PART 22: Tiga Hari.3

548 45 8
                                    

Beomgyu menerima ajakan Yeonjun untuk menjadi pacarnya dengan berbagai pertimbangan. Ada tiga keinginan di dalamnya, salah satunya adalah Beomgyu ingin belajar mengungkapkan perasaannya dengan jujur pada orang lain.

Bukan berarti Beomgyu hanya mau memanfaatkan Yeonjun, tapi dengan kemampuan Yeonjun yang mengerti banyak tentang kebiasaannya tanpa perlu diberitahu, Beomgyu ingin orang-orang di sekitarnya mengerti dirinya dengan diberitahu oleh dia sendiri, bukan tersirat dari sikapnya, tanpa disalahpahami.

Contohnya seperti barusan. Beomgyu meminta Yeonjun untuk tetap memeluknya dan tidur sedikit lebih lama dengan alasan rasanya nyaman dan dia menyukainya.

Ya walaupun Beomgyu belum bisa mengatakannya sambil menatap Yeonjun.

Yang diminta hanya melongo bodoh dan tentunya mengabulkan permintaan tersebut dengan senang hati. Yeonjun tidak tahu bahwa momen 'kapan lagi Beomgyu begini' akan terjadi lagi seperti ini.

Di situasi seperti sekarang, Beomgyu yang biasanya mungkin akan mengatakan hal lain, seperti, "Masih ngantuk, ayo tidur lagi," atau malah tidak mengatakan apa-apa tapi dengan memeluk Yeonjun erat agar laki-laki itu tidak beranjak pergi dari tempat tidur.

Rasa gengsi Beomgyu masih setinggi langit, tapi dia harap dirinya akan menjadi lebih baik lagi saat bersama Yeonjun.

***

Yeonjun tidak percaya bahwa Beomgyu berada di dalam pelukannya, di tempat tidurnya. Setidaknya sampai dia mencubit pipinya keras-keras.

Laki-laki itu terus mengelus punggung yang lebih muda dengan lembut sembari menatap wajahnya dengan penuh kasih sayang dan senyum bodoh di wajahnya.

Bulu mata Beomgyu yang panjang dan cantik, pipi dan ujung hidungnya yang sedikit merona karena suhu yang dingin, bibirnya yang montok dan sedikit kering, serta napas teraturnya menjadi pemandangan yang menarik bagi Yeonjun. Ini pertama kalinya Yeonjun dapat melihat semua detail ini dengan jarak yang dekat.

Yeonjun kembali ke dunia nyata setelah matanya kembali bertemu dengan mata indah Beomgyu.

"Muka gue bisa bolong kalo diliatin mulu kayak gitu." gumam Beomgyu kembali menutup matanya dengan cepat, pura-pura masih mengantuk.

Kekehan Yeonjun mendominasi ruangan.

Kemudian dengan pelan tapi pasti, Yeonjun menarik pinggang Beomgyu untuk mendekat padanya sambil membasahi bibirnya, lalu menempelkan bibirnya ke bibir tebal Beomgyu sebelum akhirnya melumatnya dengan lembut.

Yeonjun dapat merasakan tubuh Beomgyu menjadi kaku dan diam-diam terkesiap tanpa membuka matanya. Maka dari itu, Yeonjun mengusap pinggang Beomgyu untuk menenangkannya dan hal itu berhasil seperti sihir.

Yeonjun sedikit memiringkan kepalanya saat Beomgyu mulai pelan-pelan membalas ciumannya—ciuman yang ceroboh dan berantakan, tipikal newbie kisser dan bagi Yeonjun, hal itu menggemaskan.

Dia menuntunnya dengan perlahan seperti sebelumnya, tetapi semuanya terhenti saat Yeonjun menyelipkan lidahnya untuk sedikit menyapu bibir bawah Beomgyu karena Beomgyu melepaskan ciuman mereka secara tiba-tiba.

"G-gyu?" Jantung Yeonjun berdetak kencang karena campuran dopamin dan keterkejutannya.

"M-maaf," cicit Beomgyu sambil menundukkan kepalanya. Jarinya memainkan ujung kaos Yeonjun tanpa mereka sadari.

Yeonjun buru-buru mendekap tubuh pacarnya. "Jangan bilang maaf. Did I make you uncomfortable?" tanyanya hati-hati.

Yang dipeluk menggeleng dengan cepat.

"It's just .... Uhm .... Kaget ...." Beomgyu bergumam sambil merapatkan wajahnya di lekuk leher Yeonjun dan memeluknya erat, membuat dirinya menjadi kecil di dalam pelukan Yeonjun.

POPULAR • Yeongyu [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang