21

796 150 73
                                    

Jum'at berkah, kencengin vote dan komennya. Terima kasih hehe
.
.
.

"Kau kenapa, eoh?" Yoongi jelas kaget dengan apa yang baru saja didengarnya.

"AKU BILANG AYO KITA MENIKAH! KAU MAU MENIKAH DENGANKU UNTUK BORA, KAN? KALAU BEGITU AYO NIKAHI AKU!" teriak Ara untuk kedua kalinya dan tanpa aba-aba gadis itu membenamkan diri, melingkarkan tangannya pada tubuh Yoongi, menangis tersedu. Ia hanya butuh sandaran, hatinya sedang sangat rapuh dan yang ada di hadapannya hanyalah Min Yoongi.

Seharusnya Yoongi senang mendengar ajakan tersebut, tetapi kenapa dia justru malah bingung. Ke mana tatapan angkuh gadis sampah itu? Kenapa berganti dengan sorot putus saja seperti itu?

"Hei, Lim Ara kau kenapa, eoh?"

"Bawa aku pergi, Ahjussi ...," pinta Ara dengan suara serak, "kumohon."

Yoongi sampai harus memfokuskan telinga untuk mendengar panggilan ahjussi itu. Kenapa si gadis sampah tidak memanggilnya duda arogan lagi? Apa yang terjadi? Petir mana yang berhasil membuat gadis ini berubah secepat ini?

"Kumohon!" ucap Ara kembali dengan bibir mengerat penuh penekanan.

Tak ingin tubuhnya semakin basah karena hujan juga bertambah lebat, Yoongi mengalah, menuntun tubuh Ara memasuki mobilnya. Ah, beruntung tadi dia tidak membawa Bora bersamanya karena dia baru saja mengantar Jessica pulang yang menolak diantar Yuta. Gadis kecil itu tentu tidak mau semobil dengan Jessica dan memilih pulang bersama Go imo.

Yoongi terdiam dengan tangan mengetuk-ngetuk kemudi, dia tak tau harus membawa Ara ke mana. Gadis itu terlihat kacau sekali sampai-sampai pria itu khawatir hanya dengan melihatnya tersengguk pilu seperti itu.

Lim Ara, masalah apa yang bisa membuatmu sampai menangis seperih itu? Kau benar-benar gadis bermasalah.

Gadis itu terus saja menangis, memeluk kedua lengannya, dia tak peduli mau sebesar apa matanya nanti, yang dia inginkan hanya mengeluarkan rasa sakitnya.

"Lim Ara?" panggil Yoongi khawatir, dia tidak punya pilihan selain melanjutkan kalimatnya, "kau tidak keberatan 'kan aku bawa ke apartemen, atau mau ke tempat yang lebih tenang?"

Pertanyaan yang dilayangkan Yoongi itu terdengar samar kendati Ara dapat mendengarnya. Gadis itu menatap sang pria lamat, dadanya makin terasa sesak kala bibirnya hendak berucap, "A-apartemen saja."

Yoongi mengangguk lantas membawa roda empat itu pulang, sementara di belakang mereka, tepatnya di sebuah halte bus, terlihat Jimin memperhatikan sedan mewah yang membawa adik kesayangannya itu sudah pergi, melaju kencang meninggalkan dirinya. Jimin kembali mengepalkan tangan, menggenggam erat jepit rambut milik Ara, ia menurunkan pandangan, menaikkan sudut bibirnya dan menghela napas panjang.

Princess ... maafkan aku, tetapi siapa pria yang bersamamu? Apakah pria dengan satu anak itu?

***

Walau awalnya menolak, Ara berakhir berjalan ke unit apartemen Yoongi dengan jaket tersampir menutupi tubuhnya. Tak dapat dipungkiri bahwa aroma musk yang Yoongi semprotkan pada jaketnya membuat Ara nyaman. Dia bahkan menyadarinya ketika mendekap pria itu tadi. Ah, lupakan, hal itu barangkali hanya satu persen kesenangan dari sembilan puluh sembilan persen lukanya.

Ara memeluk diri dengan memegangi ujung jaket itu berharap dapat menyembunyikan getaran tubuhnya yang mulai menggigil. Di sampingnya terdengar Yoongi menghubungi Go imo dan menyuruh wanita itu agar menyiapkan air panas untuk mandi.

"Lim Ara, aku tak tau apa yang menyebabkanmu berubah pikiran secepat ini, tetapi kau lebih baik istirahat, aku sudah menyuruh Go imo untuk menyiapkan keperluanmu," ucap Yoongi yang sejak tadi menghindari menatap Ara karena rambut basah gadis itu lagi-lagi mengganggu kinerja otaknya. Yoongi menekan beberapa tombol di pintunya lantas membiarkan Ara masuk lebih dulu.

When Yoongi Says Marry Me | End 💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang