8. An Urgent Situation

125 17 2
                                    

"Yeji eonni dicari oleh Yeonjun oppa, tuh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Yeji eonni dicari oleh Yeonjun oppa, tuh." Hyeonji menyembulkan kepalanya dari luar pintu villa. Waktu menunjukkan pukul dua belas lewat lima menit. Seluruh tim produksi sudah diistirahatkan. Jessi eonni yang paling pertama tidur, tanpa basa-basi, tepat setelah menyentuh kasur. Yeji masih bersiap untuk tidur ketika Hyeonji memanggilnya.

"Ah ... iya kah?"

"Ditunggu di depan, katanya!"

"Bilang aku sudah tidur saja, Hyeonji-ah~"

Hyeonji menggaruk-garuk alisnya bingung. "Eonni yakin? Uhh ... baiklah. Aku pamit ke kamar mandi dulu, ya." Hyeonji pun hilang dari pandangan. Mereka bergantian menggunakan satu-satunya kamar mandi wanita yang berada jauh di hutan belakang, ruangan sepetak yang minimalis dan ala kadarnya. Yeji baru saja kembali, ia sedang mengoleskan krim malamnya.

Pikirannya mengalami konflik. Atau setidaknya, otak dan hatinya. Dua organ penting yang bekerja jadi satu tapi selalu berseteru. Yang satu diadministrasi oleh logika dan akal, yang satunya justru lebih berorientasi pada emosi. Begitu sulit menyatukan keduanya bagi Yeji. Ia sengaja menjauhkan diri dari sumber yang menyakitinya. Namun ketahuilah, jauh dalam hati, ia terus menanti-nanti.

Akhirnya ia beranjak naik kasur tingkat yang di atas. Tiga puluh menit berlalu dan pikirannya belum juga padam. Lalu, "Hatsyi!"

Yeji mengerutkan alis. Suara orang bersin dari luar? Siapa malam-malam begini? "Hyeonji?? Kaukah itu?" Yeji memanggil untuk memastikan.

"Hatsyi! Hatsyi!" Kembali, suara itu terdengar.

"Dohyeon? Ya! Masuklah! Dingin di luar!" Yeji turun dari kasurnya.

"Hatsyi!"

Yeji terus memanggilnya untuk masuk. "Dohyeon cepatlah masuk!" Pintu berderet terbuka, Yeji menimbulkan kepalanya keluar. Cukup terkejut akan suhu yang menusuk tajam bagaikan pisau. Matanya memicing malas ketika yang ia dapati malah sesosok pria tinggi yang tengah melipat tangan tak nyaman.

"Yeonjun-ssi. Sedang apa disini?"

"Ah ... itu ... menunggumu keluar." Katanya pelan, erat diikuti rasa kantuk.

"Daritadi!? A ... aku sudah tertidur, tahu. Kau juga sebaiknya lekas tidur. Selamat malam!" Yeji berbalik kilat.

"Yeji-ss—hatsyi!" Yeonjun bersin kembali. Kali ini, keluar hingga empat kali berturut-turut. Yeji jadi berhenti untuk mencerca hatinya sendiri. Bayangkan mengkhawatirkan satu-satunya pria yang sedang ia coba jauhi?? Yeji menemukan dirinya justru berjalan menuju pria tersebut, bukannya kembali ke kasurnya di dalam.

Ia melipat tangan di dada. "Kau sampai flu begitu. Sengaja membuatku merasa bersalah, ya?"

"Hatsyi!" Yeonjun menggaruk belakang kepalanya. "Sebetulnya sudah sembuh sendiri kalau melihatmu."

VarietYou (VU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang