Italy 2019
Langkah kaki seorang anak kecil yang sedang berlari dengan tergesa-gesa. Tidak peduli dengan luka yang dia dapatkan di tangannya, dia semakin melaju mempercepat langkahnya.
Mengejar sebuah kendaraan beroda empat yang sudah melesat jauh di depannya. Dengan air mata yang berlinang berharap bisa mengejar mobil tersebut. Walaupun dia tahu itu hanya perbuatan yang sia-sia
"ALEXAA!!" Terdengar suara teriakan dari belakang memanggil namanya dengan nada marah. Dia menghentikan langkahnya tertegun sejenak.
"Come back!!" Kedua kalinya teriakan itu terdengar. Merinding mendengar suara kemarahan ayahnya, Alexa kembali melangkahkan kakinya kedepan berusaha sekuat tenaga untuk kabur dari amukan ayahnya.
***
Sudah ber mil mil kakinya melangkah tak peduli arah. Bahkan kakinya yang tak ber alas itupun sudah mulai mengeluarkan cairan berwarna merah, sedikit perih tidak apa. Dia bisa menahannya berharap saja tidak ada pemangsa disini.
Kaki kecil itu mendarat di sebuah genangan air yang menyebabkan cipratan air yang mengotori gaun putihnya. Gadis yang berambut pirang tergerai itu menghentikan langkahnya, melihat sekitar dengan mata berwarna abu-abu nya.
Terlihat banyak orang yang sedang berlalu lalang. Ada yang sedang menghadap ke meja yang berisi sayur- sayuran, ada meja yang berisi ikan mati yang di tata rapih. Ada banyak pula makanan di atasnya. Meja itu berjejer dengan teriakan slogan dari pedagang yang sedang mengampanyekan dagangannya. Semuanya terlihat sangat ramai sampai orang berdesakan.
'tempat apa ini?' pertanyaan dalam pikirannya muncul. Kaki kecilnya berjalan perlahan di jalan dengan hati setengah takut dia melihat sekeliling. Di penuhi orang-orang yang terlihat tidak bersih. tempat ini kumuh, dan orang-orang yang kotor. Jika di bandingkan dengan dirinya tidak jauh berbeda, namun gaun yang di jahit dengan benang mahal itu tidak mampu menutupi kotornya tanah yang menempel di gaunya. Tapi di lihat dari penampilannya orang-orang di sekitarnya ini bukan dari kalangan atas.
Tubuh mungil ini tetap berjalan di antara orang-orang dewasa.
Karna tubuhnya yang kecil ia rawan di tubruk orang-orang yang badannya besar"Hei Minggir!!"
"Hei sedang apa kau??!!!"
" Hei jalan yang benar dasar anak nakal !! "
Dia mendengar orang-orang berteriak ke arahnya ketika ia tidak sengaja bersenggolan dengan mereka. Tapi dengan wajah takut ia menatap orang-orang itu.
'apa yang sedang mereka katakan?' dia bertanya di dalam hati. Tatkala mendengar ucapan orang-orang itu
" Halo cantik, kamu pasti tersesat ya?" Seorang perempuan berparas cantik, berambut merah menghampiri dirinya.
Lalu berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan dirinya.
" Dimana ibumu? Kamu kehilangan dia?"
Tanya nya lagi.Anak ini bukan penduduk lokal tidak mengerti dengan bahasa yang orang-orang ini ucapkan. Tapi ia paham akan satu hal. Bahwa wanita cantik yang sedang tersenyum kepadanya ini bukanlah manusia.
***
"Where you wanna go? Huh " sambil menampakan smirk nya. Laki-laki yang berparas bagaikan sang pangeran, dengan setelan jas juga membawa sebuah pedang. Melangkah santai dengan gagah ke arah pria paruh baya yang sedang lari terbirit-birit.
Sembari melihat ke arah belakang dengan takut pria itu berbelok di gang depan.
Naas yang dia temui adalah jalan buntu ketika melihat ke belakang ia melihat sang pemburu telah melangkah Pelan ke arahnya, sembari menyeret pedang panjangnya.'Sreeettt..'
Tersenyum miring ia melihat mangsanya di depan sedang ketakutan setengah mati.
" A ampun tuan khan. Sa saya salah mohon ampuni saya tuan" ucap pria yang sedang terpojok di antara bangunan yang menjulang tinggi.
" Kamu pikir aku tuhan huh? " Dengan suara khas laki-laki maskulin pria tampan bernama Jo Khan Eclipse itu mengayunkan pedangnya tanpa ampun ke arah pria tersebut.
" A Aaampun Tuan Tolong ampuni saya " jeritan rintih dari pria yang di buru nya. Tanpa belas kasihan sedikitpun dia tetap mengayunkan pedang panjangnya
'Sblaaast..'
"Aaakhh Phooo!! " Suara teriakan Bocah kecil mengganggu konsentrasi Jo. Matanya terarah ke seorang bocah kecil berambut pirang dengan gaun putih yang terlihat kotor yang sedang menutupi ketakutan melihatnya yang hendak memenggal mangsa.
Memanfaatkan kesempatan di depannya pria buruan itu langsung menendang dada Jo. Sehingga tanpa persiapan dia oleng ke belakang mundur beberapa langkah.
"BOCAH SIALAN !!" Teriak Jo dengan emosi.
~~~**÷÷÷÷÷**~~~
(Pho / Po = Papa)
Huahhh.. segini dulu untuk prolog. Cerita yang agak absurd sih. Dari pada nyangkol Mulu di otak mending di kreasikan hehe
Semoga sukaa 🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
Simple Things ++
Science FictionOh simple things where have you gone? Hidup ini terlalu rumit! Genre : Romance, Vampire, Crime, Mistery & Mature (Adult) 21+ *** Di sebuah kota kecil yang terletak di bawah bayangan pegunungan, di sana Alexa hidup. Jauh dari Kota dan keramaian ia...