Lomba kimia bukan mendapatkan hati Pra

26 0 0
                                    

Oh, there you are
Sittin' still, all stripes and lonely
Hidin', wishin', waitin'
While I'm, here I am
I'm standin' still stare at you only
Everythin' gets blurry
All I want is just to stay
You can't shake me
I would never dare
let go
Through the talkin' and the walkin'
I will give you all of my lovin'
Start countin' all the days
Forever I will stay with you
With you, one only you
Go far and roam about
Come back and callin' out to me
To me, one only me
Oh, I'm in love
What did I do to deserve you?
You tell me, what did I do
To be with you, love?
To be the one you runnin' into
When the days do come through

🎼 one only-pamungkas🎧
.
.
.
.
.
Hai! Hai! Hai!
Jadi autor tuh suka banget baca sambil dengerin musik, kalau kalian gimana?
.
.
.
.
.
next time request lagu apa nih?
.
.
.
.
.
Sebelum baca vote dulu dong! Biar autor semakin semangat updatenya. Jangan lupa juga follow wp dan spam komennya! Yaa?
.
.
.
.
.
Happy reading❤️
.
.
.
.
.

"Bagi anak-anak yang mengikuti lomba cerdas cermat ataupun tidak, dimohonkan agar segera turun untuk segera berkumpul di lapangan karena acara sebentar lagi akan di mulai."

Pengunguman itu terus terdengar di penjuru sekolah. Mungkin karena siswa dan siswi yang masih berkumpul di sembarang tempat, seprti kantin contohnya. Padahal acara perlombaan tujuh belas agustus akan segera di mulai. Termasuk anak-anak MIPA satu yang sudah bersiap-siap di kelas, khususnya yang mengikuti cerdas cermat. Hari ini, lomba yang di adakan adalah lomba cerdas cermat. Jadi semua siswa dan siswi tetap memakai seragam putih abu-abu.

"Amira! Good Luck, ya," ucap Pra sebelum berlari keluar dengan memakai almet khas OSIS karena harus segera menuju lapangan dan tidak lupa juga Pra mengacak pelan pucuk kepala Amira lalu memberikan seutas senyum pada gadis itu agar memberikan yang terbaik di perlombaan nanti.

Amira yang sedari tadi sibuk membaca catatan-catatan kimia, tak menanggapi Pra.

"Mir, ayo ke lapangan," ajak Vanilla.

Amira berdiri dari kursinya dan mengekori Vanilla dan Mita yang sudah melangkahkan kaki ke luar kelas terlebih dahulu. Gadis itu masih saja terus membaca buku dan membawa-bawa buku catatan kecilnya.

"Eh ... eh, nanti dulu dong. Gue haus mampir dulu bentar ke kantin," ucap Mita sambil berlari kecil menuju kantin yang sudah sekitar sepuluh meter di depan mata. Sedangkan Amira dan Vanilla terpaksa mengikuti gadis itu.

"Ya, sesaat lagi kita akan menyaksikan cerdas cermat kimia kelas sebelas MIPA satu melawan Kelas sebelas MIPA dua! Bagi yang merasa peserta lomba ini, harap segera menuju lapangan agar ketika namanya di panggil langsung maju, jadi tidak membuang-buang waktu."

Pemberitahuan yang baru saja diumumkan membuat mata Amira membulat sempurna dan ingin cepat-cepat menuju lapangan. "Mita, sudah belum?"

"Sabar, Mira. Ini lo gak liat lagi ngantri!" Mita yang tak terima langsung membalas Amira dengan ketus.

"Lo gak dengar pengumuman barusan?" ucap Amira.

"Iya-iya dengar santai aja dong."

"Ya udah kan bisa beli minuman yang lain," ucap Amira yang semakin kesal dengan Mita yang selalu saja membuang-buang waktu.

"Tapi gue nya mau jus Alpukat, ngerti gak sih lo?!" Mita semakin meninggikan suaranya.

Vanilla yang melihat mereka berdua membuat keributan hanya bisa menjadi penengah. "Udah ... udah ... Mit, lo mau ikut lomba cerdas cermat nggak? Kalau nggak di ganti aja sama yang lain."

"Iya-iya gue ngalah! Ya udah ayo ke lapangan!" Ajak Mita dengan nada ketusnya.

Akhirnya mereka bertiga bergegas ke lapangan berkat Mita yang mengalah untuk mengurungkan niatnya membeli minum. Di seragam mereka sudah ada name tag yang menempel bertuliskan nama dan kelas untuk memberi tanda. Tiga gadis itu sepertinya sudah menyiapkan yang terbaik karena merasa tersanjung sudah mewakili kelasnya. Terkhusus Amira, dia adalah satu-satunya siswi yang sering mengikuti olimpiade kimia, jadi dia harus berusaha semaksimal mungkin agar hasilnya memuaskan
"Pra mana sih?" ucap Mita yang terus mengedarkan pandangannya mencari lelaki bernama lengkap Prabu Aksara. Sesekali juga gadis iyu menjinjitkan kakinya.

Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang