Assalamu'alaikum,
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma sholi alaa syaidina muhammad***
Fat kini makin giat berjualan sebab ada Aas yang selalu menemaninya. Bahkan, wanita itu selalu menunjukan kasih sayang dan perhatiannya. Qima kini sudah beberapa hari menginap di rumah Aas. Gadis itu berkata, enak tinggal di rumah bibi sebab sekolahnya diantar naik motor.
Fat sendiri, masih enggan pindah ke rumah Aas. Dirinya berdalih tak enak. Mima juga setia menemani kakaknya itu. Mereka berdua sudah semakin terbiasa dengan perangai warga indekos yang kasar dan selalu menyindir keduanya.
'Fatimah alias Candy. Open BO di atas seratus ribu per 30 menit.'
Sebuah kertas pada pintu kamar Fat membuat gadis itu limbung seketika. Siapa yang berani menyebarkan berita keji itu. Fat memang pernah nakal, tapi tidak dalam konteks seperti itu.
Mima segera merobek kertas itu hingga membuatnya hancur tak berbentuk lagi.
"Huh! Dasar cewek gak bener!"
"Pergi dari sini!"
"Jaga suami kalian, takut digoda sama dia!"
"Pokoknya elo harus cabut dari sini!"
Umpatan, makian, hinaan, dan cercaan bercampur jadi satu membuat pandangan Fat yang kian mengabur menjadi gelap. Gadis itu tak sadarkan diri. Terakhir dia hanya mendengar Mima yang berusaha membelanya.
Saat tersadar, Fat sudah ada di kamar dengan keberadaan Mima juga Tika. Pandangannya masih buram, kepala masih terasa berat. Fat terbatuk, merasakan tenggorokannya sakit.
Tika dengan sigap menyodorkan gelas berisi air. Dengan gerakan lemah, Fat meraih gelas itu dan meminumnya. Tenggorokannya yang basah membuat dirinya merasa lebih baik.
"Maaf, udah repotin kalian." Fat memijat keningnya yang terasa ditusuki ribuan jarum.
"Jangan banyak pikiran, Fat." Tika mendekat pada Fat dan menyentuh dahi Fat.
"Maaf, Tika. Jadi rusuh begini."
Belum Tika menjawab ucapan Fat, pintu kamar lebih dulu digedor dengan gerakan tak sabar dari luar. Menyusul teriakan seseorang yang tak jelas kedengarannya. Ketiga gadis itu saling berpandangan.
Tika berinisiatif membuka pintu, dia kaget begitu mendapati pemilik indekos bersama istrinya di hadapan. Kedua orang itu merangsek masuk, dengan sengaja menabrak bahu Tika.
"Gua enggak sangka elo ternyata punya kelakuan bejad. Gua enggak sudi kostan ini dihuni sama cabe-cabean. Sekarang juga, pergi dari sini!" teriak pria itu.
"Muka so' suci, padahal kelakuan bejad!" umpat istri sang pemilik kost.
"Ayo pergi sekarang juga!" Si pemilik kost menunjuk wajah Fat.
"Enggak besok aja, Bang?" Tika mencoba membujuk sang pemilik indekos.
"Sekarang!" sentak pria itu.
"Udah malem, Bang. Hujan juga, Fatimah lagi kurang sehat." Tika berharap sang pemilik indekos berbaik hati.
"Gua enggak peduli. Angkat kaki sekarang juga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Hijrah Cinta
RomanceJuara 1 editor choice dalam event GMG Branding 2023 *** Sejak sadar hidupnya sudah hancur, Fatimah tak lagi percaya adanya Tuhan. Terlebih saat ibunya meninggal setelah melahirkan adik kembarnya. Lalu sang ayah yang juga meninggal akibat dibakar hid...