110

878 201 161
                                    

130 VOTE

150 KOMEN



)❥❥❥ 𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 ❥❥❥(



Sebenarnya tidak bisa dikatakan mudah bagi Ara, tidur berbagi ruangan dengan pria yang telah menyakitinya, pun dengan luasan kamar yang membangkitkan memori buruk, jelas itu sesuatu yang berat untuk dijalani.

Katakanlah Ara bodoh, padahal menjaga Bora jelas bukan tugasnya semata. Ada orang dewasa lain yang ikut andil dan bersalah atas mental gadis kecil itu. Namun, setiap kali Ara menatap wajah ceria yang setiap kali Bora perlihatkan ketika bersamanya.  Ara tak kuasa untuk menafikan kasih sayang sebesar itu.

Ara seolah berkaca pada dirinya yang kecil dulu, berusaha mengerti keadaan, hingga akhirnya ditinggalkan semua orang, sangat tidak mudah menjadi gadis itu. Lalu, ketika mengetahui ada seorang anak yang begitu mendamba kasih sayangnya, apakah ia akan mengulang lingkaran setan dari masa lalunya? Atau membiarkan dirinya kembali bekerja keras menahan sakit hanya supaya hidup seorang gadis kecil selamat? Jika itu Bora, barang kali Ara memang akan melakukannya, seperti saat ini. 

Ara kembali terjaga dengan peluh dan sengal napas memburu, mimpinya buruk lagi, tetapi ia segera lupa apa yang ia  mimpikan sehingga membuatnya terbangun seperti itu.  Segera ia menyambar air putih di atas nakas dan meminumnya cepat sebelum fokusnya teralihkan pada seseorang yang tertidur di atas sofa. 

Bagi Ara, kegilaan Yoongi memang tak bisa dibuat lelucon lagi. Tentang bagaimana pria yang terkenal arogan itu tiba-tiba saja menjadi amat sangat penurut padanya, tentang besarnya foto pernikahan mereka yang Ara  minta diturunkan dan sekarang dipindahkan ke ruang kerja, dan tentang si pria yang kini tertidur gelisah di atas sofa.

Dalam tidurnya, berkali-kali tubuh Yoongi bergerak dengan wajah meringis. Ada dua hal yang dapat Ara simpulkan, antara kakinya memang masih sakit atau sofa itu tidak nyaman baginya. Ara mendesau, hal itu tentu saja membuat hatinya tak enak.

Ini sudah hari ketiga bagi Ara berada di apartemen Yoongi, menjaga dan membantu Bora untuk mengendalikan emosinya. Gadis itu berperan dengan baik sebagai seorang ibu. Hasilnya tidak main-main karena gadis kecil itu kini bisa tertawa dan menceritakan apa saja . Well, tentu saja itu hal yang baik, meskipun kadang Ara harus tetap berpura-pura bahagia di tengah rasa sakit atas masa lalunya yang sering hadir tanpa ia sadari. Sungguh Ara tidak apa-apa terlebih saat Bora menyerahkan kotak berisi surat-surat yang gadis itu tulis selama kepergiannya.

***

Duduk di atas ranjang dengan kepala yang bersandar pada headboard, sebenarnya Ara tengah mengerjakan novelnya yang belum selesai. Waktu sudah menunjukkan angka dua dini hari, tetapi wanita itu hanya bisa menulis ketika Bora telah tidur dan saat tugas kuliahnya selesai. Pola tidurnya terganggu akhir-akhir ini, membuat ia sering menderita sakit kepala yang cukup mengganggu ketika bangun tidur. Namun, meskipun harus merasakan lelah dan sakit kepala, Ara tetap menikmati semuanya, mengingat Bora kini tersenyum lagi, dan tak lagi marah padanya. Menurutnya, itu benar-benar harga yang pantas.

Ketika tengah memikirkan ide cerita, tanpa sadar Ara melirik ke arah sofa di mana Yoongi tertidur. Lampu kamar telah dimatikan sejak tadi, menyisakan lampu tidur temaram di atas nakas samping tempat tidur. Entah bagaimana, ia merasa suasana ini justru membuatnya ingin menangis. Jauh di lubuk hatinya, ada rindu terlampau besar yang harus ia tahan kuat agar tak membuatnya kembali terpuruk.

Berulang kali ia berpikir untuk memberikan kesempatan kedua bagi Min Yoongi, tetapi rasa takut disakiti oleh orang yang dia cintai itu terus saja mendominasi. Rasanya, hal itulah yang membuat Ara tanpa sadar membentengi dirinya pada Yoongi.

"Ahjussi, aku merindukanmu," ucap Ara lirih, sepinya malam ini membuat suasana begitu syahdu bagi perindu sepertinya.

Air matanya tak mau mengalir, tetapi justru sudut bibirnya tertarik ke atas. Entah bahagia yang mana yang membuat wanita itu tersenyum begitu lembut. Bukan karena Jimin atau Hyunjin, dan Ara memang belum bisa menerima Yoongi sepenuhnya, tetapi dengan melihat Yoongi ada di sana, berada dekat dengannya, bernapas dan terlihat baik-baik saja, Ara tidak bisa untuk tidak bersyukur.

When Yoongi Says Marry Me | End 💜Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang