"Apa kau yakin untuk melakukan ini?"
Elios mengangguk mantap. Ia sudah siap dengan semuanya, dia ingin dirinya berguna, setidaknya untuk keluarganya, bukan hanya roh yang tidak punya pekerjaan selain bermain dan menjelajahi hutan.
"Baiklah kau tunggu sebentar, mereka akan datang kemari."
"Lone! Kemarilah."
Lone berjalan gontai mendekati dua orang itu. "Iya Tuan."
"Kau jemput Pangeran Eden bersama raja dan ratu."
"Ajak Ethan juga, aku ingin melihatnya untuk yang pertama dan terakhir."
"Kau dengar itu, bawa adik pertama Elios juga."
"Baik Tuan."
Lone segera pergi dan berlari menuju istana.
.
.
.
Suasana duka menyelimuti wilayah kerajaan. Seluruh rakyat berkumpul di aula kerajaan untuk mendoakan Pangeran Eden."Tidak! Tolong jangan pergi! Jangan ambil Eden dariku! Cukup aku kehilangan puteraku, dan jangan lagi! Lebih baik ambil saja nyawaku, aku siap menukarnya dengan nyawa puteraku, tolong!" Ratu tidak henti-hentinya menangis setelah mendengar bahwa Pangeran Eden sudah tiada.
Raja Jade memeluk ratunya itu dengan sangat erat, hatinya ikut hancur melihat putera yang telah dijaga dengan sebaik mungkin itu pergi meninggalkannya. Pangeran Ethan juga tidak berhenti menangis dipelukan salah satu pengasuhnya, ia sangat menyesali perbuatannya itu. Karena bagaimana pun dialah yang menjadi penyebab kambuhnya penyakit sang adik.
"Maafkan hamba Yang Mulia! Seekor harimau putih menerobos masuk ke dalam istana!"
"Harimau putih? Lone?" tiba-tiba saja raja teringat pada harimau putih teman dari El yang telah menyerangnya kemarin.
Orang-orang di istana berlari ketakutan saat harimau itu masuk ke dalam istana dan menuju ke kamar Pangeran Eden.
Baru saja raja akan pergi untuk melihat, harimau putih itu sudah terlebih dahulu masuk ke dalam kamar dan berjalan dengan gontai. Semua pengawal langsung siaga dan mengarahkan pedangnya pada harimau itu.
"Tunggu! Turunkan senjata kalian!" titah raja.
Harimau itu membuka mulutnya, terlihat sebuah gulungan surat di atas lidah harimau itu. Raja pun segera mengambilnya dan membacanya.
Mata raja langsung berbinar, secercah harapan itu muncul kembali.
"Kita masih punya kesempatan untuk menyelamatkan Eden."
Ratu sontak terperanjat.
"Pohon kehidupan itu benar-benar ada, dan Lone akan membawa kita ke sana."
"Sungguh??"
Tanpa menunggu lebih lama lagi, raja memangku Pangeran Eden. Tubuh Lone seketika membesar dan tingginya melampaui tinggi seekor kuda.
"Ayo naik!"
Raja yang menggendong Eden pun segera naik. Disusul oleh Ratu dan Ethan. Setelah semuanya duduk dengan nyaman, Lone segera membawa mereka ke tempat Elios, tempat di mana pohon itu berada.
"Kau yakin harimau ini akan membawa kita ke tempat itu?" tanya ratu di perjalanan.
Lone berlari dengan cepat, tapi kecepatannya itu tidak terlalu dirasakan oleh yang menaikinya, seakan Lone memiliki dimensi waktunya sendiri.
"Aku yakin dia akan menolong kita."
Tak butuh waktu lama mereka pun akhirnya sampai di tempat itu. Lone berhenti di depan pintu masuk seraya menurunkan penumpangnya, dan dalam sekejap tubuh Lone kembali pada ukuran semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nohyuck/Hyuckno Story
FanfictionStory suka suka Bxb! Homophobic please dni! Fiksi bangetttt! Cerita nya mungkin agak di luar nalar dan prediksi bmkg wkwkwk Mpreg 🌚🔞(sometimes)