CHAPTER 5

6 2 2
                                    

Welcome back wkwkw, alangkah baiknya sebelum membaca part 5, baca ulang part sebelumnya yah :))

Kuas pada tangan suga pun mengayun di atas kanvas dengan ukuran 15x20 cm. Sebagian dari lulusan itu sudah terbentuk, terlihat seperti pemandangan lautan di sore hari, sedikit lagi, lukisan itu akan selesai.

TING

Notification dari ponsel pria itu membuatnya teralihkan, ia melepaskan kuasnya di atas palet lalu menyeka tangannya yang sedikit kotor karena warna pada tissue.

Setelah melihat notif itu, dia diam sejenak, sebuah akun Instagram dengan unsername vanifluvry_ mengiriminya sebuah pesan.

(Halo, apa kabar suga?)

Ia mengenali akun itu, ia sangat tau, meski akun itu tidak memiliki postingan, ia tau itu milik siapa.

Suga membalas pesan itu.

(Hy, kabar baik. Lu apa kabar, Tata?)

Pria itu menunda sebentar untuk membalas pesan itu, ia hendak mengiriminya namun tak jadi, setelah yakin dengan kalimatnya itu, akhirnya ia mengirim balasan.

Wanita itu bernama Tata usianya 21 tahun, masa lalu suga dengan wanita itu sangat rumit, Tata yang sekarang menetap di negara yang terkenal dengan menara Eiffelnya sedangkan Suga yang entah apa kesibukannya saat ini. Semenjak perpisahan mereka pada sekolah menengah atas, mereka pun juga lost kontak, hanya saling melihat kabar melalui akun Instagram, tanpa adanya perbincangan hangat melalui DM.

Percayalah, suga sangat canggung meski tidak berpapasan dengan orang yang sedang berkomunikasi dengannya itu.

Tidak sampai satu menit, teman chatnya pun kembali membalas pesan.

(Aku baik, btw. Boleh nggak aku minta kontak kamu? I want to say something :) )

Apa? Suga bergumam dalam hati, sedang memikirkan apa yang akan Tata katakan.

Tanpa basa basi, ia memberikan nomor teleponnya dan memulai percakapan dengan wanita itu.

"Apa kabar?"

Meski tadinya sudah bertanya, wanita itu kembali menanyakan kabar dari balik handphone, sebagai formalitas semata.

"Gue baik. Tadi, mau ngomong apa?" Tanya pria itu.

"Boleh ketemu? Aku pengen ngobrol "

"Di mana? Jam berapa?"

"Cafe deket sekolahan, jam 9."

"Oke."

Setelah kata oke di lontarkan Suga, telepon itu langsung di matikan

Tak berharap banyak dengan pertemuan itu, suga lekas beranjak dari tempat duduknya lalu keluar dari dalam ruangan itu, ia tak perlu mandi atau menyemprotkan sedikit parfum pada tubuhnya untuk bertemu wanita yang sempat menghiasi masa lalunya itu.

Bukannya tidak ingin terlihat baik, namun alangkah baiknya jika wanita itu kembali menjauhinya seperti dulu, dan tidak membuat sebuah luka baru untuknya. Tapi, jika ingin sembuh dari luka itu, bukannya dia harus menjauh? Bukannya malah menerima ajakan dari wanita itu?

Setibanya di sebuah cafe, ia pun duduk lalu menatap benda pipih pada tangannya setelah sebuah QR ia scan, tampilan ponselnya itu berubah menjadi sebuah menu digital, ia pun memilih milih minuman apa yang akan dia pesan.

Dua menit melihat menu, ia tiba-tiba di kagetkan dengan sentuhan pada pundaknya. Pria itu menoleh dengan alis bertautan, setelah melihat siapa itu, ia pun tertegun, dia diam lalu berdiri. Mengapa dia malah berdiri? Ia mendumal dalam hati.

"Hy!" Wanita itu berseru.

Setelah yakin kursi didepan suga itu untuknya , ia pun duduk, pada waktu yang bersamaan, suga ikut duduk tanpa mengeluarkan satu kata pun.

"Mau minum apa?" Akhinya, pria dingin itu mengeluarkan beberapa kata sejak beberapa detik diam saling bertatapan dengan wanita didepannya.

"Hm... Bentar, aku yang kaya biasa deh," ucap wanita itu dengan senyuman manisnya.

"Kaya biasa? Cafe ini udah nggak sama kaya dulu, menunya udah beda," Suga menjelaskan.

"Oh, gitu? Hehehe."

"Nih scan barcodenya," suga menyodorkan sebuah QR stan.

Setelah memesan makanan yang mereka inginkan, mereka berdua kembali terdiam. Mereka saling memandang dan merasa canggung, mengingat masa lalu mereka. Rasanya sangat aneh untuk duduk bersama lagi setelah sekian lama.

"Jadi, apa yang mau kita bicarakan?" Suga bertanya duluan, tidak ingin menunggu wanita di depannya berbicara lebih dahulu.

"Sebenarnya nggak ada, aku cuma pengen  ketemu. I miss you," jawab Tata, tersenyum kecil dengan pipi yang memerah.

Respon Tata membuat Suga merasa tidak nyaman. Dia merasa hatinya terlalu lemah untuk berhadapan dengan Tata.

Akhirnya, minuman yang mereka pesan tiba di meja mereka.

"Lo kapan tibanya? Bukankah lo lagi kuliah di Paris?" tanya Suga, mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Aku... kabur," jawab Tata dengan cepat.

"Apa?"

"Iya, aku kabur," ucap Tata, meyakinkan Suga.

"Kenapa kabur?"

Tata tidak menjawab. Dia merasa lebih baik tidak menceritakan alasannya.

"Hey." Suga melambaikan tangannya di depan wajah Tata yang tampaknya sedang melamun. Tata tersentak dan langsung menatap Suga dengan ekspresi bingung.

"Kenapa  kabur?" tanya Suga lagi.

"Sebenarnya nggak ada alasan khusus," jawab Tata dengan cepat.

"Lho? Kalau kabur, pasti ada alasan kan?"

Tata kembali terdiam, tidak tahu harus menjawab apa.

Suga paham, tampaknya Tata tidak ingin membahasnya lebih lanjut.

"Yaudah yaudah, kalau nggak  cerita, nggak apa-apa," ucap Suga sambil menyeruput minumannya.

"Kamu kerja di mana sekarang?" Kini, giliran Tata yang bertanya.

"Gue nggak kerja," jawab Suga dengan jujur.

"Kenapa?"

"Nggak ada alasan khusus," jawab Suga dengan senyuman tipis. Melihat Tata yang sedang cemberut, Suga tidak bisa menahan senyumnya. Wajah cemberut Tata tampak sangat lucu baginya. Wanita itu cemberut karena Suga mengikuti jawabannya tadi saat dia juga ditanya kenapa.

"Jadi, sekarang apa kesibukan kamu?" tanya Tata lagi. Dia tidak ingin suasana menjadi hening.

"Sibuk? Hmm... Nggak ada yang spesifik sih," jawab Suga dengan nada santai.

Setelah berapa saat duduk bersama Tata, ia baru sadar saat menatap mata Tata yang tampak berbinar, seperti  seorang yang baru saja menangis.

"Kok, Lo kelihatan  beda, ta," ucap Suga tiba-tiba, membuat Tata terkejut.

"Beda? Maksudmu? Ohh, makin cantik yah?" tanya Tata, lalu di akhiri dengan godaan.

Suga menggeleng, "Heh, kepedean, nggak ada apa-apa. Cuma perasaan aja," jawabnya, mencoba untuk mengalihkan pembicaraan. Meski begitu, dia tidak bisa menyingkirkan perasaan penasarannya. Ada sesuatu yang berbeda dengan Tata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kos-an pelarian | on goingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang