"AAAAAARRGH!!! AAAAAAAAAAAAAAAA!!! MAMA!! BAPA!!!"
*****************************
"Jer.. Jeri bangun.."
Dengan kepala yang terasa pusing, Jeri bangkit duduk sambil memegangi kepalanya.
Jeri menoleh ke arah Ade yang tampak cemas menatapnya.
"Kenapa lu? Sakit? Sampe keringetan banyak banget gitu," kata Ade.
"Gapapa, cuman tadi mimpi aja," katanya sambil meremas kepalanya.
Ade menghela nafas panjang karna dia langsung tau apa yang di mimpikan oleh ponakannya itu.
"Makan dulu tuh nasi uduk, nanti gua beliin obat. Gausah berangkat sekolah dulu," kata Ade bangkit lalu pergi keluar dari rumah.
Jeri menelan ludah melihat Ade yang keluar dari belakang.
********************************
"Eh Jer.." Jeri yang baru tiba di portal, melihat Riski dan Fatur ada disana.
"Ko ga masuk lu tadi?" Tanya Riski.
"Pala gua pusing. Si Gareng sama Danu belom kesini?" Tanya Jeri lalu duduk di samping Riski.
"Wes.. mabar lah mabar.."
Jeri dan kedua temannya melihat ada orang dewasa datang dengan seringai lebar.
"Ayolah a Iqbal," sahut Fatur dengan penuh semangat.
Orang bernama Iqbal itu pun menghela nafas lega setelah duduk di sebelah Jeri.
"Tumben banget cuman bertiga. Yang 2 nya mana?" Tanya Iqbal.
"Tuh satunya," kata Riski menunjuk ke arah Gareng yang lari terbirit-birit dari arah warung Ade.
"Hahaha si gedong tolol," kata Gareng puas dengan nafas berat.
Iqbal menoleh ke arah warung Ade, Ade tampak seperti sedang memungut sesuatu di tengah jalan dan membuangnya ke tempat sampah.
"Jangan suka ledekin anak gede bego.." tegur Iqbal.
"Hahaha udah lah, orang si gedong ini ngepain takut sih. Mabar ya a Iqbal? Ikut lah," kata Gareng.
"Ikut ga Jer," ajak Iqbal.
"Ga bisa berempat. Si Riski kan gamau," kata Jeri.
Saat teman-temannya bermain game, dan Riski menonton mereka, Jeri terus memperhatikan Ade yang terus-menerus melayani orang tanpa henti dengan senyuman senang.
Jeri yang baru pulang, mendengar ada suara orang mandi dari dalam kamar mandi.
Saat Jeri duduk di kasur, kedua alis Jeri terangkat melihat Ade keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang menutup selangkangannya.
"Lah udah pulang? Jam berapa sih ini?" Tanya Ade menoleh ke arah jam dinding.
"Om kenapa mandi jam segini?" Tanya Jeri balik.
"Gua mau lanjut dagang. Tadi masih ada si Mugi ga yang jagain warung gua?" Tanya Ade.
"Iya ada. Ini beneran mau lanjut dagang?" Tanya Jeri ragu.
"Iya ada kerjaan katanya sampe malem. Hahaha pas banget kan? Lumayan lah," kata Ade penuh semangat memakai bajunya.
Jeri benar-benar terpaku melihat om nya yang sedang ganti baju di hadapannya.
Setelah jam menunjukkan pukul 11 malam, Jeri yang masih terduduk di tengah-tengah ruangan masih belum juga melihat om nya pulang.
Setelah memastikan semua teman-temannya sudah pulang lewat grup chat, Jeri pun pergi ke warung Ade.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ponakan Yang Bermasalah
ФанфикCerita ini mengandung hubungan sesama jenis. bagi yang tidak nyaman, harap untuk tidak melanjutkannya. Jeri, seorang anak SMP yang sedang masa pubertas baru saja kehilangan kedua orang tuanya. Meski Jeri termasuk nakal layaknya preman di sekolah mau...