90

815 197 203
                                    

Masih ada aja yang belom follow? Difollow atuh da baique

Keep strong ... keep VOTE ... keep GACOR, semoga hari-hari kalian selalu berasa liburan (buat yang vote n gacor wkwkwkwk)

110 vote ye

.

.

.

Satu minggu ini, Ara benar-benar memanfaatkan waktunya di Daegu. Ia banyak berpikir tentang baik dan buruknya, juga keputusan apa yang akan dia ambil nanti ketika kembali ke Seoul. Jimin pulang lebih dulu di hari ketiga karena tak mungkin bagi kakaknya itu terlalu lama mengambil cuti. Sangjun juga kembali ke Busan dua hari yang lalu untuk mengurus perkebunan strawberry-nya, sedangkan Yoongi ... entah bagaimana kabar suaminya itu, tak ada telepon atau pun pesan.

Ada sisi lega bahwa Yoongi tak pernah mendatanginya ke Daegu, tetapi ada rasa sedih tak berkesudahan karena Ara merasa terbuang dengan absennya pria itu. Ara bukannya tak punya prinsip dengan mengharapkan kehadiran sang suami kembali, tetapi jika ditilik bahwa cinta telah merebak di dalam hati, rasanya sangat pantas jika Ara merindukan sosok itu sekarang terlepas dari rasa sakit yang ia derita.

Hari ini Ara berkemas, akan kembali ke Seoul dengan penerbangan yang dijadwalkan satu jam lagi. Sejak subuh, dapur rumah itu sudah terdengar sibuk oleh Liu Yangmi yang mempersiapkan sarapan dengan segala lauk pauknya. Wanita paruh baya itu berdalih, bahwa Ara harus makan besar terlebih dia tau bahwa gadis itu dilanda masalah yang menyebabkannya murung sepanjang minggu.

"Bibi Liu, terima kasih," ucap Ara saat menempatkan dirinya di kursi makan, menatap berbagai makanan yang disediakan wanita itu. Jika boleh jujur, ia belum menemukan kembali nafsu makannya, tetapi Ara akan berusaha untuk memakannya demi sebuah sopan santun.

Liu Yangmi memeluk Ara dengan erat, sebenarnya enggan membiarkan gadis itu kembali ke Seoul. Dari cerita Sangjun yang menceritakan bahwa Ara sedang mempunyai masalah, dari setiao mata sembab dan bengkak yang ia lihat selama seminggu ini. Mau tak mau membuat wanita paruh baya itu ikut merasakan sedih.

"Bibi akan sangat merindukanmu, Ra-ya. Berjanjilah untuk sering-sering berkunjung." Yangmi melepaskan pelukan, lalu menggenggam tangan Ara dengan erat.

Ara tak menjawab, hanya mengangguk agar Yangmi merasa tenang melepaskannya kembali ke Seoul. Ara kemudian memeta pandangannya pada seluruh rumah, membayangkan bahwa dulu kehidupan keluarga kecilnya pastilah sangat hangat di sini. Setidaknya di rumah ini, Ara bisa merasakan sedikit kehangatan pada jiwanya yang terluka oleh pengkhianatan Yoongi.

"Bibi, tolong jaga rumah ini ya," ujar Ara memakai tas selempangnya. Tak banyak benda yang dia bawa dari rumahnya di Daegu, selain foto keluarganya dan seluruh data kelahirannya yang tersisa di rumah ini.

"Bibi akan menjaga dengan baik seperti sebelumnya. Kau tenang saja ya, jangan memikirkan rumah ini. Hiduplah bahagia, Bibi akan selalu mendoakanmu, Nak."

"Bibi Liu, terima kasih."

"Kau terlalu banyak berterima kasih. Tidak tahukah kau betapa banyak waktu Bibi yang terbuang karena rasa bersalah tidak bisa merawatmu saat kecil dulu?"

"Hati-hati ya, hubungi Bibi jika sudah sampai Seoul, tetapi sekarang makanlah dulu." 

Setalah akhirnya menghabiskan sarapan yang dengan susah payah Ara habiskan, gadis itu kemudian mencium kedua pipi Liu Yangmi, lalu pamit karena taksi menuju bandara sudah menunggu. Dengan berat hati Yangmi membiarkan Ara pergi, tetapi besar doanya bahwa kebahagiaan akan melimpah pada kehidupan gadis itu. Demi Sooyoung yang menjadi sahabat baiknya, segala kebaikan ia panjatkan pada Tuhan demi Ara.

When Yoongi Says Marry Me | End 💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang