07

67 6 0
                                    

Hari demi hari telah berlalu, hubungan antara Ara dan keluarga Alexander juga semakin dekat, Ara bahkan beberapa kali menginap di rumah Keluarga Cemara itu. Ara yang dulu masih Malu malu terhadap keluarga Ken sekarang malah tidak tau malu, Ara sudah menganggap orang tua Ken seperti orang tuanya sendiri dan begitu pula dengan orang tua Ken yang sudah menganggap Ara seperti putri mereka sendiri, hal itu membuat kedua orang tua Ken tidak masalah dengan sifat Ara yang random dan bobrok ketika berada di rumah mereka.

"Ara itu siapa?" Tanya Ken kepada Ara yang  terus melihat mobil yang masuk ke dalam halaman rumahnya

"Itu kaya nya papa deh, tapi kok mobilnya beda ya" ujar Ara berdiri tadi tempat duduk mereka

"Iya itu papa, ayokk Ken kita ketemu papa aku" seru Ara sambil menarik tangan Ken dan berlari menghampiri seorang Pria berjas yang baru saja keluar dari mobilnya

Namun baru saja sampai di pintu pagar  rumahnya, langkah Ara terhenti karena melihat seorang wanita mudah yang ikut keluar dari mobil dan Ara yakini itu bukan mamanya.

"Itu siapa?" Batin Ara melihat wajah wanita asing yang berdiri di samping papa nya,

Ken yang melihat Ara hanya berdiam diri pun menjadi bingung, sementara Kian yakni papa Ara yang sudah menyadari adanya Ara di belakang mereka pun berbalik belakang dan
Menyapa putrinya

"Hai putri papa, mau sampai kapan berdiri di situ? Gak kangen papanya apa" tanya Kian sedikit bertunduk, sambil merentangkan kedua tangannya menyambut Ara ke dalam pelukannya

"......"

"Kangen papa Khan?"

"......"

Ara yang masih terus penasaran dan penuh pertanyaan di otaknya pun tidak mendengar dan merespon pertanyaan papanya, melihat Ara yang seperti patung Ken langsung mencubit kecil lengan Ara

"Hei Ra kita gak lagi main patung patungan Khan, itu papa mama kamu ayok samperin" bisik Ken pelan dengan gaya yang seperti patung, namun bisa membuyarkan lamunan Ara

Ara yang tersadar pun mengedipkan matanya beberapa kali

"Dia bukan mama Ara" balas Ara berbisik

"Ehm, beneran nih gak mau peluk papa" ujar Kian merasa di acuhkan

Mendengar perkataan Kian Ara sontak berlari dan memeluk Papanya

"Kangennn, Ara kangenn bangett ma Papa. Papa kenapa baru balik sih? Papa udah lupa yah sama Ara, Papa janji kalo Ara gak bakal nakal di sini papa bakal cepat pulang, Ara udah berusaha buat gak nakal buat selalu Ngikutin kemauan papa, tapi kenapa papa gak cepat pulang" Ujar Ara sambil memeluk Kian dengan Erat.

"Iya papa juga kangen Ma Ara, putri papa yang hebat, mandiri bisa di tinggal kerja gak manja" balas Kian sambil mengusap rambut panjang Ara

"Ya udah ayok masuk" ucap Kian membuat Ara melepaskan pelukannya

"Papa kenalan dulu sama ken" pintah Ara

"Ken?" Beo Kian

"Iya ini Ken Teman Ara" jawab Ara memperkenalkan Ken

"Hallo Om" ucap Ken sopan sambil menyalimi tangan Kian

"Wah Ara punya teman ganteng yah, kenalin om papanya Ara" ujar Kian membuat Ken tersipu malu

"Makasih om"

"Itu siapa?" Tanya Ara Mengalihkan perhatian mereka semua

"Kita masuk dulu yuk, nanti papa kenalin di dalam" balas Kian

"Ayok"

Sesampainya di dalam rumah, mereka duduk di sofa ruang keluarga dengan posisi Ara dan Ken bersampingan dan Kian bersama Wanita asing itu duduk  di depan Ara Ken dengan pelantara meja kecil.

"Ara kenalin  ini tante Feby, teman kerja papa" jelas Kian membuat Ara menganggukan kepalanya

"Hallo Ara, cantik banget anak kamu mas" ujar Feby membuat Ara menyunggingkan senyumnya

"Makasih Tante Feby"

"Sama Sama sayang"

"Tadi temannya namanya siapa?"
Lanjut tanya Febby Kepada kedua anak itu

"Ken tante" jawab Ken

"Ganteng, cocok ma Ara hihih" ucap Febby dikuti dengan tertawa kecil

Ara dan Ken yang masih polos pun tidak mengerti dengan arah perbincangan Febby membuat kedua anak itu hanya saling bertatap tatapan, Sedangkan Febby yang merasa candaannya garing pun merasa sedikit malu

"Eh bercanda, sekolah dulu yah yang bener" tambah Febby

"Iya tante" jawab kedua anak itu

"Ya sudah kalian lanjut main gih, Febby ayok istirahat dulu" ajak Kian kepada Febby dan di angguki wanita itu

Ara dan Ken pun melanjutkan aktivitas bermain mereka. Namun sebelum keluar rumah, Kian dan Febby sempat menarik perhatian Ara dengan perbincangan hangat mereka saat menaiki tangga menuju lantai dua

"Kepalanya masih sakit sayang?"

"Masih mas"

"Ya udah ayok, kita ke kamar mas pijitin"

Mendengar perbincangan Papanya dan wanita mudah itu membuat Otak polos Ara bertanya tanya

"Kenapa papa ngerangkul pundak tante Febby saat jalan?"

"Kenapa tante Febby meluk pinggang papa?"

"Kenapa panggilan papa untuk tante Febby sama dengan panggilan untuk mama?"

"Kenapa papa bicaranya lembut sekali sama tante Febby?"

"Kamar di lantai atas khan cuman dua, kamar mama papa dan kamar Ara, kamar tamu ada di bawa jadi papa mau bawa tante Febby ke kamar mana?"

Segala pertanyaan pertanyaan muncul di otak Ara, dan Ara ingin mendapat jawaban saat itu juga.

Untuk kita ketahui bersama Ara adalah seorang gadis yang sama seperti author keponya naujubilla, jika ia tidak mendapat jawaban maka ia tidak akan bisa tidur dengan tenang. Sehingga Ara memutuskan untuk naik ke atas menyusul Kian dan Febby di kamar, guna untuk mendapat jawaban dari pertanyaan pertanyaan  yang muncul di otaknya.

"Eh mau kemana Ra" Tanya Ken kepada Ara yang malah berputar menuju lantai atas

"Mau nanya Papa sama Tante Febby sekalian liat tante Febby tidur di mana, soalnya Kamar tamu itu bukan di lantai atas" Jelas Ara

"Oh ya udah ayok"

Sesampainya di lantai atas, Ara mendengar candaan antara Kian dan Febby di kamar Utama, yang menjadi tempat tidur Kian dan Nora, Yakni papa mama Ara

"Mereka ada di kamar sana Ra" ujar Ken yang juga mendengar suara ketawa ketawa dari Febby

"Itu kamar papa sama mama, kenapa tante Febby masuk ke situ?"

"Iya Ra, ayah bunda juga ngajar kalo gak boleh bawa orang asing masuk ke kamar, eh tapi Khan tante Febby teman papa kamu Ra jadi gak papa mungkin tante Febby masuk"

"Iya kali yah, tante Febby udah bukan orang asing lagi buat papa, jadi bisa deh di masukin ke kamar"

"Iya, yaudah ayok Ra kita lanjut main"

"Tapi Ara masih mau nanya sesuatu?"

"Nanti aja, kasian Om Kian dan tante Febby, capek banget kayaknya" ujar Ken membuat Ara mengurungkan niatnya

"Hm ya udah deh ahh, nanti aj" jawab Ara greget karena pertanyaannya belum  mendapat jawaban







ARA-KENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang