Sasuke membelai surai merah muda yang terurai indah, menatap lekat sang istri tanpa mengangkat suaranya.
"Kenapa hanya diam?" tanya Sakura lagi.
"Sakura, kau tahu 'kan, menjadi orang tua itu tidaklah mudah."
Sakura mengangguk, "Aku tahu. Apakah maksudmu, aku tidak bisa menjadi seorang ibu yang baik?"
"Bukan kau, tapi aku."
Alis Sakura menaut, "Kenapa? Aku yakin kau akan menjadi seorang ayah yang baik. Kau bahkan mampu bertanggung jawab penuh atas diriku."
"Memang, aku bisa bertanggung jawab atas dirimu. Tapi itu dulu, bukan sekarang. Lihatlah baik-baik, Sakura. Mungkin setelah ini aku tidak bisa beraktivitas seperti dulu, ada banyak hal yang harus kuhindari agar tetap sehat," ujar Sasuke.
Hati Sasuke mengecil setelah melihat kenyataan dirinya, tubuhnya tidak lagi sempurna, dan ia merasa kurang percaya diri karena hal itu.
"Lagipula, pendidikkanmu belum selesai," lanjutnya.
Sakura memutar maniknya, kedua tangannya mencubit pipi Sasuke hingga pria itu mengaduh kesakitan.
"Kau terus memikirkan pendidikkanku, kapan kau membiarkanku memikirkan tugasku sebagai seorang istri?!" kesal Sakura.
Sasuke mengalihkan pandangannya, sebelah tangannya mengusap pipinya yang terasa nyeri.
"Belum waktunya kau memikirkan hal itu, Sakura. Masa depanmu lebih penting."
"Lalu bagaimana jika aku ingin membangun masa depanku di keluarga ini?"
Sasuke terdiam. Salah satu hal yang sulit dikalahkan adalah berdebat dengan Sakura. Gadis itu tidak akan mudah mengalah. Sasuke menyandarkan kepalanya pada bahu Sakura.
"Kau yakin dengan keputusanmu? Jika aku setuju, kau tidak akan bisa mundur lagi."
Sakura mengangguk yakin, "Aku tidak akan mundur."
Perdebatan mereka berakhir setelah Sasuke menyetujui permintaan kecil Sakura untuk memenuhi tugasnya sebagai seorang istri.
Kejadian yang menimpa Sasuke dan Sakura semakin berlalu. Sasuke rutin pergi ke rumah sakit untuk melakukan terapi dan kontrol kesehatan. Meski pun belum pulih sepenuhnya, ia sudah mampu bergerak lebih bebas dari sebelumnya. Tulang punggungnya mulai membaik setelah beberapa kali melakukan terapi, gips di kaki dan tangannya juga sudah dilepaskan.
"Terima kasih, Dokter."
Sakura menutup pintu ruangan dengan rapat, ia menuntun Sasuke untuk berjalan perlahan. Dokter menyarankan Sasuke agar lebih sering berlatih untuk melemaskan otot kaki dan tangannya setelah lama tidak digunakan.
Setiap sore hari, Sakura mengajak Sasuke untuk sekedar berolahraga ringan di halaman rumah, dan mengelilingi taman kota. Gadis itu seperti pelatih pribadi bagi Sasuke.
"Ayo Sasuke-kun, kau pasti bisa! Lakukan perlahan."
Bagaikan seorang bayi yang baru belajar berjalan, kini Sasuke mencoba untuk sampai di hadapan Sakura dengan kedua kakinya sendiri. Langkahnya tertatih-tatih, kaki kanannya belum mampu menumpu dengan sempurna.
Sedikit demi sedikit jaraknya semakin terkikis, tangan Sasuke terulur untuk meraih Sakura. Satu langkah terakhir, Sasuke kehilangan keseimbangannya, tubuhnya terhuyung karena kakinya tidak mampu lagi menahan bobotnya.
"Kau berhasil, Sasuke-kun." Sakura mendekap tubuh Sasuke yang nyaris membentur tanah.
Wajah Sasuke jatuh tepat di atas bahunya, Sakura dapat mendengar napas yang tersenggal-senggal. Sakura membenarkan posisi Sasuke dan menuntunnya untuk duduk di bangku taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Wife • END
FanficSasuke X Sakura Fanfiction Story Menikah di usia muda karena perjodohan, membuat Sakura terbebas dari kedua orang tua angkatnya. Namun hidupnya semakin terikat dengan pria asing yang menjadi pasangannya. ©Masashi Kishimoto Writer. Cherrieschic