1

230 30 4
                                    

Italy 2019

~•~

" Where you wanna go? Huh " sambil menampakan smirk nya. Laki-laki yang berparas bagaikan sang pangeran, dengan setelan jas juga membawa sebuah pedang. Melangkah santai dengan gagah ke arah pria paruh baya yang sedang lari terbirit-birit.

Sembari melihat ke arah belakang dengan takut pria itu berbelok di gang depan.
Naas yang dia temui adalah jalan buntu ketika melihat ke belakang ia melihat sang pemburu telah melangkah Pelan ke arahnya, sembari menyeret pedang panjangnya.

'Sreeettt..'

Tersenyum miring ia melihat mangsanya di depan sedang ketakutan setengah mati.

" A ampun tuan khan. Sa saya salah mohon ampuni saya tuan" ucap pria yang sedang terpojok di antara bangunan yang menjulang tinggi.

" Kamu pikir aku tuhan huh? " Dengan suara khas laki-laki maskulin pria tampan bernama Jo Khan Eclipse itu mengayunkan pedangnya tanpa ampun ke arah pria tersebut.

" A Aaampun Tuan Tolong ampuni saya " jeritan rintih dari pria yang di buru nya. Tanpa belas kasihan sedikitpun dia tetap mengayunkan pedang panjangnya

'Sblaaast..'

"Aaakhh Phooo!! " Suara teriakan Bocah kecil mengganggu konsentrasi Jo. Matanya terarah ke seorang bocah kecil berambut pirang dengan gaun putih yang terlihat kotor yang sedang menutupi ketakutan melihatnya yang hendak memenggal mangsa.

Memanfaatkan kesempatan di depannya pria buruan itu langsung menendang dada Jo. Sehingga tanpa persiapan dia oleng ke belakang mundur beberapa langkah.

"BOCAH SIALAN !!" Teriak Jo dengan emosi.

***

"Dimana ibu kamu? Kehilangan dia ya? Hm?" Senyum manis dari wanita cantik bergaun Merah yang melekat pas di tubuhnya yang melengkung indah.

Wanita bergaun merah itu memiliki rambut yang berwarna senada dengan gaunnya. Berkulit putih pucat serta mata Ruby yang indah berwarna merah.

Dengan sekali penilaian Alexa bisa merasakan bahwa wanita ini bukanlah manusia. Mata merahnya sebagai tanda bahwa ia adalah seorang vampire.

Dengan lembut wanita itu hendak mengulurkan tanganya yang lentik berlapis sarung tangan brukat berwarna hitam ke arah wajahnya.
Namun dengan cepat Alexa menghindar.

"Maaf aku harus pergi" menggunakan bahasa Inggris sebisanya ia membalas pertanyaan wanita cantik itu.

Tertawa dengan pelan mendengar ucapan gadis kecil itu. Wanita berambut merah tersebut dengan tegas memegang kedua bahu Alexa.

"Ooh kamu bukan penduduk lokal? Pantas kamu tidak mengerti apa yang aku katakan" kali ini ia mengatakan nya dengan bahasa Inggris juga.
"Kalau begitu kamu benar-benar tersesat, mari biar Kaka antar" sambungnya.

Dengan hati yang ketakutan. Alexa mencoba untuk biasa saja, tidak membuat gelagat yang aneh agar wanita ini tidak menyadari siapa dia.

Mencoba melepaskan tangan wanita itu, ia tidak Sengaja menggores lukanya yang di tangan. Menyebabkan darah yang sudah kering tadi kembali muncul.

Simple Things ++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang