5 - Trauma

112 3 0
                                    

        Maafkan mahesa nek, maaf
    Jika mahesa belum bisa sembuh
                      Dari trauma

                         [ Luka dan kenangan ]

                        🤍🤍🤍

Jika pagi di penuhi oleh banyaknya awan berati malam di penuhi oleh banyaknya bintang-bintang dan juga bulan.

Malam ini bulan dan juga bintang terlihat indah, Bagaimana tidak indah jika bintang-bintang sangat terang, Seperti masa depan kalian.

Malam, Mungkin sebagian ada yang mengatakan malam itu sunyi namun tidak dengan pikiran, Ya seperti kalia tau jika malam tidak bisa menenangkan pikira tapi apakah dengan hujan sama tidak bisa menenangkan pikiran?.

Tik...tik...tik..

Gemericikan air dari langit lolos turun...

Ada seorang lelaki yang takut hujan, Jika turun hujan memori yang dulu terjadi maka akan terlintas di pikiran membuat dirinya menjadi takut dengan hujan, Hujan, Salah satu trauma yang di alami oleh mahesa dama rakabumi.

"Ga, Gue harus sembuh" Batin dirinya.

Jder!!

Suara geludug berhasil lolos, Tidak hanya geludug melainkan petir juga, Hari ini terlihat akan hujan deras.

"Ga, Ga mungkin!!"

"Nenek Tolong raka"

"Bundaaa ayahh" Lirih mahesa dengan tubuh yang sudah bergetar hebat.

"Den buka pintunya!" Ucap sang bibi kepada anak majikannya.

"Bundaa tolong.."

"Den!" Ucap sang bibi sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar mahesa, Ya bibi sudah tau jika mahesa mempunyai trauma, Jika kedua orangtuanya sedang sibuk ia yang akan menggantikan untuk menenangkan mahesa.

Jderr!!

"BUNDAAA TOLONG RAKA!" ucap mahesa dengan nada kencang, dirinya sangat lemah jika terus ada di situasi saat ini dan tidak dapat di tenangkan.

Bibi yang mendengar teriakkan mahesa langsung panik, ia tidak tau cara membuka pintu, karena telah di kunci oleh mahesa.

"Ya allah tuhan, lindungi den Raka" Batin sang bibi, Dirinya terus mencari sekiranya bisa untuk membuka pintu kamar mahesa.

Ya, Bibinya berlari keluar dan meminta bantua kepada penjaga, Ia sangat panik sampe lupa jika ada penjaga yang selalu ada.

"Pak, Tolong bantu saya untuk menobrak pintu" Ucap sang bibi dengan tubuh yang sudah basah kuyup, Ia tidak berpikir untuk menggunakan payung atau jas hujan untuk melindungi dirinya, Yang hanya di pikirannya hanya Den Raka.

"Tapi ini hujan sangat deras" Ucap penjaga.

"Pak, saya butuh sekarang!" Ucap sang bibi, Ia tidak ingin berlama-lama, ia langsung menarik tubuh penjaga dan langsung membawa kedalam rumah milik majikannya.

Penjaga gerbang di rumah milik majikannya sedang keluar, dan itu mengapa sang bibi kebingungan.

"Pak, tolong nobrakan pintu sekarang!" Pintah sang bibi, Penjaga hanya bisa mengikuti apa yang di ucapkan oleh sang bibi.

Satu, dan kedua kalinya pintu belum berhasil terbuka, Namun..

Brak!

"Den, tenang den, ada bibi" Ucap sang bibi sambil memeluk tubuh mahesa yang sudah bergetar hebat.

AKHIR KISAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang