Prolog

1K 27 0
                                    

"Iya kan? Anjing tuh anak 75 pada sok jagoan, gimana besok kita bantai aja?"

"Datengin aja sekolahnya,"

"Jangan tolol.. masa datengin ke sekolahnya,"

"Emangnya kenapa?"

"Elu pikir aja sendiri. Gua mah gamau di keluarin,"

"Kalo kata elu gimana Jer,"

Anak berkulit gelap karna sering terbakar matahari itu, menoleh ke arah teman-temannya yang sedang berkumpul bersamanya.

"Ayo aja. Sekalian tuh gua pengen liat, buntut pari yang di beli Imam beneran bisa bikin orang sakit ga," kata Jeri menyeringai lebar.

Tiap malam, anak-anak yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP itu berkumpul di dekat portal masuk tempat tinggal mereka.

Saat sedang tertawa, mereka semua terdiam melihat ada pria bertubuh besar, yang berjalan melewati mereka membawa tas jinjing berisi kopi.

"Anjing, gede banget badannya,"

"Pahanya aja segede apa tau,"

Jeri melirik ke arah orang yang tadi lewat lalu kembali menatap layar HP-nya seakan dia tidak perduli.

*****************************

"Kopi 1 gausah di aduk kan? Tunggu sebentar.."

Pria gempal berumur 26 tahun itu, membuatkan kopi untuk kuli yang bekerja di tempat ekspedisi, di sebelah wilayah tempat tinggalnya yang di batasi dengan tembok tinggi. Bermodalkan tembok yang di lubangi, pria bernama Ade itu selalu membuka warung kopi dari jam 3 sore sampai malam.

Memiliki kepribadian yang ramah, di sukai orang sebayanya karna dia tidak pernah membuat masalah dengan orang lain, Ade hanya tinggal sendiri di rumah kecilnya.

Tepat di ujung jalan, Ade melihat anak-anak SMP yang masih asyik mengobrol di dekat portal masuk tempat tinggal mereka. Sesekali mereka memalak orang luar yang lewat, atau orang yang datang untuk membeli sabu.

Berbeda dengan kepribadiannya, tempat tinggal Ade di kenal dengan maraknya preman, narkoba, bahkan sampai begal. Meski begitu tidak ada satupun orang yang mengganggunya. Justru yang mengganggunya adalah anak-anak yang jauh di bawahnya.

Ade yang sedang duduk dengan tenang, tiba-tiba melihat ada botol yang baru saja terlempar mendarat di hadapannya. Ade menoleh ke samping dan melihat seorang anak SMP berlari menjauh darinya.

"Hahaha anjing, gede doang tapi tolol," kata seorang anak yang baru saja melempar botol ke arah Ade.

"Iya tau, gedong anjing. Ko bisa sih dia tinggal disini?" Sahut yang lain.

"Udah, gausah ganggu orang.." tegur Jeri.

"Tapi seru bege. Mau di apain juga dia ga bakal marah, planga-plongo aja gitu,"

"Si Riski malah waktu itu mau nyoba nyongkel kunci etalasenya, tapi susah banget,"

Kedua alis Jeri menekuk melihat temennya.

"Ngepain anjir, kurang kerjaan banget lu,"

"Ada rokok di dalem nya Jer. Nanti pas dia balik tutup warung, kita jebol aja etalasenya," usul anak bernama Gareng.

"Gua ga ikutan. Nanti ada yang liat di tereakin maling mau lu?" Kata Jeri menghela nafas.

*********************************

Di tengah gang warga, Jeri dan teman-temannya tawuran dengan anak sekolah SMP 90 sesuai apa yang di rencanakan mereka. Dengan senjata yang terbuat dari pipa yang di bengkokkan sampai menyerupai layaknya celurit, Jeri berhasil mendaratkan hantaman kuat ke kepala salah satu musuhnya.

Dengan perasaan puas karna menang, Jeri dan teman-temannya pulang dan kembali berkumpul di portal seperti biasa.

"Nih Jer, mau ga?"

Jeri menoleh ke arah Gareng yang menyodorkan sebungkus rokok padanya. Jeri pun mengambil satu dan mengisapnya dengan tenang.

Saat sedang mengisap rokok, Jeri melihat dari kejauhan, Ade sedang terdiam berdiri di depan etalasenya.

"Dapet dari mana lu rokok ini?" Tanya Jeri.

"Beli lah, emang dari mana lagi?" Tanya Gareng heran.

"Terus elu pada ga jadi ngejebol etalasenya itu?" Tanya Jeri.

"Ga ada isinya anjing. Cuman bungkusnya doang," sahut Riski.

"Iya. Ternyata cuman bungkusnya doang," sahut Gareng.

Jeri terdiam sejenak lalu dia kembali mengisap rokoknya.

Sambil menggendong tas dengan satu tangan, Jeri masuk ke dalam rumah yang hanya sepetak itu lalu langsung berbaring di kasur lantai yang ada di pojokan.

"Sepatunya di lepas dulu Jer.. terus nanti itu ada ikan kuning yah kalo mau makan,"

Jeri yang sedang bermain HP, terheran melihat orang yang tinggal bersamanya berdiri.

"Om Ade mau kemana?" Tanyanya.

"Ke toko pancing beli kunci etalase. Semalem ada yang ngerusakin kuncinya. Untung etalasenya ga pecah," kata pria gempal itu menghela nafas panjang.

Jeri menelan ludah lalu dia kembali menatap layar HP-nya.

"Jeri ga laper, ikannya buat om aja. Om belom makan kan?" Kata Jeri.

"Tadi Bu Surti bagi-bagi ubi, om makan itu tadi. Udah yah, om pergi dulu, jagain rumah,"

Setelah Ade pergi, Jeri menggertakan giginya kesal.

Ponakan Yang BermasalahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang