My Star (04)

54 1 0
                                    


~ Happy Reading ~













































Kini langit sudah menunjukkan waktu malam, yang berarti sudah waktu bagi haechan untuk pulang ke rumah yang sayangnya tidak akan merasa tenang apabila sudah bertemu si alis camar Mark Lee, sehabis kerja di restoran.

Buktinya saat dirinya baru sampai depan pintu, haechan melihat banyaknya box pizza yang berserakan, dan haechan sudah pasti sangat tahu ini ulah Mark Lee yang nyatanya tidak bisa membuang sampah dengan benar.

Haechan hanya bisa menghela napas berat akan tingkah si camar satu itu. Karna tidak suka dengan keadaan rumah yang berantakan, haechan dengan cepat membersihkan sampah yang ada dihalaman depan rumah agar terlihat lebih baik untuk di pandang.

Selesai dengan urusan luar, haechan masuk ke dalam rumah dengan keadaan mood yang buruk setelah melihat Mark yang hanya tiduran dan malas-malasan tanpa niatan membantu membersihkan rumah.


Mark yang tadinya hanya bersantai, seketika bangun saat mendengar ada suara dari dapur yang artimya bahwa haechan sudah pulang kerja.

Saat sedang memperhatikannya, seketika matanya berbinar dan tertuju pada bungkus plastik yang terdapat banyak bir dan Soju yang sangat banyak. Mark yang melihat itu akhirnya bertanya kepada haechan.

"Wahh~ kau akan meminum bir, karna tidak sempat minum kemarin?" tanya mark dengan antusias.

"Iya, dan itu karna kau" jawab haechan

"Kau akan minum dengan apa? Aku tadi makan pizza dan itu agak berminyak" bukannya merasa bersalah, Mark justru terlihat antusias untuk ikut minum bersama.

"Lalu urusannya denganku?"

"Kita harus meminumnya bersama.. apa kau tipe penyendiri?"

"Aku tidak peduli"

"Suasana seperti ini, harusnya kita mencampur bir dan soju untuk minum bersama"

"Terserah kau saja" pada akhirnya haechan menyerah dan membiarkan Mark untuk bergabung untuk minum bersama.

Bukannya haechan gampang menyerah, akan tetapi dirinya malas menanggapi mulut cerewet si camar dan perlu ditingkatkan lagi kalau haechan tidak suka keributan.

Mau tidak mau, haechan membuat makanan tumis kerang yang terlihat sederhana tapi pas untuk di makan oleh si camar yang dari tadi merengek ingin dibuatkan makanan sebagai tambahan untuk minum bersama.

Setelah semuanya selesai, haechan duduk di meja makan untuk bergabung dengan mark yang dari tadi terus mengoceh dan berusaha mengajaknya untuk berbicara agar akrab.

Haechan yang pada dasarnya pendiam dan hanya mempunyai teman dengan hitungan jari hanya bisa menyimak dan sesekali menimpali sembari memakan dan minum bir dan soju yang sudah diracik oleh Mark.

"Kudengar katanya semua chef itu berbaik hati, dan aku tidak buruk untuk seorang aktor.. kuharap kita bisa akur kedepannya ya"mark berbicara dengan senyum yang terlihat menyebalkan di mata haechan. sensi bgt emg bawaannya si haechan kalo udah ketemu mark.

"Kelihatannya kau tidak seperti itu" haechan sekilas melirik ke arah mark yang sedang meneguk minumannya.

"Aku tidak pernah memukuli siapapun dalam hidupku.. maksudku di luar kamera" Mark tahu akibat berita yang tersebar banyak orang yang mengira dirinya berprilaku buruk dibelakang kamera.

"Bicara seperti itu memang mudah" ucap haechan dengan ketus.

Entah kenapa Mark tidak terima apabila haechan menganggap dirinya orang suka berprilaku buruk, apalagi sekarang mereka berdua sedang minum bersama. Bukankah minum tingkat masalah untuk mark bagi orang-orang yang mempercayai berita tersebut.

"Kalau begitu, kau pasti sedang takut sekarang.. kau bersama pria yang memukuli orang di saat dia minum" mark bicara dengan senyum palsunya.

Haechan hanya terdiam dan tidak menjawab perkataan dari Mark. Haechan bisa melihat raut wajah yang sangat putus asa dan sedih di saat bersamaan. Apalagi senyumnya yang terlihat sangat aneh dan terkesan sangatlah terpaksa.

Mark juga tidak ambil pusing karna tidak mendapatkan jawaban dari haechan. Dirinya malah mengalihkan rasa canggung diantara mereka dengan mencoba makanan yang dibuat oleh haechan.

Saat sedang asik mengunyah tiba-tiba dia merasa takjub dengan rasa masakan yang dibuat oleh haechan. Menurutnya ini enak dan sangat pas di lidahnya, hingga membuat dirinya tanpa sadar tersenyum tulus kepada haechan.

"Ini sangat enak, aku akui masakanmu benar-benar tidak pernah gagal.. kau pandai dalam memasak" puji mark kepada haechan

Haechan yang melihat senyumannya itu sempat terpaku hingga dirinya merasa ingin tersenyum lebar dengar pujian dari si camar, tapi saat dirinya mulai tersadar itu semua dia tahan karna tidak ingin terlihat oleh si camar dan hanya menunjukkan senyum tipisnya.

"Omong-omong, aku makan.. apa namanya? Aku makan hidangan sarapan telur itu sampai habis.. kurasa aku tidak membenci telur lagi.. kau terharu?" oceh mark panjang lebar.

Haechan yang dasarnya memang tidak pernah terlalu Akbar dengan seseorang hanya menjawab singkat dan membuang muka agar tidak terlihat senang akan pujian Mark.

"Tidak! Kata siapa?!"

"Aku tahu, kau pasti terharu.. Awalnya, saat orang bilang padaku bahwa aku andal dalam berakting aku juga senang mendengarnya" mark bicara dengan cengengesan.

"Kau tidak peduli dengan perasaan orang lain, dan hanya mengatakan apapun yang ingin kau katakan.. aku iri kepadamu" lirih haechan seketika melunturkan senyum mark, dan itu membuat aura keduanya menjadi serius

"Lagi pula, kau tidak akan lama di sini.. jadi kita tidak perlu saling mengenal" lanjut haechan.

"Tapi tetap saja, kita tinggal di rumah yang sama.. pasti menyenangkan jika kita bisa lebih akrab bukan? Apa kau menghindariku karena takut aku orang brengsek?" tanya mark sembari memajukan wajahnya agar lebih dekat dengan haechan yang kini berada didepannya.

"Kau harus hati-hati.. kau itu masih muda, tapi punya potensi untuk menjadi manusia kolot" lanjut mark.

"Itu hakku untuk menjadi orang seperti apa atau berteman dengan siapa, dan itu bukan hakmu apabila tidak ingin lebih akrab denganmu" jawab haechan sembari membersihkan peralatan makan Mark dengan kesal setelah mendengar ucapan mark yang mengatai dirinya orang kolot.

"Lihat? Kau menjadi picik karena makanan" mendengar Mark yang terus bicara membuat haechan kesal sendiri.

Perdebatan mereka harus berhenti, karena suara kaca dapur yang pecah akibat lemparan batu dari luar rumah yang entah siapa melemparkannya.

Mendengar pecahan tersebut membuat mereka berdua menoleh ke arah kaca dan kembali terdiam kala haechan ingin mengecek ke arah jendela terdengar suara pecahan dengan batu yang lebih besar.

Mark yang mendengar suara pecahan kaca seketika membuat dadanya sakit, sesak nafas, dan badannya bergetar tidak karuan hingga mengakibatkan gelas pecah karena tersenggol jatuh kelantai. Karna pecahan gelas tersebut membuat haechan yang hendak memeriksa suara tersebut kaget akan keadaan mark yang sangat kacau, lantas langsung memberikan air putih hangat dan memberikan kata-kata penenang serta memberikan tepukan kecil di bahunya agar tidak panik.

Pasti pada penasaran ya kenapa tiba-tiba ada yang melempar batu dari arah luar, dan kenapa Mark Lee si aktor populer tiba-tiba bisa seperti itu.

Tunggu kelanjutan ceritanya dari aku ya teman-teman, hehe.

Aku harap kalian suka dan tidak bosan dengan alur ceritanya.

Aku akan sering-sering update untuk para pembaca ceritaku.

You Are My Star || MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang