekolah.

Barsha, Alice dan Irin yang baru balik dari kantin dibikin bingung dengan kelas yang ramai.

"Ada apa?" Tanya Barsha ke salah satu temannya.

"Itu, si Chika lagi bagi-bagi bakso" Jawabnya.

Pandangan mereka beralih pada gadis berhijab yang tengah membagikan makanan bulat yang ditusuk itu.

Mereka bertiga pun menghampiri Chika.

"Eh, Barsha. Ini untuk kamu. Irin sama Alice juga yah?"

"Wahh...Makasih, Chika" Ucap Irin.

"Kamu kok bagi-bagi in baksonya? Apa ga habis lagi? Ini aku bayar aja yah?" Ujar Barsha tak enak hati.

"Iya ih. Ini kebanyakan lo, Ka" Alice menimpali.

Chika membereskan box dagangannya. Kebetulan kelas Barsha adalah kelas terakhir, jadi baksonya habis pas di kelas Barsha. Mereka berjalan mengantar Chika keluar kelas. Saat diluar mereka ngobrol sebentar.

"Kamu yah yang ngasi nomor aku ke Farren kemarin lusa?" Tanyanya.

"I-iya?" Jawab Barsha terbata.

Apa Chika marah karena tidak minta persetujuannya dulu sebelum membagikan nomornya pada orang lain? Ataukah Farren membicarakan hal aneh pada Chika. Tapi sepertinya tidak mungkin.

Melihat wajah bingung Barsha, Chika kembali bersuara.

"Makasih ya, Bar. Berkat kamu sekarang orangtua ku bisa jualan kayak dulu lagi" Lagi, ketiga gadis didepannya ini dibuat bingung.

Walupun bingung, Irin tetap mengunyah baksonya.

"Maksudnya?"tanya Barsha.

"Kemarin lusa Farren chat aku malam-malam. Ku kira ada apa, ternyata mau pesan bakso. Trus pas aku Tanya berapa, bukannya dijawab malah nyuruh aku share location rumah ku. Aku awalnya panik dong. Ngapain? Gitu kan? Trus dia bilang, udah kirim aja, gitu. Akhirnya aku kirim" Jelasnya. Barsha, Alice dan Irin masih menunggu kelanjutan ceritanya. Kini mereka duduk di kursi panjang depan kelas.

"Kemarin pas pulang sekolah. Aku liat Farren ngobrol sama orang tuaku di ruang tamu. Aku kira aku ngelakuin kesalahan ke dia. Ternyata dia mau pesan bakso untuk satu sekolah" Jelasnya haru.

"Sumpah, Bar. Awalnya aku kaget dan gapercaya. Kirain dia cuma bercanda. Aku tau si dia kaya. Ga Mungkin juga dia gabayar. Cuma aku ga nyangka, kayak lagi ketiban rejeki. Trus dia langsung bayar cash di saat itu juga" Matanya mulai berkaca-kaca mengingat yang ia alami kemarin.

"Dan lagi. Ga cuma pesan bakso aja. Farren juga beliin orangtuaku gerobak bakso baru plus dengan motornya. Aku kaget dan awalnya nolak karena ngerasa ga enak"

Flashback on

Chika teman Acha

Malam, ini benar Chika? Temennya Barsha?

Tulip Untuk Barsha [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang